Duh Ampun! Kasus Covid-19 Mereda, Ekonomi RI Masih Merana

News - MAIKEL JEFRIANDO, CNBC Indonesia
09 September 2021 11:08
Infografis: Indonesia Masuk Jurang Resesi, Terus Aku Kudu Piye? Foto: Infografis/Indonesia Masuk Jurang Resesi, Terus Aku Kudu Piye?/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus positif Covid-19 memang sudah mereda dibandingkan 2 bulan lalu. Akan tetapi ekonomi nasional yang baru lepas dari resesi kembali merana.

Direktur Treasury & International Banking PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Panji Irawan menilai penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) memang berdampak pada penurunan konsumsi masyarakat.

"Penerapan PPKM berdampak pada penurunan konsumsi masyarakat, Mandiri Spending Index, penurunan signifikan pada Juli, ini reasonable, masuk akal," ungkap Panji Irawan dalam konferensi pers, Kamis (9/9/2021).

Data Mandiri Spending Index memang menunjukkan penurunan belanja masyarakat hingga 6% di Agustus dibandingkan awal dimulainya PPKM darurat.

Di sisi lain, dari sisi data Covid-19, hingga Rabu kemarin (8/9/2021), berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kasus positif Covid hanya bertambah 6.731 atau lebih rendah dari hari sebelumnya. Jumlah kasus aktif kini mencapai 132.823 orang yang juga dalam tren penurunan.

Adapun data Indeks PMI manufaktur Indonesia naik ke level 43,7 pada Agustus 2021 dari level 40,1 di bulan Juli. Meskipun meningkat, kinerja manufaktur Indonesia masih dalam zona kontraksi akibat terdampak gelombang kedua COVID19.

Gangguan rantai pasokan akibat Covid-19 masih terjadi pada Agustus, selain adanya penurunan kinerja pemasok dan peningkatan tekanan harga.

Selanjutnya inflasi pada Agustus 2021 adalah 0,03% dibandingkan bulan sebelumnya (month-on-month/mtm). Dibandingkan Agustus 2020 (year-on-year/yoy), terjadi inflasi 1,59%.

Inflasi tipis tersebut dipengaruhi oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau justru mengalami deflasi sebesar 0,32% mtm.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah inflasi inti yang berisi barang dan jasa dengan harga persisten, bandel, susah naik-turun. Secara tahunan, inflasi inti adalah 1,31%, terendah dalam 3 bulan terakhir. Perlambatan laju inflasi inti menandakan penurunan daya beli sudah terkonfirmasi.

Data berikutnya yakni Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). Survei Konsumen yang digelar Bank Indonesia berujung pada IKK di level 77,3 atau turun dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya yang sebesar 80,2. IKK menggunakan angka 100 sebagai ambang batas.

Jika di bawah 100, maka artinya konsumen pesimistis memandang prospek perekonomian hingga 6 bulan mendatang.

Bila dilihat berdasarkan setor industri yang diukur dari penerimaan pajak, realisasinya masih cukup positif hingga Juli 2021. Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai PPKM menekan lagi tren positif yang sebelumnya ada.

"PPKM menekan lagi tren yang sudah membalik secara merata di semua sektor," ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers secara virtual beberapa waktu lalu

Sri Mulyani memperkirakan ekonomi pada kuartal III kembali melambat, namun tetap berada pada zona positif.

"Momentum bisa terjaga apabila pelaku ekonomi dan masyarakat bisa menjaga. Kita harap berada di range 4-5,7% untuk kuartal III ini," jelasnya.

Bahkan, lanjut Sri Muyani, realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 bisa menyentuh batas atas proyeksi itu. Syaratnya, Indonesia harus mampu mengendalikan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) terutama varian delta yang lebih mudah menular dari sebelumnya.

"Ini adalah tantangan. Kita bisa ke upper end kalau delta variant bisa dikendalikan dan ekonomi bisa berjalan normal kembali," katanya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Aktivitas Ekonomi Dibuka, Kepercayaan Konsumen Mulai Pulih


(mij/mij)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading