Newsletter

No One Ever Said It Would Be This Hard...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
25 March 2021 06:00
Bursa saham Amerika Serikat (AS)  Wall Street
Ilustrasi Bursa Saham AS (AP Photo/Richard Drew)

Beralih ke bursa saham New York, tiga indeks utama ditutup melemah. Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun tipis 0,09%, S&P 500 berkurang 0,55%, dan Nasdaq Composite ambrol 2,01%.

"Mood di pasar sedang rapuh. Optimisme yang membuat pasar saham reli selama 2-3 pekan mereda seiring gelombangan serangan ketiga d Eropa dan lockdown," kata Michael Hewson, Chief Market Analyst di CMC Markets, seperti dikutip dari Reuters.

Memang sempat ada sentimen positif yaitu aktivitas bisnis di Eropa yang secara mengejutkan diperkirakan naik. Pembacaan awal (flash reading) terhadap aktivitas bisnis yang dicerminkan oleh Purchasing Managers' Index (PMI) di Zona Euro untuk periode Maret 2021 adalah 52,5. Naik dibandingkan Februari yang sebesar 48,8 sekaligus menjadi rekor tertinggi sejak 2018.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik awal. Kalau di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi.

Namun, ekspansi manufaktur ini dinilai tidak akan bertahan lama. Lockdown kemungkinan besar akan membawa PMI Zona Euro kembali ke zona kontraksi (di bawah 50).

"Pada Maret, PMI Zona Euro akhirnya berada di atas 50, pertama dalam enam bulan terakhir. Namun dengan berbagai kebijakan pengetatan, perbaikan ini tidak akan berkelanjutan," tegas Jessica Hinds, Ekonom Capital Economics, sebagaimana diberitakan Reuters.

Ketua Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) Jerome 'Jay' Powell dan Menteri Keuangan AS Janet Yellen kembali melakukan Rapat Kerja dengan Kongres, kali ini di Komite Perbankan Senat. Dalam rapat itu, Powell menegaskan bahwa prospek ekonomi AS akan cerah.

"Akan sangat-sangat kuat pada tahun ini. Kemungkinan besar seperti itu," tegas Powell menjawab pertanyaan tentang prospek ekonomi Negeri Paman Sam.

Namun pasar tidak mudah percaya dengan pernyataan Powell. Sebab ada tendensi data ekonomi AS yang tadinya ciamik mulai berubah menjadi tumpul.

Misalnya, pemesanan barang tahan lama (durable goods) pada Februari 2021 turun 1,1% dibandingkan bulan sebelumnya. Ini adalah penurunan pertama setelah pertumbuhan selama sembilan bulan beruntun.

Kemudian permohonan pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada pekan yang berakhir 19 Maret 2021 turun 2,5% dibandingkan pekan sebelumnya. Pengajuan KPR sudah turun selama tiga minggu berturut-turut.

Sementara penjualan rumah baru pada Februari 2021 turun 18,2% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 775.000 unit. Ini adalah penjualan terendah dalam sembilan bulan terakhir.

"Kita tahu bahwa ekonomi katanya mulai terakselerasi pada kuartal II. Namun kita belum melihat akselerasi itu, kita masih menunggu," tegas David Kelly, Chief Global Strategist di JP Morgan Asset Management, seperti dikutip dari Reuters.

Halaman Selanjutnya --> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular