
Hantu di Pasar Saham Kini Bukan Lagi Resesi, Tapi Obligasi!

Kenaikan yield obligasi pemerintah AS juga membuat harga saham di Bursa New York ikut goyang. Imbal hasil nominal obligasi pemerintah AS mengalami kenaikan yang signifikan dalam waktu singkat.
Kini yield nominal instrumen investasi pendapatan tetap AS bertenor 10 tahun sudan menyentuh level 1,36%. Padahal imbal hasilnya sempat jatuh ke bawah 1% tahun lalu.
Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS dipicu oleh ekspektasi kenaikan inflasi. Ketika harga-harga mulai naik, maka investor cenderung menginginkan imbal hasil yang lebih menarik dari surat utang. Hal ini membuat harganya terkoreksi.
Di tengah era suku bunga rendah, imbal hasil riil (setelah dikurangi inflasi) obligasi pemerintah AS sempat jatuh ke teritori negatif. Namun belakangan ini imbal hasil riilnya ikut terangkat naik meski masih sangatlah rendah.
Naiknya yield membuat pasar saham Wall Street tertekan. Pasalnya selama ini aset ekuitas cenderung diuntungkan dengan rendahnya suku bunga sehingga membuat valuasinya menjadi lebih atraktif. Ketika kondisi berubah, tren pun berbalik arah.
Pada perdagangan perdana pekan ini, tiga indeks saham utama Bursa New York mengalami koreksi. Indeks S&P 500 ditutup drop 0,77%. Sementara indeks Nasdaq Composite masing-masing melemah 2,46%. Hanya Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) yang selamat. Itupun kenaikannya tipis hanya 0,09%.
Kendati banyak yang khawatir terhadap kenaikan yield di tengah valuasi saham-saham AS yang sudah terbilang mahal, ada juga analis yang melihat bahwa kenaikan yield tidak akan berdampak signifikan berdampak ke pasar saham.
Salah satunya adalah Chief Market Strategist perusahaan keuangan AS Truist yaitu Keith Lerner. Dalam wawancaranya dengan CNBC International, Lerner mengatakan bahwa kenaikan yield tak akan menjadi ancaman bagi pasar saham yang sedang bullish.
Lebih lanjut Lerner mengungkapkan ada empat hal yang mendukung pendapatnya yaitu prospek pemulihan ekonomi, kebijakan fiskal dan moneter yang supportif, perbaikan kinerja keuangan perusahaan serta valuasi saham yang masih menarik.
(twg/twg)