
Pekan Lalu Loyo, Minggu Ini IHSG Bisa 'Balas Dendam'?

Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada perdagangan Jumat (20/8) waktu setempat. Sepertinya kekhawatiran akan pengetatan kebijakan (tapering off) mulai mereda.
Tiga indeks utama di bursa saham New York finis di jalur hijau. Dow Jones Industrial Average (DJIA), S&P 500, dan Nasdaq Composite naik masing-masing 0,65%, 0,81%, dan 1,19%.
Namun dalam sepekan, ketiganya loyo. Dow Jones ambles 1,1%, S&P 500 turun 0,60%, dan Nasdaq Composite terkoreksi 0,7%.
"Pada awal pekan ini, pelaku pasar melakukan penyesuaian terhadap portofolio mereka mengantisipasi rilis dari The Fed (The Federal Reserve, bank sentral AS). Saat rilis itu keluar, investor menerapkan sikap 'sell the rumor, buy the news'," kata Matthew Keator, Managing Partner di Keator Group yang berbasis di Massachusetts, seperti dikutip dari Reuters.
Pada Kamis dini hari waktu Indonesia, The Fed merilis notula rapat (minutes of meeting) edisi Juli 2021. Dalam rapat tersebut, terungkap bahwa bukan tidak mungkin Ketua Jerome 'Jay' Powell dan kolega akan segera mengurangi pembelian aset (quantitative easing) yang sekarang bernilai US$ 120 miliar per bulan.
Kepanikan melanda pasar begitu notula ini keluar. Investor memborong dolar AS, sebagai antisipasi pasokan mata uang Negeri Paman Sam bakal tidak melimpah lagi begitu The Fed mengurangi quantitative easing. Instrumen lain ditinggalkan, termasuk saham, yang membuat Wall Street 'terbakar'.
Namun kini situasi sudah lebih tenang. Apalagi dengan harga saham yang sudah murah, investor pun berbalik melakukan aksi borong.
Saham-saham teknologi sepertinya jadi incaran utama. Harga saham Facebook naik 1,19%, Apple melesat 1,01%, dan Alphabet (induk usaha Google) melonjak 1,29%.
Ke depan, sentimen yang akan menentukan gerak Wall Street masih seputar dinamika The Fed. Pada 27 Agustus 2021, The Fed akan menggelar simposium tahunan Jackson Hole. Namun pertemuan dengan para pelaku ekonomi dilakukan secara virtual, mengingat pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang mengganas di Negeri Adidaya.
"Kita sudah melihat setiap tahunnya bahwa Simposium Jackson Hole menjadi pusat perhatian. Tahun ini tidak berbeda, bahkan lebih menarik perhatian karena The Fed mungkin akan menggunakan kesempatan ini untuk mengomunikasikan arah kebijakan mereka kepada para pelaku ekonomi," tambah Keator.
(adf/adf)