Newsletter

Menanti Petunjuk dari MH Thamrin, IHSG Lepas dari Zona Merah?

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
20 January 2022 06:41
Test Covid-19 di New York City, AS
Foto: Orang-orang mengantre untuk mengikuti tes COVID-19 di situs pengujian pop-up di New York City, AS (14/12/2021). (REUTERS/Brendan McDermid)

Seperti sebelumnya, perkembangan kasus Covid-19, terutama di Tanah Air, masih menjadi hal terus diperhatikan pelaku pasar. Pasalnya, apabila kasus Covid-19 kembali meninggi, maka akan berpotensi mengganggu proses pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung.

Pada Rabu kemarin, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengumumkan ada tambahan 1.745 kasus. Dus, total kasus konfirmasi mencapai 4.275.528 kasus.

Sejak awal tahun ini, memang telah terjadi tren kenaikan kasus harian Covid-19. Setidaknya sejak 11 Januari 2022, kasus harian Covid-19 tidak pernah lebih rendah dari 600 kasus.

Angka tersebut lebih tinggi tinimbang pertambahan kasus harian Covid-19 sepanjang Desember 2021, yang berada di rentang 92 - 311 kasus.

Terakhir kali angka kasus harian Covid-19 berada di atas 1.745 kasus (per Rabu kemarin) adalah pada sekitar 3 bulan lalu atau tepatnya 29 September 2021 (1.954 kasus).

Menanti Keputusan Suku Bunga

Selain itu, hari ini, investor juga akan menunggu hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang dimulai sejak Rabu kemarin. Adapun yang paling ditunggu pasar adalah soal keputusan suku bunga acuan BI.

BI sendiri diperkirakan masih mempertahankan suku bunga acuan bulan ini. Namun ke depan, kemungkinan MH Thamrin-lokasi gedung BI- bakal searah dengan tren kebijakan moneter global: menaikkan suku bunga acuan.

Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat dijadwalkan menggelar RDG edisi Januari 2022 pada 19-20 Januari 2022. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate bertahan di 3,5%. Seluruh institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus sepakat bulat, tidak ada yang mbalelo.

Jika sesuai ekspektasi, maka suku bunga acuan akan bertahan di 3,5% sejak Februari 2021 atau hampir setahun. Ini adalah suku bunga acuan terendah dalam sejarah Indonesia merdeka.

"Kami memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate tetap di 3,5%. BI sebelumnya memberi sinyal hanya akan mengubah sedikit posisi (stance) mereka dari pro-growth menjadi pro-stability," kata Nicholas Mapa, Ekonom ING.

Namun, tidak akan selamanya BI mempertahankan bunga acuan. Pelaku pasar memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate akan mulai naik pada pertengahan 2022.

"Saya memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate baru naik paling cepat Juni," ujar Tirta Citradi, Ekonom MNC Sekuritas.

Deretan Data Ekonomi Lainnya

Tidak hanya dari dalam negeri, sejumlah data ekonomi penting dari luar negeri juga akan menjadi santapan yang harus dicerna investor hari ini.

Pertama, pada pukul 06.50 WIB, Jepang akan merilis data neraca dagang per Desember 2021 yang diramal akan kembali defisit ¥ 784,1 miliar, dari bulan sebelumnya defisit ¥ 954,8 miliar.

Kedua, dari Negeri Kanguru Australia akan ada publikasi data tingkat pengangguran per Desember 2021 pada pukul 07.30 WIB. Konsensus pasar memprediksi, tingkat pengangguran Australia akan turun tipis menjadi 4,5% dari posisi November 4,6%, melanjutkan tren penurunan sejak awal Januari tahun lalu.



Ketiga, pada 08.15 WIB, China akan mengumumkan suku bunga kredit tenor 1 tahun (one-year loan prime rate/LPR) yang diramal akan tetap di level 3,8%.

Sebelumnya, pada Desember bank sentral China memangkas LPR 1 tahun sebesar 5 bps dari 3,85% ke posisi saat ini untuk pertama kalinya sejak April 2020, kala terjadi puncak pandemi virus corona (Covid-19) di negara itu.

Mengacu pada penjelasan Tradingeconomics, People's Bank of China (PBOC) pada 17 Agustus 2019, menetapkan Loan Prime Rate (LPR) sebagai tolok ukur atawa acuan pinjaman baru untuk pinjaman bank baru kepada rumah tangga dan bisnis, menggantikan suku bunga pinjaman satu tahun yang sebelumnya dijadikan acuan bank sentral Negeri Tirai Bambu tersebut.

Keempat, dari kawasan Uni Eropa bakal dirilis data laju inflasi tahunan final per Desember 2021 yang diprediksi akan naik 0,1% menjadi 5%.

Kelima, investor juga akan menyimak publikasi data klaim tunjangan pengangguran di AS per 15 Januari 2022.

Indikator rerata klaim tunjangan pengangguran empat mingguan diramal akan naik menjadi 217,25 ribu dibandingkan periode sebelumnya 210,75 ribu.

Sementara, data klaim tunjangan pengangguran awal per 15 Januari 2022 juga diperkirakan bakal bertambah 232 ribu tinimbang sebelumnya 230 ribu.

Keenam, pasar juga akan menunggu rilis data penjualan rumah (existing home sales) AS per Desember 2021. Konsensus pasar memprediksi, existing home sales di bulan terakhir 2021 sebesar 6,44 juta, lebih rendah dari November 6,46 juta.

 

Dikutip dari Investing, existing home sales mengukur perubahan-dalam hitungan yang disetahunkan-bangunan tempat tinggal yang ada yang terjual selama bulan sebelumnya. Data ini berguna untuk mengukur kekuatan pasar perumahan AS dan sekaligus menjadi indikator utama 'kesehatan' ekonomi secara keseluruhan.

Angka existing home sales yang lebih tinggi dari yang diharapkan dapat menjadi sentimen positif/bullish untuk dollar AS, dan begitu pula sebaliknya.

Singkatnya, existing-home alias rumah yang sudah ada, tidak seperti rumah baru, adalah rumah yang sebelumnya sudah dimiliki dan ditempati sebelum dipasarkan

(adf/adf)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular