
Wall Street Berhasil Reli Lagi, IHSG Siap Rebound?

Seperti kemarin, hari ini sentimen utama yang bisa menjadi katalis pasar datang dari eksternal.
Pertama, pada pukul 03.30 WIB, grup industri American Petroleum Institute (API) akan merilis data perubahan persediaan minyak mentah AS per 20 Agustus 2021.
Menurut data API, Stok minyak mentah di Amerika Serikat turun 1,163 juta barel dalam pekan yang berakhir pada 13 Agustus lalu, menyusul penurunan 0,816 juta pada pekan sebelumnya, dan menandai penurunan mingguan keempat berturut-turut.
Kedua, bakal ada data dari Negeri Ginseng Korea Selatan (Korsel) soal indeks keyakinan usaha per Agustus 2021 pada 04.00 WIB. Sebelumnya, keyakinan usaha di Korsel turun menjadi 97 poin pada Juli dari 98 poin pada Juni 2021.
Tradingeconomics meramal, indeks keyakinan usaha Korsel akan kembali turun ke posisi 92.
Sebelumnya, pada Selasa (24/8) pagi tadi waktu Indonesia, survei Bank of Korea merilis indeks kepercayaan konsumen di Korsel, yang tercatat sedikit menurun pada bulan Agustus dengan skor 102, turun dari posisi 103,2 pada bulan Juli.
Ketiga, pukul 15.00 WIB, Ifo Institute akan merilis indikator Iklim Bisnis Ifo Jerman pada Agustus 2021. Sebelumnya, indeks ini turun menjadi 100,8 pada Juli 2021, dari posisi tertinggi selama dua setengah tahun pada Juni di 101,7. Konsensus pasar meramal indikator Iklim Bisnis Jerman pada bulan ini turun menjadi 100,4.
Keempat, dari Negeri Paman Sam akan ada dua rilis data penting. Pertama, terkait data pesanan barang tahan lama (durable goods), item mulai dari pemanggang roti hingga pesawat yang bisa awet sampai tiga tahun atau lebih, per Juli yang akan dirilis pada 19.30 WIB.
Konsensus pasar sepakat, data pesanan durable goods AS akan terkontraksi menjadi 0,2% dari posisi Juni 0,8%.
Data kedua, yakni terkait rilis data minyak oleh badan statistik Departemen Energi AS, Energy Information Administration (EIA), pada 21.30 WIB.
Melansir Reuters, persediaan minyak mentah dan bensin AS kemungkinan menurun pada periode 20 Agustus 2021, sementara persediaan sulingan diperkirakan meningkat.
Lima analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan, rata-rata stok minyak mentah turun sekitar 2,4 juta barel dalam seminggu hingga 20 Agustus.
Sebelumnya, persediaan minyak mentah turun 3,2 juta barel dalam seminggu hingga tanggal 13 Agustus menjadi 435,5 juta barel, melebihi perkiraan pasar sebesar 1,1 juta barel. Persediaan minyak mentah berada di level terendah sejak Januari 2020.
Sementara, persediaan bensin AS naik 0,696 juta barel pada 13 Agustus, menyusul penurunan 1,4 juta pada periode sebelumnya.
Selain rilis data ekonomi tersebut, pelaku pasar juga masih akan terus mengamati terkait situasi terkini di Afghanistan pasca-Taliban berhasil menguasai wilayah tersebut serta perkembangan kasus Covid-19, seperti di AS.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan data perubahan uang beredar per Juli 2021. Pertumbuhan uang beredar menunjukkan likuiditas perekonomian yang meningkat.
Sebelumnya, pada Juni 2021, uang beredar dalam arti sempit (M1) tumbuh 17,0% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 1.915,5 triliun dan uang berada dalam arti luas (M2) meningkat 11,4% (yoy) ke Rp 7.119,6 triliun pada Juni 2021.
Menurut penjelasan BI pada 22 Juli lalu, pertumbuhan uang beredar selama Juni terutama ditopang ekspansi otoritas yang meningkat dan kredit perbankan yang mulai positif.
"Ke depan, membaiknya aktivitas kredit diharapkan dapat lebih meningkatkan peran ekspansi likuiditas dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui kecepatan perputaran uang di ekonomi (velositas)," jelas BI, dikutip CNBC Indonesia, Rabu (25/8).
Sementara, kasus Covid-19 di Indonesia kembali naik tinggi, setelah per Selasa (24/8) pemerintah mulai memperlonggar kebijakan PPKM di sejumlah daerah Indonesia, termasuk Jabodetabek. Akumulasi kasus Covid-19 di RI pada Selasa juga menembus 4 juta kasus.
Kementerian Kesehatan mencatat pada Selasa (24/8/) kasus Covid-19 bertambah 19.106 orang, naik tinggi dibandingkan sehari sebelumnya yang tercatat 9.604 kasus. Hal ini membuat total kasus Covid-19 pada Selasa kemarin menembus 4 juta kasus, tepatnya 4.008.166 kasus.
Kabar baiknya, pasien sembuh juga terus bertambah 35.082 orang dan jauh lebih banyak dibandingkan kasus baru. Dengan begitu, pasien yang telah sembuh dari penyakit ini mencapai 3,606 juta orang.
Sayangnya, kasus kematian masih terus bertambah seiring dengan kasus baru yang terus bertambah. Per Selasa, angka kematian bertambah 1.038 orang, sehingga totalnya 128.252 orang. Angka ini meningkat dibandingkan Senin yang tercatat 842 kasus.
(adf/adf)