
Angin Segar Ditiup Wall Street, Tapi 2 Risiko Membayangi

Bursa saham Amerika Serikat (AS) berakhir menguat pada penutupan perdagangan Selasa (8/2/2022), di tengah antisipasi pasar akan kabar inflasi tinggi yang bakal diumumkan Kamis nanti.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 371,65 poin (+1,06%) ke 35.462,78. Sementara itu, S&P 500 bertambah 37,67 poin (+0,84%) ke 4.521,54 dan Nasdaq melompat 178,79 poin (+1,28%) ke 14.194,46.
Saham Harley-Davidson melesat hingga 15% setelah perseroan melaporkan laba bersih yang mengejutkan. Saham American Express melesat 3,3% dan JPMorgan menguat 1,9%. Sebaliknya, saham Pfizer anjlok 2,8% setelah melaporkan kinerja keuangan di bawah ekspektasi pasar,
"Indeks S&P 500 membalikkan koreksi setelah pelaku pasar di Wall Street beralih memburu saham material, teknologi, dan keuangan," tutur Edward Moya, analis pasar senior Oanda, dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.
Di tengah antisipasi inflasi, lanjut dia, pasar memburu saham teknologi dan keuangan yang memiliki nilai fundamental kuat di tengah kenaikan imbal hasil (yield) obligasi global yang terus menguat. Dus, saham di indkes S&P 500 yang menguat dan melemah membentuk rasio 2:1.
Sebanyak 300 konstituen indeks S&P 500 telah merilis neraca keuangan, di mana 75% merilis pendapatan yang melebihi ekspektasi pasar dan sebanyak 77% di antaranya mencetak laba bersih jauh di atas prediksi, jika mengacu ke data FactSet.
Saham Peloton melesat 25% setelah mengumumkan rencana pengurangan 2,800 pekerja sebagai bagian restrukturisasi menyusul pengunduran diri Direktur Utama John Foley. Emiten alat kebugaran interaktif ini akan merilis kinerja keuangannya hari ini setelah perdagangan ditutup.
Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun melompat menjadi 1,97%, menjadi level tertinggi sejak November 2019. Padahal, pada akhir 2021, imbal hasil obligasi yang menjadi acuan pasar tersebut hanya di angka 1,51%.
Pasar juga masih menunggu rilis data inflasi pada Kamis (10/2/2022) yang diproyeksikan akan menunjukkan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 7,2% secara tahunan (yoy) yang akan menjadi nilai tertinggi sejak 40 tahun.
Di sisi lain, neraca perdagangan AS per Desember dilaporkan mencetak defisit sebesar US$ 80,7 miliar, atau sedikit lebih baik dari ekspektasi ekonom dalam survei Dow Jones yang semula memperkirakan angka US$ 82,8 miliar.
Reli hari ini cukup untuk mengimpaskan koreksi indeks S&P 500 dan Nasdaq pada Senin kemarin sehingga keduanya kini sejajar dengan Dow Jones yang sepanjang pekan berjalan mencetak reli.
(ags/ags)