Newsletter

Semua Pantau Harga Minyak, Level US$ 90/Barel Kian Dekat!

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
27 October 2021 06:15
INFOGRAFIS, Minyak Jawara Komoditas
Foto: Infografis/Minyak jadi Jawara KomoditasEdward Ricardo

Harga minyak mentah dunia menguat ke level tertingginya sejak 2014, menyusul penurunan pasokan global dan kuatnya permintaan di Amerika Serikat (AS) selaku konsumen utama energi dunia tersebut.

Kenaikan harga terjadi jelang rilis laporan inventori minyak AS versi American Petroleum Institute (API), dan versi Energy Information Administration (EIA). Analis sejauh ini memperkirakan inventori minyak AS akan mencapai 1,9 juta barel.

Harga kontrak berjangka (futures) minyak jenis Brent naik 0,5% ke level US$ 86,4 per barel, sementara minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) lompat 1,1%, menjadi US$ 84,65 per barel. Itu adalah level harga tertinggi sejak Oktober 2014.

"Kendala pasokan energi belum akan berakhir, sehingga kami memperkirakan harga minyak masih akan naik hingga November dan Desember karena suplai terhitung lebih sedikit dibanding permintaan dan OPEC+ tak mengubah sikap," tutur Louise Dickson, analis pasar senior Rystad Energy seperti dikutip Reuters.

Organisasai Negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) dan sekutunya Rusia saat ini menaikkan produksi sebesar 400.000 barels per hari (bph) tiap bulan, tapi menolak memenuhi seruan untuk mempercepat laju kenaikan tersebut.

Dari China, sentimen negatif muncul setelah satu lagi perusahaan properti kesulitan membayar kewajibannya, menyusul Evergrande Group, Fantasia Holdings dan Sinic Holdings, yakni Modern Land.

Reuters mengabarkan bahwa emiten bursa Hong Kong tersebut telah melewatkan pembayaran kupon obligasi, menambah kekhawatiran tentang dampak yang lebih luas dari krisis utang di sektor properti China.

Pekan lalu Modern Land telah menyatakan akan menunda pembayaran bunga obligasi yang jatuh tempo Senin, 25 Oktober kemarin dan akan membayar sebagian darinya senilai US$ 250 juta atau setara dengan Rp 3,62 triliun dalam 3 bulan ke depan.

Otoritas China dikabarkan akan bertemu dengan perusahaan-perusahaan properti yang memiliki beban utang dalam mata uang dolar AS yang menggunung, untuk mengukur kemampuan mereka dalam membayarkan kewajibannya, di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang likuiditas.

Dari Amerika Serikat (AS) kabar positif masih bersumber dari rilis kinerja keuangan. Alphabet, induk usaha Google, mencetak laba bersih per saham (earning per sahare/EPS) kuartal III-2021 sebesar US$27,99/unit yang melampaui estimasi pasar sebesar US$23,5/saham.

Namun, sahamnya terkoreksi 2% di sesi pra-pembukaan pagi ini waktu Indonesia akibat aksi ambil untung menyusul reli sepanjang tahun ini yang telah mencapai 58% atau dua kali lipat lebih dari penguatan indeks S&P 500.

Microsoft juga mencetak kinerja positif, dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 22% dan laba bersih yang melampaui ekspektasi pasar. Demikian juga dengan AMD yang penjualannya lompat 54% berkat tingginya permintaan konsol gim dan pemroses grafik di komputer.

(ags/ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular