Newsletter

Asing Ambil Posisi, IHSG Berpeluang Menguat Lagi!

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
04 February 2021 06:16
Tesla Tequila (Tesla.com)
Foto: Tesla Tequila (Tesla.com)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan nasional pada Rabu (3/2/2021) kemarin mulai menunjukkan tajinya dengan penguatan di bursa saham, di pasar valuta, dan obligasi. Jangan puas dulu, potensi reli kian terbuka lebar pada perdagangan hari ini karena dua hal: ekspektasi pemulihan ekonomi dan Tesla.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin ditutup naik 0,56% ke 6.077,75 setelah sepanjang hari bergerak di jalur hijau. Indeks acuan bursa nasional ini meninggalkan level psikologis 5.900 dan sempat mencapai level tertinggi hariannya pada 6.137.

Optimisme pelaku pasar cenderung pulih jelang rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) per Desember 2020 pada Jumat besok. Hal ini tercermin dari aksi beli bersih (net buy) asing sebanyak Rp 220 miliar di pasar reguler dari nilai transaksi harian sebesar Rp 20,5 triliun.

Data perdagangan mencatat 284 saham melesat, 190 terkoreksi, 152 stagnan. Mayoritas penggerak utama IHSG tersebut adalah saham perbankan yang secara historis menjadi target beli utama di pasar nasional sebagai saham unggulan (blue chip).

Meski demikian, optimisme pasar kemarin masih tertahan-tahan, karena diperberat oleh fakta masih tingginya kasus aktif Covid-19 di Indonesia, yang telah menyalip India dan menasbihkan status sebagai negara dengan kasus aktif Covid-19 terbanyak di Asia.

Dengan total temuan kasus 1,1 juta, tingkat kasus aktif (yang belum sembuh dan pengidapnya masih dirawat atau diisolasi) di Indonesia mencapai 175.000 menurut data Worldometers. Tingkat kematian di Indonesia juga mencapai 2,8% atau di atas rerata dunia sebesar 2,2%.

Tidak heran, pemodal masih betah memegang obligasi pemerintah sehingga harga mayoritas Surat Berharga Negara (SBN) terhitung menguat, yang artinya mereka masih merasa perlu berjaga-jaga dengan memegang aset aman tersebut.

Investor memburu SBN meski di beberapa tenor justru dilepas (cashing out), yakni seri FR0039 yang bertenor 3 tahun dan seri FR0076 yang berjatuh tempo 30 tahun. Keduanya mencetak kenaikan imbal hasil (yield), masing-masing menjadi 4,71% dan 7,06%.

Sementara itu, yield SBN jatuh tempo 10 tahun yang menjadi acuan obligasi negara turun 2,1 bps ke 6,17%. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang naik dan sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Optimisme juga terlihat di pasar uang. US$ 1 dibanderol Rp 14.000/US$ di pasar spot yang artinya rupiah menguat 0,14% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin.

Sepanjang perdagangan, Mata Uang Garuda tidak pernah masuk ke zona merah dan malah sempat menyentuh level 13.985. Dengan penguatan tersebut, rupiah pun hingga penutupan kemarin menjadi juara Asia, alias mata uang dengan penguatan tertinggi.

Dibuka variatif, bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu juga berakhir variatif, di tengah rilis kinerja Amazon dan Alphabet (induk usaha Google) yang melampaui ekspektasi pasar dan tren pemulihan ekonomi.

Indeks S&P 500 menguat 0,1% menjadi 3.830,17 ditopang saham sektor energi dan jasa komunikasi dan Dow Jones Industrial Average juga naik 0,1% (36,1 poin) menjadi 30.723,6. Namun, Nasdaq melemah 0,1% menjadi 13.610,54 akibat koreksi saham Amazon.

Saham Alphabet melesat hingga 7,3% setelah pendapatan 2020 tercatat melompat 23% berkat kinerja divisi periklanan yang membaik. Namun saham Amazon turun 2% meski melaporkan lonjakan laba bersih hingga 2 kali di atas proyeksi pelaku pasar dan pendapatan US$ 125 miliar.

Pemicunya adalah sang CEO yakni Jeff Bezos mengundurkan diri sehingga memicu kekhawatiran bahwa kinerjanya akan tertekan karena Sang Raja Midas di dunia e-commerce tersebut tak lagi turut andil dalam kinerja perseroan ke depannya.

Data ekonomi juga kian positif, di mana ADP menunjukkan ada 174.000 lapangan kerja baru di sektor swasta pada Januari, berbalik dari posisi Desember tatkala 123.000 lapangan kerja hilang. Konsensus ekonom dalam polling Dow Jones semula hanya memperkirakan angka 50.000.

"Di bawah permukaan, ada momentum serius pembalikan ekonomi... jika dikaitkan antara kuatnya rilis laba raksasa teknologi pekan ini dengan program vaksin yang kuat dan penurunan kasus Covid di AS, ada gambaran positif yang terlihat," tutur Mike Loewengart, Direktur Pelaksana Strategi Investasi E-Trade Financial, sebagaimana dikutip CNBC International.

Saham GameStop yang menjadi ajang perlawanan investor ritel terhadap hedge fund pelaku jual kosong (short selling) anjlok 70% sepanjang pekan berjalan. Namun, saham GameStop dibuka menguat 8% dan berakhir dengan reli 2,7% setelah sempat berayun ke zona merah.

Short selling adalah transaksi di mana investor melakukan penjualan saham yang tak dimiliki. Dia meminjam saham dari sekuritas dan menjualnya sekarang, untuk dibeli ketika sahamnya ambruk ke depan dan mengembalikannya ke sekuritas dengan nilai lebih kecil.

Investor juga terus memantau negosiasi paket stimulus di Washington. Presiden AS Joe Biden bertemu dengan 10 senator dari Partai Republik untuk membahas paket stimulus yang lebih ramping ketimbang usulan Biden sebesar US$ 1,9 triliun.

Pada Selasa, indeks Dow Jones Industrial Average naik lebih dari 475 poin, atau yang terbaik sejak November 2020. Sepanjang pekan berjalan, indeks berisi 30 saham AS dengan kapitalisasi pasar terbesar ini telah menguat 2,35%. Sementara itu, indeks S&P 500 naik 1,4% sedangkan Nasdaq melompat lebih dari 1,5%.

Krisis pandemi memang belum berakhir, tetapi pelaku pasar kini mendapatkan "pegangan" atau keyakinan bahwa ekonomi bakal membaik, dan risiko pandemi kian terukur berkat vaksinasi yang masih berjalan.

Pasar saham pun kembali semarak, terutama jelang rilis Produk Domestik Bruto (PDB) per Desember 2020 pada Jumat besok yang bakal memberikan petunjuk sejauh mana perekonomian Indonesia memulihkan diri dari virus pandemi sepanjang tahun lalu.

Indikator menguatnya kembali keyakinan investor global itu terlihat dari Indeks volatilitas (volatility index/VIX) CBOE, atau yang dikenal dengan "indeks ketakutan." Pada Rabu kemarin, VIX turun 10,4%, melanjutkan koreksi Selasa (-15,5%).

qSumber: Refinitiv

Sepanjang pekan berjalan, indeks tersebut telah anjlok 34,5% dari 33,09 menjadi 22,91. Artinya kekhawatiran pelaku pasar global berkurang drastis, mengindikasikan bahwa mereka bakal masuk ke aset-aset berisiko, meninggalkan aset minim risiko (safe haven) seperti surat berharga negara Amerika Serikat (AS).

Indikasi tersebut mendapatkan konfirmasi di Indonesia. Dari lelang obligasi pemerintah Selasa kemarin, pemerintah mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscription) 3 kali lipat dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp 83,79 triliun, dari target Rp 35 triliun.

Di pasar saham, pembelian bersih asing mencapai Rp 4,8 triliun menyusul pembelian bersih di pasar reguler senilai Rp 220 miliar dan transaksi tutup sendiri (crossing) pada saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) senilai Rp 4,5 triliun di pasar negosiasi.

Bank Indonesia (BI) pun optimistis arus modal asing akan membanjiri pasar keuangan Indonesia, menaksir bahwa angkanya bakal mencapai US$ 19,6 miliar menyusul rencana stimulus dari pemerintah AS.

"Kita lihat capital inflow akan lebih besar tahun ini, jadi overall balance pembayaran bisa surplus. Itu bisa mendukung penguatan rupiah. Portofolio yang masuk kita perkirakan US$ 19,6 miliar," kata Gubernur BI Perry Warjiyo kemarin.

Pada perkembangan lain, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membawa kabar baik seputar rencana Tesla. Non Disclosure Agreement (NDA) atau perjanjian kerahasiaan membuat detil rencana tersebut belum bisa dibagikan ke publik.

"Ya kita belum tahu berapa besarnya tapi yang kami tahu dan kami belum bisa men-disclose terlalu detil ke publik tapi kami sudah 6 kali bervideo call dan NDA sudah selesai ditandatangani dan saya pikir hari ini atau besok kami akan menerima proposal dari mereka," kata Luhut dalam Youtube IDX Channel, Kamis (3/2/21).

Menurut Luhut, proposal tersebut bakal berisi beragam penawaran yang diberikan Tesla kepada Indonesia, mulai dari nilai investasi, rencana ke depan hingga hal teknis lainnya. Sebelum memberikan proposal resmi, memang sudah ada pembicaraan mengenai detil teknis.

Deputi Investasi & Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto di bawah Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Tesla berencana memasuki dua bagian investasi, yakni di pembuatan baterai dan Energy storage system.

Ini akan menjadi katalis positif jangka pendek bagi saham primadona era pandemi, yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Timah Tbk (TINS).

Berikut adalah sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  • PMI sektor jasa Jepang per Januari versi Jibun Bank (06:00 WIB)
  • Neraca perdagangan Australia per Desember (05:00 WIB)
  • PMI sektor konstruksi Uni Eropa Januari (08:30 WIB)
  • Penjualan ritel Uni Eropa Desember (10:00 WIB)
  • Kebijakan suku bunga acuan Inggris (12:00 WIB)
  • Klaim tunjangan pengangguran AS Januari (13:30 WIB)

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

Data dan Indikator Ekonomi Makro

Satuan

Nilai

Pertumbuhan Ekonomi Q320

% yoy

-3.49

Inflasi Januari 2021

% yoy

1.55

BI 7 Day Reverse Repo Rate Januari 2021

%

3.75

Surplus/Defisit Anggaran 2020

% PDB

-6.34

Surplus/Defisit Transaksi Berjalan Q320

% PDB

0.36

Surplus/Defisit Neraca Pembayaran Indonesia Q30

US$ Miliar

2.05

Cadangan Devisa November 2020

US$ Miliar

135.9

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular