Polling CNBC Indonesia

Merdeka, Bung! Indonesia Tak Lagi 'Dijajah' Resesi

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 August 2021 11:10
Penyekatan PPKM Darurat di Lenteng Agung, Jakarta, Senin (5/7/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Penyekatan PPKM Darurat di Lenteng Agung, Jakarta, Senin (5/7/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Namun, kuartal II-2021 sejatinya sudah berlalu. Kita sedang menatap data berjenis kelamin lagging indicator. Peristiwa yang sudah terjadi, sudah basi karena madingnya sudah terbit.

Indonesia memang kemungkinan besar sudah bebas dari resesi. Akan tetapi, bagaimana prospek ke depan? Mungkinkah resesi kumat lagi?

Tirta Citradi, Ekonom MNC Sekuritas, menilai jalan ke depan akan berliku dan berbatu. Soalnya, pandemi virus corona yang sempat terkendali sekarang 'menggila' lagi. Kehadiran virus corona varian delta yang lebih menular membuat kasus positif meningkat tajam.

Sepanjang kuartal II-2021, rata-rata pasien positif corona di Indonesia bertambah 7.325 orang per hari. Pada bulan pertama kuartal III-2021 saja, penambahan pasien positif rata-rata 39.803 orang dalam sehari. Lonjakan yang luar biasa.

corona

Oleh karena itu, Presiden Jokowi kembali mengetatkan aktivitas dan mobilitas masyarakat. Namanya bukan lagi PSBB, tetapi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang kemudian diubah menjadi PPKM Level 4.

Meski beda nama, tetapi aturan mainnya hampir sama. Pekerja di sektor non-esensial dan non-kritikal wajib 100% bekerja dari rumah (work from home). Kegiatan belajar-mengajar kembali dilakukan dari jarak jauh setelah sempat ada uji coba pembelajaran tatap muka.

Restoran dan warung makan juga tidak boleh melayani pengunjung yang makan-minum di tempat. Pusat perbelanjaan pun harus berhenti beroperasi untuk sementara.

"Lonjakan kasus positif akibat penyebaran virus corona varian delta menjadi kekhawatiran utama yang membuat prospek ekonomi Indonesia melenceng signifikan. Ini karena pemerintah memberlakukan PPKM Darurat di Jawa-Bali yang menyumbang 60% dalam pembentukan PDB nasional," tulis Tirta dalam risetnya.

Dampak PPKM terhadap perekonomian sudah terasa. IHS Markit mengumumkan aktivitas manufaktur yang diukur dengan Purchasing Managers' Index (PMI) Indonesia pada Juli 2021 adalah 40,1. Anjlok dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 53,5 sekaligus menjadi yang terendah sejak Juni tahun lalu.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Kalau sudah di bawah 50, artinya dunia usaha sedang dalam fase kontraksi, tidak berekspansi. Juli 2021 menjadi kali pertama dalam sembilan bulan PMI manufaktur Indonesia terjerumus ke zona kontraksi.

Padahal sektor manufaktur adalah penyumbang terbesar dalam pembentukan PDB dari sisi lapangan usaha. Masalah di industri manufaktur akan membebani perekonomian nasional secara keseluruhan.

"Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2021. Kami juga menurunkan perkiraan dari 4,18% yoy menjadi 3,76% yoy," tambah Tirta.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular