Update Polling CNBC Indonesia

Inflasi Diramal Cuma 0,01%, Daya Beli Rakyat Lesu?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 September 2021 10:05
Ilustrasi Pertamax Turbo
Foto: Ilustrasi Pertamax Turbo (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Namun, ancaman inflasi sepertinya bukan tidak ada sama sekali. Apalagi saat ini harga komoditas di pasar dunia sedang naik tajam.

Misalnya harga minyak dunia. Harga minyak jenis brent dalam sepekan terakhir naik 3,03% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga melonjak 8,66%.

Merespons kenaikan harga minyak dunia, harga jual bahan bakar minyak (BBM) domestik pun disesuaikan, meski tidak untuk seluruh jenis. Pada 18 September 2021, Pertamax Turbo dan Pertamina Dex naik harga masing-masing 24,87% dan 9,31%.

Demikian pula harga komoditas pertanian yang banyak diimpor Indonesia, seperti kapas. Dalam sebulan terakhir, harga kapas naik 1,33%. Kapas adalah bahan baku utama untuk pembuatan produk sandang, yang punya andil cukup besar dalam pembentukan inflasi.

Akan tetapi, dunia usaha menghadapi dilema. Di satu sisi ada kenaikan biaya produksi karena lonjakan harga bahan baku. Namun di sisi lain, permintaan masih terbatas karena aktivitas dan mobilitas yang belum sepenuhnya pulih seperti sebelum pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).

Ini bisa membuat dunia usaha tidak punya banyak ruang untuk menaikkan harga. Akumulasi jual rugi semacam ini tentu tidak sehat, keuangan perusahaan bakal terancam.

Saat korporasi harus melakukan efisiensi demi bertahan hidup, maka opsi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau merumahkan karyawan adalah salah satu jalannya. Jika ini terjadi (amit-amit), maka permintaan akan semakin lemah. Lingkaran setan ini harus segera diputus.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular