Newsletter

Siap-siap Cari Cuan, Lur! Vaksin Corona Sudah Tiba di RI

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
07 December 2020 06:06
New York Stock Exchange (NYSE)
Foto: Foto/ Kedatangan Vaksin Covid-19, Bandara Soekarno Hatta, 6 Desember 2020/ Youtube: Setpres

Setali tiga uang dengan bursa saham domestik, Wall Street juga mencatatkan kinerja impresif pada pekan lalu. Dalam seminggu indeks S&P 500 berhasil menguat 1,7% dan Dow Jones Industrial naik 1%, sementara Nasdaq Composite memimpin penguatan dengan apresiasi lebih dari 2%. 

Selain kabar vaksin, keberlanjutan diskusi stimulus fiskal jilid II juga turut mengangkat performa bursa saham New York. Proposal bipartisan yang diajukan kini berada di nominal US$ 908 miliar, masih lebih tinggi daripada usulan pihak Republik yang mengusai senat tetapi jauh lebih rendah dari usulan US$ 2 triliun yang diajukan Demokrat.

Menurut Pimpinan Mayoritas Senat Mitch McConnell dari Partai Republik, kemungkinan untuk dapat meng-goal-kan paket stimulus jumbo jilid II ini ada asalkan pihak Demokrat mau mendekati angka yang diusulkan oleh Republik.

Rilis data sektor tenaga kerja AS yaitu non-farm payroll yang tidak sesuai dengan harapan juga semakin menambah urgensi adanya stimulus untuk perekonomian. Menurut ketua DPR AS Nancy Pelosi ini menjadi momentum yang tepat untuk Kongres segera bertindak. 

Kementerian Tenaga Kerja AS melaporkan adanya penciptaan lapangan kerja sebanyak 245 ribu di bulan November. Angkanya turun dari 610 ribu di bulan sebelumnya dan lebih rendah dari konsensus pasar yang memperkirakan bakal bertambah sebanyak 469 ribu. 

Keberlanjutan negosiasi seputar stimulus jumbo ini dibarengi dengan kebijakan moneter ultra akomodatif oleh the Fed yang sering disebut sebagai kebijakan 'big easy money' membuat posisi greenback semakin tertekan dan kini sudah berada di level terendahnya dalam dua setengah tahun terakhir. 

Bank sentral AS the Fed sejauh ini telah menggelontorkan stimulus moneter lewat quantitative easing yang nilainya diperkirakan melebihi US$ 3 triliun dan menjadi kebijakan moneter paling ekspansif sepanjang sejarah berdirinya otoritas moneter paling powerful di dunia dalam 106 tahun terakhir. 

Dolar AS yang terus tertekan membuat pasar saham Paman Sam menjadi lebih bergairah. Hal ini juga disampaikan dalam laporan terbaru lembaga think tank global yakni Capital Economics. 

Kebijakan moneter yang longgar dan prospek pemulihan ekonomi yang semakin terlihat menurut Capital Economics akan mempertahankan koneksi kuat antara pelemahan greenback dengan kuatnya pasar ekuitas. 

(twg)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular