Newsletter

PPKM Diperpanjang Lagi, Bagaimana Pasar Hari Ini?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
10 August 2021 06:11
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia ditutup beragam pada perdagangan Senin (9/8/2021) kemarin, di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah dan imbal hasil obligasi pemerintah ditutup menguat, sedangkan rupiah masih mampu menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS).

IHSG pada perdagangan kemarin kembali ditutup ambruk 1,22% ke level level 6.127,46. IHSG sempat bergerak menguat tipis-tipis pada perdagangan sesi I kemarin. Namun setelah sesi kedua dibuka, IHSG tak mampu kembali ke zona hijau dan kembali ke level psikologis 6.100.

Data perdagangan mencatat nilai transaksi hari ini kembali naik menjadi Rp 20,4 triliun. Terpantau, investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 727 miliar di pasar reguler. Sebanyak 157 saham naik, 357 saham turun dan 142 lainnya stagnan.

Dari bursa Asia, pada perdagangan kemarin mayoritas ditutup menguat. Namun sayangnya, IHSG menjadi yang terburuk di Asia pada perdagangan kemarin. Selain IHSG, indeks KOSPI Korea Selatan dan indeks Weighted Taiwan juga berakhir melemah pada perdagangan kemarin.

Sementara untuk pasar saham Jepang dan Singapura pada perdagangan kemarin tidak dibuka karena sedang libur nasional. Berikut pergerakan IHSG dan bursa Asia pada perdagangan kemarin.

Sedangkan untuk mata uang Garuda pada perdagangan kemarin ditutup melemah tipis melawan dolar AS pada perdagangan Senin kemarin. Tetapi rupiah bisa dikatakan cukup kuat menahan tekanan dolar AS, sebab pelemahannya tipis-tipis saja.

Melansir data Refintiv, rupiah membuka perdagangan dengan melemah tipis 0,07% ke Rp 14.360/US$. Setelahnya, rupiah sempat stagnan di Rp 14.350/US$, sebelum melemah 0,24% ke Rp 14.385/US$ dan berakhir sama seperti pada pembukaan, yakni melemah 0,07% ke Rp 14.360/US$.

Sementara di kurs tengah BI atau Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah berada di Rp 14.378 atau turun tipis 0,06% dibandingkan posisi akhir pekan lalu. Namun rupiah tidak sendirian, karena mayoritas mata uang Asia juga cenderung melemah tipis di hadapan dolar AS.

Hingga penutupan pasar Senin kemarin, hanya yuan China, yen Jepang, peso Filipina, baht Thailand, dan dolar Taiwan yang mampu menguat dihadapan sang greenback. Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia pada Senin:

Sementara itu, pergerakan harga SBN pada perdagangan kemarin terpantau melemah, ditandai dengan naiknya imbal hasil (yield). Investor kembali melepas SBN pada perdagangan kemarin.

Hanya yield SBN bertenor 1 tahun yang mengalami penurunan pada perdagangan kemarin, yakni turun 5,5 basis poin (bp) ke level 3,092%. Sementara itu, yield SBN dengan tenor 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi pemerintah kembali naik sebesar 5,6 bp ke level 6,344%.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga kenaikan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Berikut pergerakan yield SBN acuan pada perdagangan Senin (9/8/2021).

Sementara itu dari perkembangan pandemi virus corona (Covid-19) di RI, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat pada Minggu (8/8/2021), ada sebanyak 26.415 orang kasus baru. Dengan begitu total kasus Covid-19 di Indonesia sepanjang pandemi mencapai 3,66 juta orang.

Kabar baiknya, pasien sembuh juga terus meningkat dan sempat mencapai rekor pada, Jumat (6/8/2021), sebanyak lebih dari 48 ribu. Hari ini pasien sembuh bertambah 48.508 orang, sehingga totalnya 3,084 juta orang. Jumlah pasien sembuh hari ini pun melampaui kasus baru.

Sementara kasus kematian hingga kini masih tinggi dengan penambahan 1.498 orang, dan totalnya 107.096 orang. Kasus aktif atau pasien yang membutuhkan perawatan pun saat ini masih tinggi sebanyak 474.233 orang.

Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa saham Wall Street kembali ditutup beragam dengan mayoritas melemah pada perdagangan Senin (9/8/2021) waktu setempat, di tengah kekhawatiran investor tentang pertumbuhan global, setelah rata-rata 30 saham mencatat rekor penutupan pada Jumat (6/8/2021) pekan lalu.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melemah 0,3% ke level 35.101,85 dan S&P 500 turun tipis 0,09% ke level 4.432,35. Sedangkan untuk indeks yang berisikan saham teknologi AS, Nasdaq Composite menguat 0,16% ke posisi 14.860,18.

Harga minyak turun pada perdagangan kemarin dan membentuk kerugian pada pekan lalu, karena meningkatnya kasus virus corona (Covid-19) yang menyebabkan kekhawatiran akan perlambatan permintaan.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) ambles % ke level harga US$ 65,15, level terendahnya sejak Mei. Sementara untuk minyak jenis Brent yang menjadi acuan Eropa ambrol 2,35% ke level US$ 69.04.

Amblesnya harga minyak acuan dunia membuat saham energi, terutama di sektor migas AS juga ikut ditutup ambruk, dengan Energy Select Sector SPDR ETF merosot 1,3%.

Sementara untuk saham Exxon Mobil dan Chevron masing-masing terkoreksi 1,2% dan 1,7%, dan Diamondback Energy tergelincir 3,5%.

Selain saham migas AS, saham-saham yang terkait dengan pemulihan ekonomi, seperti pelayaran dan maskapai penerbangan, juga ditutup ambles pada Senin kemarin.

Norwegian Cruise Line turun hampir 1%, setelah hakim federal memutuskan bahwa jalur pelayaran dapat meminta penumpang untuk bukti vaksinasi Covid-19 sebagai syarat perjalanan, Carnival dan Royal Caribbean juga kehilangan lebih dari 1%, serta American Airlines dan United Airlines masing-masing turun 2,2% dan 2,5%.

Sebaliknya, saham Tesla melesat 2,1%, setelah firma keuangan Jefferies menaikkan peringkat saham tersebut menjadi beli dan memprediksi penguatan sebesar lebih dari 20% dalam 12 bulan ke depan.

Saham Berkshire Hathaway menguat 0,6%, setelah laba operasional kuartal II-2021 melompat 21% secara tahunan menjadi US$ 6,7 miliar berkat pembukaan kembali ekonomi.

Sementara itu, musim rilis laporan keuangan kuartal II-2021 berlanjut pekan ini, dengan perusahaan termasuk Tyson Foods, AMC Entertainment, Coinbase, Lordstown Motors, Bumble, Palantir, Disney, Airbnb, dan DoorDash.

Dari data ketenagakerjaan AS, jumlah lowongan pekerjaan tercatat lebih tinggi pada Juni tahun ini, yakni mencapai 10,1 juta, menurut laporan JOLTS Departemen Tenaga Kerja yang dirilis Senin.

Hal Ini lebih baik dari perkiraan ekonom di polling Dow Jones yang memperkirakan ada 9,1 juta lowongan pekerjaan baru di AS pada Juni 2021.

Sementara itu pada pekan lalu, Data Departemen Tenaga Kerja menunjukkan ekonomi AS menyerap 943.000 orang pekerja baru per Juli, jauh lebih baik dari estimasi ekonom di polling Dow Jones yang mengekspektasikan angka 845.000. Angka pengangguran anjlok ke 5,4% atau lebih baik dari estimasi pasar (5,7%).

Saat ini investor sedang menanti rilis data inflasi AS yang akan dirilis pada pekan ini. Indeks harga konsumen (IHK) dan indeks harga produsen (PPI) dijadwalkan akan dirilis pada Rabu dan Kamis mendatang.

Pelaku pasar perlu mencermati beberapa sentimen, di mana yang pertama tentunya terkait dengan beragamnya bursa Wall Street pada perdagangan kemarin. Secara mayoritas, Wall Street ditutup melemah.

Harga minyak mentah dunia yang ambles juga turut membebani Wall Street pada perdagangan kemarin, karena hal itu berimbas ke saham-saham migas di AS.

Selain itu, melonjaknya kembali kasus Covid-19 di AS juga memperberat indeks utama Dow Jones dan S&P 500 pada perdagangan kemarin, di mana lonjakan kasus Covid-19 AS membuat saham-saham pelayaran dan maskapai kembali terpuruk.

Data ketenagakerjaan di AS juga perlu dicermati oleh pelaku pasar, di mana Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan sebanyak 10,1 juta lowongan pekerjaan baru tercatat pada bulan Juni lalu.

Selain data ketenagakerjaan AS, saat ini investor di global sedang menanti rilis data inflasi AS yang akan dirilis pada pekan ini. Indeks harga konsumen (IHK) dan indeks harga produsen (PPI) dijadwalkan akan dirilis pada Rabu dan Kamis mendatang.

Sementara itu dari dalam negeri, investor akan mengamati rilis data penjualan ritel Indonesia untuk periode Juni 2021, di mana Reuters memperkirakan penjualan ritel RI akan turun menjadi 10% pada Juni 2021.

Masih dari dalam negeri, Pemerintah telah memutuskan untuk memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 hingga 16 Agustus 2021, terkhusus untuk wilayah Jawa dan Bali.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) dalam keterangan persnya yang disiarkan secara virtual, Senin.

Luhut mengatakan, penurunan terjadi sebesar 59,6% dari puncak kasus di 21 Juli 2021.

"Momentum ini harus dijaga. Untuk itu atas arahan Presiden RI PPKM Level 4, Level 3 dan Level 2 diperpanjang sampai 16 Agustus 2021," papar Luhut.

Sedangkan untuk wilayah di luar Jawa dan Bali, Beberapa daerah yang memberlakukan PPKM Level 4 akan diperpanjang selama dua pekan, yakni hingga 23 Agustus mendatang.

"Sesuai arahan Presiden, khusus di luar Jawa Bali akan diberlakukan perpanjangan 2 minggu anggal 10 - 23 Agustus," ungkap Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers kemarin.

Dalam sepekan terakhir penerapan PPKM Level 4 tercatat pasien sembuh bertambah 226.656 orang, jauh lebih banyak dibandingkan kasus harian yang bertambah 199.220 kasus.

Meski demikian, kasus kematian juga masih terus bertambah seiring peningkatan kasus baru. Kemarin, ada tambahan 1.475 kasus, sehingga totalnya 108.571 orang.

Dalam sepekan terakhir yakni 2-7 Agustus 2021, jumlah kasus meninggal bertambah 9.875 orang, artinya ada lebih dari 1.600 orang yang meninggal setiap harinya karena penyakit ini. Sementara kasus aktif mengalami penurunan di angka 448.508 orang.

Walaupun kembali diperpanjang, namun pemerintah mulai memperlonggar kebijakan terkait PPKM Level 4 yang akan berlangsung selama sepekan lagi di Jawa dan Bali.

Sejalan dengan itu, terdapat dua road map yang akan disesuaikan, yaitu sektor pusat perbelanjaan dan mal dan industri esensial yang berbasis ekspor dan industri penunjangnya.

"Pemerintah akan melakukan uji coba pembukaan secara gradual untuk mal, pusat perbelanjaan di (daerah) level 4 dengan memperhatikan implementasi protokol kesehatan," ujar dalam taklimat media.

Menurut dia, uji coba pembukaan pusat perbelanjaan dan mal akan dilakukan di Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya dengan kapasitas pengunjung 25%. Uji coba berlangsung sepekan ke depan dengan protokol kesehatan yang ketat.

"Hanya mereka yang sudah di vaksinasi dapat masuk ke mal dan harus menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Anak di bawah 12 tahun dan orang tua di atas 70 tahun akan dilarang masuk mal, pusat perbelanjaan sementara ini," kata Luhut.

Selain pusat perbelanjaan dan mal, rumah ibadah juga sudah mulai dibuka kembali.

"Penyesuaian juga terhadap tempat ibadah di PPKM level 4, yakni dibuka dengan kapasitas 25% atau maksimal 20 orang," ujar Luhut.

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  1. Rilis data transaksi berjalan Jepang periode Juni 2021 (06:50 WIB),
  2. Rilis data pertumbuhan kredit Jepang periode Juli 2021 (06:50 WIB),
  3. Rilis data penjualan ritel Indonesia periode Juni 2021 (10:00 WIB),
  4. Rilis data cadangan devisa Singapura periode Juli 2021 (16:00 WIB),
  5. Rilis data produktivitas kerja non-pertanian Amerika Serikat kuartal II-2021 (19:30 WIB).

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

Indikator

Tingkat

Pertumbuhan Ekonomi (Q2-2021 YoY)

7,07%

Inflasi (Juli 2021, YoY)

1,52%

BI-7 Day Reverse Repo Rate (Juli 2021)

3,5%

Surplus/Defisit Anggaran (APBN 2021)

-5,17% PDB

Surplus/Defisit Transaksi Berjalan (Q1-2021)

-0,4% PDB

Surplus/Defisit Neraca Pembayaran Indonesia (Q1-2020)

US$ 4,1 miliar

Cadangan Devisa (Juli 2021)

US$ 137,3 miliar

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd) Next Article Hari Penentuan Tiba: AS Akan Buat Dunia Menangis atau Ketawa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular