Polling CNBC Indonesia

Main Gimbot Bikin Pusing, PDB Dulu Gembrot Sekarang Langsing!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 November 2021 06:09
Suasana di salah satu mal di Jakarta
Foto: Suasana di salah satu mal di Jakarta. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Kebijakan ini bertujuan mulia, menyelamatkan nyawa rakyat Indonesia dari renggutan virus corona. Namun harga yang harus dibayar sama sekali tidak murah. Seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada kuartal II-2020, ekonomi Ibu Pertiwi 'mati suri'.

Sepanjang kuartal III-2021, aktivitas manufaktur yang diukur dengan Purchasing Managers' Index (PMI) rata-ratanya adalah 45,33. Turun dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 54,47.

PMI menggunakan angka 50 sebagai garis start. Jika di bawah 50, maka artinya dunia usaha berada di fase kontraksi, tidak ada ekspansi.

Tidak cuma dunia usaha, rumah tangga pun kesulitan karena lapangan kerja semakin sempit. Masyarakat menjadi tidak percaya diri dalam mengarungi 'samudera' ekonomi.

Sepanjang kuartal III-2021, rata-rata Indeks Keyakinan Konsumen ada di 84,33. Turun drastis dari kuartal sebelumnya yang mencapai 104,42.

IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Kalau angkanya masih di bawah 100, maka artinya konsumen tidak pede dalam memandang kondisi ekonomi saat ini hingga enam bulan mendatang.

PMI manufaktur mencerminkan geliat dunia usaha di sektor industri pengolahan, kontributor terbesar pembentukan PDB dari sisi lapangan usaha. Sedangkan IKK adalah gambaran konsumsi rumah tangga, penyumbang nomor satu pembentukan PDB dari sisi pengeluaran.

Jadi sudah jelas, PPKM Darurat telah menekan ekonomi dari dua sisi sekaligus yaitu pasokan dan permintaan. Tidak heran kalau hasilnya ekonomi Indonesia jadi lebih 'singset'.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular