Newsletter

Duh! Biden Bakal Tetap Garang ke China, Piye Iki IHSG?

Putra, CNBC Indonesia
26 January 2021 06:12
Wall Street
Foto: Wall Street (AP/Mark Lennihan)

Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup variatif pada perdagangan Senin (25/1/2021), menyambut musim rilis laporan keuangan emiten AS yang diperkirakan bakal moncer khususnya untuk emiten teknologi.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,12%, sementara itu S&P 500 naik 0,36%, selanjutnya indeks yang banyak diisi konstituen saham teknologi yakni Nasdaq sukses melompat 0,69%.

Pekan ini, 13 emiten anggota indeks Dow Jones dan 111 perusahaan S&P 500 bakal merilis laporan keuangan per kuartal IV-2020. Beberapa di antaranya adalah Apple, Microsoft, Netflix, Tesla, McDonald's, Caterpillar dan Boeing.

Menurut data Bank of America, 73% konstituen indeks of the S&P 500 yang telah merilis laporan keuangan ternyata membukukan kinerja di atas ekspektasi baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih.

Dan Ives, analis Wedbush yang baru mendongkrak target harga saham Apple menjadi US$ 175, menilai kinerja produsen Iphone tersebut pada kuartal IV-2020 bakal mengalahkan estimasi pasar, dan bakal berlanjut pada tahun ini.

"Di satu sisi pelaku pasar memperkirakan sekitar 220 juta unit iPhone [untuk 2021], kami yakin berdasarkan arah sekarang dan dalam skenario bullish bahwa Cupertino [kantor pusat Apple] berpotensi menjual 240 juta unit," tuturnya dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.

Kemarin lusa, Wall Street menguat dengan indeks Dow Jones Industrial Average bertambah lebih dari 250 poin dan menyentuh rekor terbaru. Saham Microsoft menjadi pengangkat utama, dengan menyumbang 52 poin kenaikan terhadap indeks.

Dow Jones mencetak kenaikan untuk minggu kelima pada pekan lalu, S&P 500 mencetak kenaikan minggu ketiga dalam empat pekan terakhir, sementara Nasdaq mencetak rekor tertinggi baru setelah melompat 4,2% secara mingguan.

Dari ekonomi makro, pasar hari ini memantau Presiden AS Joe Biden yang ingin mengegolkan stimulus senilai US$ $1,9 triliun meski menghadapi resistensi dari anggota Kongres. Jika disahkan, stimulus itu bakal memberikan dana tunai ke warga AS dan bantuan ke pemerintah lokal.

Jan Hatzius, Kepala Ekonom Goldman Sachs, memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) AS pada 2021 akan tumbuh 6,6% secara tahunan. Namun, dia mengingatkan masih ada risiko besar berupa mutasi virus Covid-19.

"Kami terus berharap pengurangan risiko virus menyusul vaksinasi masal dan dukungan fiskal bagi belanja konsumen akan memicu lonjakan konsumsi pertengahan tahun ini dan pertumbuhan yang kuat pada 2021," tuturnya dalam laporan riset.

Meskipun demikian muncul keraguan di pasar yang memangkas apresiasi Wall Street yang sempat melesat pada awal perdagangan karena keraguan terhadap jumlah dan kapan stimulus ini akan cair.

Investor mulai mengalihkan pandangan ke Senat AS yang sedang berusaha menyelesaikan aturan untuk stimulus ini, pejabat dari Partai Demokrat mencoba tak mengindahkan ketakutan politikus Partai Republik yang mengatakan bahwa stimulus senilai US$ 1,9 triliun ini nilainya terlalu besar.

(trp/trp)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular