
Duh! Biden Bakal Tetap Garang ke China, Piye Iki IHSG?

Ditutupnya Wall Street di zona hijau tentu saja bisa menjadi sentimen positif tersendiri bagi Bursa Asia, terutama kuning. Apresiasi bursa Paman Sam bisa menyebrang benua dan menjadi pendorong semangat para investor untuk perdagangan hari ini.
Di AS sendiri, terutama negara bagian penyumbang GDP terbesarnya yakni California angka corona terus turun sehingga muncul ekspektasi bahwa sang Gubernur Gavin Newsom akan mengangkat aturan tinggal di rumah saja di seluruh negara bagian tersebut.
Meskipun negara bagian berbendera beruang ini sukses melawan corona, tidak begitu di berbagai negara lain seperti di Perancis yang baru saja mengumumkan akan memberlakukan aturan jam malam di seluruh negara tersebut, bahkan Negara Eiffel berpotensi kembali melakukan lockdown ketat kembali dalam minggu-minggu ini.
Selain itu Presiden Meksiko, Andres Manuel menambah panjang daftar para pemimpin negara yang terjangkit virus corona sementara rakyat Meksiko sudah meninggal sebanyak 150 ribu karena pandemi.
Selanjutnya Joe Biden diekspektasikan akan meneken kebijakan perdagangan 'Beli barang Amerika' yang disinyalir oleh pasar bahwa sang presiden akan tetap mendahulukan kepentingan ekonomi Amerika Serikat alias 'America First' mirip dengan yang dilakukan oleh presiden sebelumnya Donald Trump. Hal ini memberikan sinyal bahwa kebijakan perdagangan internasional Biden masih akan tetap garang terhadap China.
Menurut Wall Street Journal, kebijakan ini akan menyebabkan para lembaga federal semakin sulit untuk membeli barang-barang impor serta merubah definisi produk lokal Amerika, dimana barang mentah yang diperlukan hingga menjadi produk jadi harus berasal dari produk lokal lebih tinggi presentasenya dari sebelumnya.
Dengan tidak akurnya kedua negara dengan ekonomi terbesar di dunia tentu saja perekonomian global akan semakin lamban pulih pasca diserang pandemi. Apalagi pasar tentunya tidak ingin kembali melihat perang dagang berjilid-jilid antar kedua negara. Hal ini tentunya akan mengirim sinyal kurang baik ke bursa saham di seluruh belahan dunia.
Dari rilis data ekonomi, Korea Selatan akan mengumumkan pembacaan awal Produk Domestik Bruto kuartal keempatnya dimana Negara Ginseng sepertinya masih belum akan keluar dari jurang resesi karena GDP secara tahunan (YoY) di ekspektasikan masih akan terkontraksi 1,7% melanjutkan kontraksi pada kuartal kedua (-2.7%) dan kuartal ketiga (-1.1%).
(trp/trp)