Newsletter

Hati-hati Dow Jones Balik Arah, IHSG Hari Ini Piye?

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
12 November 2020 06:03
Bursa efek Indonesia
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia ditutup bervariasi pada perdagangan Rabu (11/11/2020). Nilai tukar rupiah dan harga obligasi pemerintah sama-sama melemah, sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih menguat.

Kemarin, IHSG kembali menguat 0,86% di level 5.509,51. Namun, penguatan IHSG mulai mereda pada perdagangan kemarin.

Sedangkan, mayoritas bursa Asia masih menguat pada perdagangan kemarin, di mana penguatan terbesar dicetak oleh indeks Nikkei 225 dari Jepang yang menguat lebih dari 1% atau lebih tepatnya 1,78%.

Namun, beberapa indeks Asia mengalami pelemahan, di mana indeks yang melemah terbesar masih dipegang oleh indeks Shanghai Composite China yang melemah 0,53%.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah 0,21% ke level 14.070 pada perdagangan kemarin.

Sedangkan mata uang Asia mayoritas mengalami pelemahan terhadap dolar AS, di mana pelemahan yang terbesar ada di ringgit Malaysia dan peso Filipina yang sama-sama melemah 0,22%, sedangkan pelemahan rupiah berada di posisi ketiga.

Kemudian harga obligasi pemerintah atau surat berharga negara (SBN) pada perdagangan mayoritas ditutup melemah, ditandai dengan imbal hasil (yield) di hampir semua obligasi pemerintah yang naik.

Pasar keuangan domestik yang ditutup mixed seiring investor cenderung melakukan aksi profit taking di beberapa pasar, seperti rupiah dan SBN karena sudah menguat cukup tinggi, sehingga investor 'tergiur' akibat sudah menyentuh level untung-nya.

Walaupun begitu, sentimen yang datang masih terkait kabar dari suksesnya sentimen dari kesuksesan vaksin Pfizer yang ampuh hingga 90% tanpa efek samping yang berbahaya dan masih terkait kemenangan Biden di pilpres Amerika Serikat (AS) tahun ini.

Namun, kabar dari sengketa pemilihan presiden AS yang belum usai hingga kini juga turut menjadi pemberat pasar keuangan Indonesia, terutama rupiah dan SBN.

Hal ini terjadi setelah Menteri Luar Negeri, Mike Pompeo yang juga anggota Partai Republik terkini menyatakan bahwa Presiden AS Donald Trump tidak akan mengakui kemenangan presiden terpilih Joe Biden.

Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street ditutup bervariasi, mayoritas menguat pada perdagangan Rabu (11/11/2020), di tengah masih terbukanya peluang koreksi saham-saham teknologi menyambut kabar efektivitas vaksin Covid-19 besutan Pfizer yang mencapai 90%.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melemah tipis 0,08% atau 23,29 poin ke level 29.397,63. Kali ini DJIA ditutup melemah setelah selama beberapa hari catatkan kenaikan.

Sedangkan S&P 500 ditutup menguat 27,13 poin atau 0,77% ke level 3.572,66 dan Nasdaq ditutup meroket 2,01% ke 11.786,43.

Hal ini terjadi setelah saham-saham teknologi jatuh tajam selama dua hari terakhir. Nasdaq yang kaya akan teknologi didorong oleh saham "stay-at-home" seperti Microsoft, Amazon.com Inc, Apple Inc dan Netflix Inc, di mana pada perdagangan Rabu kembali menguat.

Kabar uji coba tahap akhir vaksin virus corona dari Pfizer yang menggembirakan pada Senin (9/11/2020) telah mendorong investor melakukakn switch investasinya dari saham-saham teknologi ke sektor-sektor yang biasanya unggul jika negara keluar dari resesi seperti industri, bahan, dan energi.

Terbaru terkait perkembangan penanganan pandemi, obat terapi Covid-19 produk Eli Lilly resmi mendapat izin pemakaian darurat dari Lembaga Makanan dan Obat (Food and Drug Administration/FDA) AS. Obat ini boleh dipakai untuk pasien berusia 12 tahun ke atas.

Kabar positif tersebut mengemuka setelah AS mencetak rekor harian kasus infeksi corona terbaru sebanyak 108.964, atau melompat 37% dari pekan sebelumnya, mengutip CNBC International. Sementara itu, kasus nasional mencapai 10 juta orang.

Selain itu, kemenangan Joe Biden dalam pemilu AS masih menjadi sentimen yang datang di pasar, di mana Biden menganggap bahwa proses hukum yang di ajukan oleh Presiden Donald Trump tidak memiliki bukti yang cukup.

Sentimen pertama, tentunya dari pergerakan bursa saham acuan dunia, yakni Wall Street yang kembali ditutup bervariasi pada Rabu (11/11/2020) kemarin.

Namun kali ini, giliran indeks Dow Jones yang melemah, walaupun pelemahannya masih cenderung tipis. Sedangkan dua indeks lainnya, yakni S&P 500 dan Nasdaq berbalik arah ke zona hijau.

Sentimen kedua, yakni terkait rilis data ekonomi di Inggris dan Amerika Serikat yang harus diperhatikan. Pada hari ini, Inggris akan merilis data pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2020.

Diperkirakan, pertumbuhan ekonomi Inggris akan membaik pada kuartal III tahun ini, walaupun dapat dikatakan pertumbuhannya masih negatif.

Konsensus Reuters memperkirakan pertumbuhan ekonomi Inggris yang tercermin pada produk domestik bruto (PDB) akan tumbuh -9,4% secara tahunan, sedangkan secara bulanan, PDB inggris diperkirakan akan tumbuh positif 15,8%.

Hal ini perlu diperhatikan karena saat ini Inggris masih diterpa gelombang kedua kasus virus corona (Covid-19) yang berujung pada diberlakukan kembali kebijakan karantina wilayah (lockdown), walaupun lockdown-nya tidak seperti di awal pandemi.

Selain itu juga, pasar juga perlu memperhatikan terkait data inflasi Amerika Serikat yang akan dirilis hari ini juga.

Diperkirakan, inflasi Negeri Paman Sam secara tahunan (year-on-year/YoY) akan mengalami penurunan, yakni di kisaran 1,3%. Sedangkan secara bulanan (month-on-month/MoM) juga akan menurun di kisaran 0,1%. Selain inflasi, AS juga akan merilis data klaim pengangguran untuk periode Oktober 2020.

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  1.       Rilis data harga ekspor-impor Korea Selatan periode Oktober 2020 (04:00 WIB)
  2.       Rilis data indeks harga produsen (Producer Price Index/PPI) Jepang periode Oktober 2020 (06:50 WIB)
  3.       Rilis data transaksi berjalan Indonesia kuartal III-2020 (10:00 WIB)
  4.       Rilis data inflasi Jerman periode Oktober 2020 (14:00 WIB)
  5.       Rilis data pertumbuhan ekonomi (produk domestik bruto/PDB) Inggris kuartal III-2020 (14:00 WIB)
  6.       Rilis data neraca perdagangan Inggris periode September 2020 (14:00 WIB)
  7.       Rilis data produksi industrial dan manufaktur Inggris periode September 2020 (14:00 WIB)
  8.       Rilis data neraca perdagangan barang Inggris periode September 2020 (14:00 WIB)
  9.       Rilis data tingkat inflasi Amerika Serikat periode Oktober 2020 (20:30 WIB)
  10.       Rilis data klaim pengangguran Amerika Serikat (20:30 WIB)

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

Indikator

Tingkat

Pertumbuhan ekonomi (kuartal III-2020 YoY)

-3,49%

Inflasi (Oktober 2020 YoY)

1,44%

BI 7 Day Reverse Repo Rate (Oktober 2020)

4%

Defisit Anggaran (APBN 2020)

-6,34% PDB

Transaksi berjalan (kuartal II-2020)

-1,18% PDB

Neraca pembayaran (kuartal II-2020)

US$ 9,24 miliar

Cadangan devisa (Oktober 2020)

US$ 133,7 miliar


TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular