
Alert! Wall Street Ambles Lagi, Waspada IHSG

Bursa Wall Street kembali tertekuk pada perdagangan kemarin, karena investor kembali khawatir setelah sekitar sepekan cenderung optimis. Investor kembali khawatir setelah pemerintah AS mencatatkan 800.000 orang tewas akibat virus corona (Covid-19).
Hal ini dapat mendorong adanya kembali pembatasan kegiatan masyarakat untuk memperlambat penyebaran, meskipun Presiden AS, Joe Biden telah menyerukan bahwa tidak ada pembatasan kembali kedepannya.
Sementara itu di Inggris pada Senin kemarin, Perdana Menteri (PM) Boris Johnson mengkonfirmasi bahwa setidaknya satu pasien yang terinfeksi varian Omicron telah meninggal di negara itu.
Kabar negatif tersebut terjadi setelah kabar baik seputar Omicron, di mana pakar penyakit menular terkemuka Gedung Putih, dr. Anthony Fauci menyebut suntikan booster Covid-19 sebagai "perawatan optimal", tetapi mengatakan definisi vaksinasi lengkap tidak akan berubah.
Peneliti Israel di Pusat Medis Sheba dan Laboratorium Virologi Pusat Kementerian Kesehatan AS menyimpulkan pada Sabtu (11/12/2021) bahwa dosis tiga kali vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19 efektif terhadap varian Omicron. Saham Pfizer pun melonjak 4,6%.
Selain kabar kurang baik dari AS yang melaporkan kematian akibat Covid-19 sebanyak 800 ribu orang. Inflasi yang kembali memanas juga menjadi perhatian pasar AS kemarin dan hal ini masih akan menjadi sentimen pasar global setidaknya pada pekan ini.
Inflasi Negeri Paman Sam dari sektor konsumen (Indeks Harga Konsumen/IHK) pada periode November 2021 yang dirilis Jumat (10/12/2021) pekan lalu melonjak menjadi 6,8% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Selain inflasi, pelaku pasar juga akan memantau rapat kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam pertemuan FOMC yang dimulai pada hari ini hingga Rabu (15/12/2021) waktu AS.
Dalam rapat FOMC kali ini, The Fed diprediksi berujung pada percepatan pengurangan pembelian obligasi di pasar sekunder (tapering) dan penguatan suku bunga acuan lebih cepat oleh bank sentral paling powerful di dunia tersebut.
Dari data ekonomi yang akan dirilis pada hari ini, investor akan mencermati rilis data inflasi AS dari sektor produsen (producer price index/PPI) periode November 2021.
Konsensus Tradingeconomics memperkirakan bahwa PPI Negeri Paman Sam pada periode bulan lalu akan kembali meningkat menjadi 9,2% secara tahunan (yoy), sedangkan secara bulanan (month-on-month/mom), PPI AS diperkirakan naik menjadi 0,6% pada bulan lalu.
PPI juga akan dipantau secara ketat oleh pasar pada hari ini, mengingat panasnya kembali inflasi dari sisi konsumen (IHK) periode November yang dirilis pada Jumat (10/12/2021) pekan lalu.
Sementara itu di kawasan Asia-Pasifik, data ekonomi yang akan dirilis pada hari ini yakni data harga ekspor-impor Korea Selatan periode November 2021, data indeks kepercayaan usaha National Australia Bank (NAB) periode November 2021, dan data produksi industrial Jepang periode Oktober 2021.
Sementara itu di Eropa, data ekonomi yang akan dirilis pada hari ini yakni data tingkat pengangguran Inggris periode November 2021 dan data produksi industrial Zona Euro pada Oktober 2021.
(chd/chd)