
IHSG Gass! Vaksin Pfizer & Moderna Siap di Acc Akhir Desember

Jakarta,CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali merangsek ke zona hijau setelah pada sesi pertama tiba-tiba anjlok ke zona merah akibat Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang diberitakan terjangkit virus corona.
IHSG terpantau ditutup di zona apresiasi terbang tinggi sebesar 2,00% ke level 5.724,74 pada perdagangan pertama bulan Desember, Selasa (1/12/2020). Meskipun demikian dana asing yang keluar semakin deras senilai Rp 773 miliar dengan nilai transaksi sebesar Rp 16,45 triliun.
IHSG berhasil menghijau kuat setelah rilis data PMI Manufaktur. Di mana IHS Markit melaporkan aktivitas manufaktur yang dicerminkan oleh Purchasing Managers' Index (PMI) berada di 50,6 pada November 2020, naik hampir tiga poin dibandingkan posisi bulan sebelumnya yang sebesar 47,8 bahkan jauh di atas konsensus yang meramalkan PMI Indonesia hanya di kisaran 47,2.
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik awal. Kalau di atas 50, artinya dunia usaha memasuki fase ekspansi, jika di bawah 50 maka masih terkontraksi.
Selain itu data inflasi bulan November yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) juga membawa kabar baik di mana pada bulan November terjadi inflasi sebesar 0,28%. Ini terjadi etelah pada kuartal kemarin alias tiga bulan berturut-turut selama Juli hingga September Indonesia membukukan deflasi yang menunjukkan masalah daya beli masyarakat yang kendor.
Pada bulan November sendiri konsensus masih meramalkan akan terjadi inflasi sebesar 0,21%. Artinya rilis BPS lebih baik dari pada konsensus dan menjadikan ini sentimen positif bagi para pelaku pasar.
Sebab angka ini mengindikasikan daya beli masyarakat sudah mulai kembali pulih. Ini menjadi inflasi tertinggi sejak Februari silam sebelum Covid-19 merebak di Tanah Air di angka 0,28%.
Meskipun demikian ada sentimen negatif di mana Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengumumkan dirinya positif Covid-19 setelah proses tes PCR. Anies salah satu kepala daerah yang mengumumkan langsung positif Covid-19.
Ia kembali mengimbau kepada warga Jakarta bahwa virus Covid-19 bisa menghampiri siapa saja tanpa kenal status dan Covid-19 memang masih ada.
"Kepada seluruh warga doakan kami agar pulih, agar kembali bekerja penuh di Balai kota. Saya ingatkan Covid masih ada. Bisa menghampiri siapa saja. Mari disiplin menggunakan masker, cuci tangan rutin, jaga jarak, ikhtiar harus dilakukan untuk sama-sama menjaga dari risiko penularan. Semoga Allah merahmati kota Jakarta dan melindungi kita semua," kata Anies dalam channel YouTube.
Meskipun demikian nasib IHSG dan rupiah bak bumi dan langit. Nilai tukar rupiah melemah tipis melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, yang positif terjangkit virus corona membuat pelaku pasar cemas. Ada kemungkinan diterapkanya kembali Pembatasan Sosial Bersakala Besar (PSBB) yang ketat di ibu kota membuat rupiah tertekan.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat di level Rp 14.080/US$ tetapi tidak lama langsung masuk ke zona merah. Rupiah bahkan sempat melemah hingga 0,39% di Rp 14.145/US$, sebelum berada di Rp 14.100/US$ melemah tipis 0,07%, yang bertahan hingga penutupan perdagangan.
Sementara itu, harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) mayoritas ditutup menguat, setelah pasar merespons positif rilis data Purchasing Manager' Index (PMI) Manufaktur Indonesia versi Markit pada November 2020.
Lihat saja yield SBN dengan tenor 10 tahun yang merupakan acuan yield obligasi negara turun 0,3 basis poin ke level 6,185% hari ini. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang naik. Demikian juga sebaliknya.
Dari bursa saham acuan global, Wall Street terpantau menghijau. Data perdagangan mencatat indeks acuan Dow Jones terbang 0,62%, Indeks S&P 500 melesat 1,12%, dan Nasdaq loncat 1,28%.
Meskipun melesat sejatinya kenaikan indeks acuan terutama Dow terpangkas sejak awal perdagangan. Namun kabar gembira mengenai paket stimulus jumbo serta kabar positif mengenai vaksin menenangkan hati para investor yang sempat panik akibat melonjaknya kasus Covid-19 di Amerika Serikat (AS).
Raksasa di sektor farmasi Pfizer dan Moderna dikabarkan sudah semakin dekat dalam mendapatkan ijin edar dari Uni-Eropa. European Medicine Agency mengatakan siap menyelesaikan hasil penilaian terhadap kedua perusahaan masing-masing pada tanggal 29 Desember 2020 dan 12 Januari 2021.
Kabar baik mengenai vaksin ini berhasil menenangkan para pelaku pasar yang panik akibat akan melesatnya angka pasien positif corona dalam minggu-minggu ke depan. Karena para masyarakat akan berkumpul di tengah musim liburan Natal dan Tahun Baru.
Kasus positif corona di AS sendiri sudah naik menjadi dua kali lipat hanya dalam kurun waktu sebulan dan menyentuh rekor tertingginya di angka 4 juta kasus.
Karena kenaikan kasus positif ini sendiri menyebabkan munculnya rasa urgensi di antara para pengampu kebijakan untuk mempercepat proses negosiasi program paket dana stimulus jumbo yang dianggap sangat diperlukan oleh ekonomi sampai vaksinasi massal dilakukan.
Juru bicara kamar House of Representative AS, Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan AS, Steve Mnuchin dijadwalkan akan bertemu kembali untuk membahas mengenai paket stimulus US$ 908 miliar. Stimulus akan disalurkan ke sektor-sektor yang terdampak pandemi virus corona seperti bisnis-bisnis kecil dan para pengangguran.
Kabar positif ini mengenai vaksin ini menyebabkan Bos Bank Sentral AS The Fed, Jerome Powell merasa optimis setelah sempat meyampaikan ulang mengenai potensi risiko pada jangka menengah pada perekonomian AS. Meskipun 'Jay' masih yakin bahwa jalan pemulihan ekonomi akan panjang ke depanya.
Sentimen penggerak utama pasar modal dalam negeri tentu datang utamanya dari menghijaunya bursa Paman Sam. Apalagi setelah pada perdagangan kemarin IHSG ikutan melesat hingga 2% sehingga rasa optimisme para pelaku pasar bahwa IHSG akan kembali menguat masih tersisa.
Diketahui pasar global, termasuk Indonesia paling suka terhadap berita mengenai vaksin. Di mana ketika perkembangan vaksin positif maka para pelaku pasar menganggap hidup normal setelah vaksinasi massal akan semakin dekat.
Ini diyakini akan membuat roda perekonomian akan kembali berputar. Dan, akan menguntungkan pasar modal sehingga optimisme membeli saham semakin kuat.
Stimulus jumbo yang akan diperbincangkan Mnuchin dan Pelosi juga akan membawa kabar positif tersendiri bagi bursa saham negara-negara emerging market terutama Indonesia yang masih menjadi primadona untuk kategori ini.
Apabila nantinya stimulus jumbo ini cair maka peredaran dolar AS akan naik sehingga nilainya turun. Itu membuat aset-aset dalam negeri akan menjadi kurang menarik sehingga investor global cenderung mengalihkan dananya ke negara-negara emerging market seperti Indonesia yang akan siap kebanjiran dana asing.
Meskipun demikian, pasar juga masih khawatir akan tensi AS-China yang masih tinggi setelah kemarin ulah Trump kembali membuat pasar bereaksi negatif.
Sang taipan properti dikabarkan akan menutup akses perusahaan produsen chip SMIC dan perusahaan produsen gas dan minyak offshore CNOOC asal China terhadap investor AS.
Kali ini muncul kembali kabar yang akan menegangkan hubungan Washington DC dengan Beijing yakni kamar House of Representative AS dikabarkan akan menerbitkan aturan pada pekan ini. Aturan itu dapat melarang perusahaan China untuk melantai di bursa AS kecuali mereka patuh terhadap standar akuntansi di AS.
DPR AS ini dikabarkan akan melakukan voting terhadap aturan yang dinamakan "The Holding Foreign Companies Accountable Act" ini. Seluruh perusahaan asing akan dilarang untuk melantai di seluruh bursa saham AS apabila mereka gagal patuh terhadap audit U.S Public Accounting Oversight Board selama 3 tahun berturut-turut.
Aturan ini disasarkan ke Negara Panda karena nantinya perusahaan terbuka harus mendeklarasikan apakah perseroan tersebut dimiliki atau dikontrol oleh pemerintah negara asing.
Terbaru pemerintah memangkas hari libur cuti bersama yang sebelumnya sejumlah 4 hari menjadi hanya satu hari saja yakni di tanggal 31 Desember.
Berikut adalah sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hariini:
- Rilis data Indeks Harga Konsumen Korea Selatan periode November 2020 (06:00 WIB)
- Rilis data Indeks Keyakinan Rumah Tangga Jepang periode November 2020 (12:00 WIB)
- Rilis data Penjualan Ritel Jerman periode Oktober 2020 (14:00 WIB)
- Rilis data Pengangguran Spanyol periode Oktober 2020 (15:00 WIB)
- Rilis data Pengangguran Italia periode Oktober 2020 (16:00 WIB)
- Rilis data Pengangguran Uni-Eropa periode Oktober 2020 (17:00 WIB)
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:
Indikator | Tingkat |
Pertumbuhan Ekonomi (kuartal III-2020YoY) | -3,49% |
Inflasi (Oktober 2020YoY) | 1,44% |
BI 7 Day ReverseRepoRate (November 2020) | 3,75% |
Surplus/Defisit Anggaran (APBN 2020) | -6,34% PDB |
Surplus/Defisit Transaksi Berjalan (kuartal III-2020) | 0,36% PDB |
Surplus/Defisit Neraca Pembayaran Indonesia (kuartal III-2020) | US$ 2,05 miliar |
Cadangan Devisa (Oktober 2020) | US$ 133,66 miliar |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp) Next Article Bersiap Euforia, IHSG Mau Nanjak Lagi!
