Newsletter

IHSG Gass! Vaksin Pfizer & Moderna Siap di Acc Akhir Desember

Tri Putra, CNBC Indonesia
02 December 2020 06:15
Infografis: Ini Fakta Distribusi Vaksin Covid-19 di RI
Foto: Infografis/Ini Fakta Distribusi Vaksin Covid-19 di RI/Arie Pratama

Sentimen penggerak utama pasar modal dalam negeri tentu datang utamanya dari menghijaunya bursa Paman Sam. Apalagi setelah pada perdagangan kemarin IHSG ikutan melesat hingga 2% sehingga rasa optimisme para pelaku pasar bahwa IHSG akan kembali menguat masih tersisa.

Diketahui pasar global, termasuk Indonesia paling suka terhadap berita mengenai vaksin. Di mana ketika perkembangan vaksin positif maka para pelaku pasar menganggap hidup normal setelah vaksinasi massal akan semakin dekat.

Ini diyakini akan membuat roda perekonomian akan kembali berputar. Dan, akan menguntungkan pasar modal sehingga optimisme membeli saham semakin kuat.

Stimulus jumbo yang akan diperbincangkan Mnuchin dan Pelosi juga akan membawa kabar positif tersendiri bagi bursa saham negara-negara emerging market terutama Indonesia yang masih menjadi primadona untuk kategori ini.

Apabila nantinya stimulus jumbo ini cair maka peredaran dolar AS akan naik sehingga nilainya turun. Itu membuat aset-aset dalam negeri akan menjadi kurang menarik sehingga investor global cenderung mengalihkan dananya ke negara-negara emerging market seperti Indonesia yang akan siap kebanjiran dana asing.

Meskipun demikian, pasar juga masih khawatir akan tensi AS-China yang masih tinggi setelah kemarin ulah Trump kembali membuat pasar bereaksi negatif.

Sang taipan properti dikabarkan akan menutup akses perusahaan produsen chip SMIC dan perusahaan produsen gas dan minyak offshore CNOOC asal China terhadap investor AS.

Kali ini muncul kembali kabar yang akan menegangkan hubungan Washington DC dengan Beijing yakni kamar House of Representative AS dikabarkan akan menerbitkan aturan pada pekan ini. Aturan itu dapat melarang perusahaan China untuk melantai di bursa AS kecuali mereka patuh terhadap standar akuntansi di AS.

DPR AS ini dikabarkan akan melakukan voting terhadap aturan yang dinamakan "The Holding Foreign Companies Accountable Act" ini. Seluruh perusahaan asing akan dilarang untuk melantai di seluruh bursa saham AS apabila mereka gagal patuh terhadap audit U.S Public Accounting Oversight Board selama 3 tahun berturut-turut.

Aturan ini disasarkan ke Negara Panda karena nantinya perusahaan terbuka harus mendeklarasikan apakah perseroan tersebut dimiliki atau dikontrol oleh pemerintah negara asing.

Terbaru pemerintah memangkas hari libur cuti bersama yang sebelumnya sejumlah 4 hari menjadi hanya satu hari saja yakni di tanggal 31 Desember.

(trp/trp)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular