
Wall Street Menghijau, Akankah IHSG Menguat Lagi?

Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa saham Wall Street kompak ditutup menguat pada perdagangan Kamis (12/8/2021) waktu setempat, setelah data pengangguran menunjukkan arah pemulihan di tengah moderatnya pertumbuhan harga dari sisi produsen.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup naik tipis 0,04% ke level 35.499,85, sedangkan S&P 500 menguat 0,3% ke level 4.460,83 dan kembali mencetak rekor terbaru, serta Nasdaq Composite bertambah 0,35% ke posisi 14.816,26.
Di indeks S&P, sektor perawatan kesehatan dan teknologi mengungguli indeks pada perdagangan kemarin, dengan kenaikan masing-masing sekitar 0,8% dan 0,6%. Sementara saham energi, industri, dan material tertinggal.
Sedangkan di indeks Dow Jones, Salesforce dan Apple adalah saham dengan kinerja terbaik di indeks tersebut, sementara Home Depot dan Visa tergelincir.
"Meskipun permukaannya relatif tenang, ada beberapa putaran lagi di bawah permukaan S&P 500 hari ini," tulis analis Goldman Sachs, Chris Hussey, dikutip dari CNBC International.
"Sektor Industri, Material, dan Energi semuanya memimpin S&P 500 melalui beberapa sesi terakhir, sebagian didukung oleh harapan untuk peningkatan belanja infrastruktur, tetapi nyatanya malah berkinerja terburuk hari ini, sebaliknya, kami melihat rotasi kembali ke saham berdurasi panjang, termasuk Teknologi, Layanan Kesehatan, dan Layanan Komunikasi." tambahnya.
Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim tunjangan pengangguran baru pekan lalu berada di angka 375.000, atau sama seperti estimasi ekonom dalam polling Dow Jones yang memperkirakan angka 375.000. Angka itu juga lebih baik jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya yakni 385.000.
Adapun untuk indeks harga produsen (producer price index/PPI) per Juli berada di angka 0,9% (bulanan) atau sedikit lebih tinggi dari proyeksi ekonom yang memperkirakan angka 0,6%. Posisi itu masih lebih rendah dari capaian Juni sebesar 1%.
Data terbaru dari PPI datang sehari setelah Departemen Tenaga Kerja mengatakan harga konsumen melonjak 5,4% dari tahun sebelumnya, untuk bulan Juli, dan 0,5% dari bulan sebelumnya. Sedangkan inflasi inti hanya naik hanya 0,3% pada bulan Juli, di bawah perkiraan pasar yang memperkirakan kenaikan 0,4%.
"Inflasi setidaknya telah berhenti, baik data utama maupun core figure, angka bulanan dan tahunan stabil atau turun dari bulan lalu. Berdasarkan data itu, inflasi tentu tidak dalam peningkatan yang tak terbendung." kata Brad McMillan, kepala investasi di Commonwealth Financial Network, kepada CNBC International.
"Cerita inflasi ini lebih pada komponen tertentu, dan bukannya kenaikan harga secara umum, dan bahkan komponen-komponen tersebut menunjukkan sinyal sudah mencapai puncaknya," tambah McMillan.
Sementara itu, imbal hasil (yield) obligasi tenor 10 tahun yang menjadi acuan pasar menguat 0,2 basis poin (bp) menjadi 1,361%, setelah kemarin melemah merespons stabilnya angka inflasi.
Saham perbankan pun menguat seperti Goldman Sachs (+0,27%), Bank of America (+0,48%) dan JPMorgan (+0,39%).
Saham Micron ditutup 6,3% lebih rendah, setelah Morgan Stanley memperkirakan perlambatan di pasar chip memori dan menurunkan peringkat saham produsen chip.
Sementara itu, saham Disney naik 0,7%, setelah saham raksasa taman wisata dan hiburan tersebut merilis kinerja keuangannya pada kuartal II-2021. Perusahaan mengalahkan angka perkiraan pada laba dan pendapatan.
(chd/chd)