Newsletter

Sektor Manufaktur Bikin Gembira, IHSG-Rupiah Siap Berjaya!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
02 June 2021 06:18
Kapal Ekspor Manufaktur Indonesia Siap Berangkat ke AS
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Wall Street yang mendatar pada perdagangan Selasa waktu setempat tentunya menunjukkan kurangnya gairah di pasar saham terbesar di dunia tersebut. Tetapi jika sentimen pelaku pasar di luar negeri sedang bagus. Bursa saham Eropa kemarin membukukan penguatan tajam setelah sektor manufakturnya menunjukkan rekor ekspansi tertinggi sepanjang sejarah.

IHS Markit melaporkan aktivitas manufaktur yang dicerminkan dengan Purchasing Managers' Index (PMI) zona euro bulan Mei naik menjadi 63,1 dari bulan sebelumnya 62,9. Angka indeks di bulan Mei tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah, yang membuat pasar saham semakin bergairah menyambut pemulihan ekonomi. Indeks DAX Jerman melesat nyaris 1%, kemudian CAC Prancis naik 0,66%. Kemudian indeks Stoxx 600 Eropa naik 0,75% dan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. 

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Angka di atas 50 menunjukkan dunia usaha tengah dalam fase ekspansi.

Selain zona euro, PMI manufaktur Inggris juga naik ke rekor tertinggi sepanjang masa 65,6, yang membuat indeks FTSE menguat 0,82%. 

Sektor manufaktur dunia sedang menunjukkan kebangkitan yang menunjukkan mulai pulihnya perekonomian global. Seperti disebutkan di halaman sebelumnya, PMI manufaktur AS juga melesat naik, kemudian kemarin pagi ekspansi manufaktur China juga menunjukkan peningkatan meski tipis.

Caixin/Markit melaporkan PMI manufaktur bulan Mei naik menjadi 52, dari bulan sebelumnya 51,9. Analis yang disurvei Reuters sebelumnya memprediksi ekpansi sektor manufaktur China akan tetap sebesar 51,9.

Dari dalam negeri, IHS Markit akan merilis data aktivitas sektor manufaktur bulan Mei hari ini. Pada bulan lalu IHS Markit melaporkan PMI manufaktur pada April 2021 sebesar 54,6. Naik dari bulan sebelumnya yaitu 53,2 dan mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah pencatatan.

"Kunci dari perbaikan ini adalah pertumbuhan pemesanan baru (new orders) yang sangat pasar. Dunia usaha melakukan ekspansi yang signifikan, dan mencatat rekor tertinggi sejak survei dilakukan pada April 2011," sebut keterangan resmi IHS Markit, Senin (3/5/2021).

Ekpansi sektor manufkatur tersebut tentunya menjadi kabar bagus, sebab industri pengolahan berkontribusi nyaris 20% terhadap PDB Indonesia.

Jika data PMI manufaktur bulan Mei kembali menunjukkan peningkatan, tentunya akan memberikan optimisme perekonomian Indonesia bangkit di kuartal II-2021, dan menjadi sentimen positif bagi pasar finansial Indonesia. IHSG, rupiah hingga SBN berpotensi menghijau lagi.

Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data inflasi, yang bisa menjadi indikasi sebesar besar daya beli masyarakat. Data terakhir menunjukkan inflasi Indonesia pada bulan April tumbuh 0,13% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Sementara dibandingkan April 2020 (year-on-year/yoy), inflasi ada di 1,42%.

Sementara itu indeks dolar AS yang sedang merosot memberikan peluang bagi rupiah untuk menguat. Indeks dolar AS kemarin melemah 0,12% ke 89,923. 

Dolar AS tertekan setelah pelaku pasar semakin banyak mengambil posisi jual (short). Data dari Commodity Futures Trading Commission (CFTC) yang dirilis Jumat lalu menunjukkan posisi jual (short) dolar AS berada di level tertinggi sejak akhir Februari.

Nilai net short dolar AS pada pekan yang berakhir 25 Mei dilaporkan sebesar US$ 27,89 miliar, naik tajam dibandingkan posisi net short sepekan sebelumnya US$ 15,07 miliar.
Naiknya posisi net short tersebut menunjukkan semakin banyak pelaku pasar yang "membuang" dolar AS sebab diprediksi nilainya akan akan melemah.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Simak Data dan Agenda Berikut

(pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular