Newsletter

Waspada! IHSG Mungkin Terkena Aksi Profit Taking Hari Ini

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
11 November 2020 06:03
New York Stock Exchange (NYSE)
Foto: REUTERS/Shannon Stapleton

Bursa acuan global, Wall Street ditutup mixed, mayoritas melemah pada perdagangan Selasa (10/11/2020), di tengah aksi profit taking sektor teknologi yang mengakibatkan indeks Nasdaq kembali melemah

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 262,95 poin atau 0,9% ke level 29.420,92, di mana hanya indeks DJIA saja yang menguat pada perdagangan Selasa.

Sementara itu, S&P 500 ditutup terpangkas 4,97 poin atau 0,14% ke level 3.545,53, kemudian Nasdaq ditutup ambles 159,93 atau 1,37% ke 11.553,86.

Hal ini terjadi karena investor menjual saham teknologi yang diuntungkan dari penguncian virus dan mendukung sektor-sektor yang paling terdampak selama pandemic. Investor juga optimis bahwa vaksin COVID-19 akan menyebabkan ekonomi kembali tumbuh.

Indeks utama AS telah mencapai puncak hariannya pada Senin (9/11/2020), setelah Pfizer Inc. mengatakan vaksin yang dikembangkannya bersama perusahaan bioteknologi asa Jerman, BioNTech SE., 90% efektif melawan COVID-19.

"Trading berbasis sentimen 'tinggal di rumah', yang telah mendongkrak bursa sepanjang tahun ini, berpeluang kehilangan daya-tariknya," tutur Lindsey Bell, Kepala Perencana Investasi Ally Invest, sebagaimana dikutip CNBC International.

Saham-saham teknologi seperti Amazon.com Inc, Facebook Inc, dan Microsoft Inc, yang telah booming selama tren 'work-from-home' tahun ini, kembali melemah melanjutkan kerugian pada Senin dan membebani pergerakan indeks Nasdaq.

"Semua orang keluar dari sektor tersebut dan mengatakan hal yang sama bahwa sekarang adalah waktunya untuk menjual saham teknologi" kata Robert Pavlik, senior manajer portofolio di Dakota Wealth di Fairfield, Connecticut.

"Orang-orang percaya vaksin Pfizer akan memulai pembukaan kembali ekonomi yang memaksa orang kembali ke jalan, kembali bekerja dan kembali ke toko-toko,"

Selain itu, pergerakan Wall Street cenderung berfluktuasi karena beberapa investor memantau ketidakpastian pemilu setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dari Partai Republik yang mengatakan bahwa Presiden Donald Trump tidak akan mengakui Gedung Putih kepada Demokrat Joe Biden.

Tetapi, sebagian besar pelaku pasar mengabaikan keluhan pemerintahan Trump tentang hasil pemilu karena mereka belum menghasilkan bukti yang jelas dari masalah penghitungan suara.

Sekretaris Menteri Kesehatan AS, Alex Azar mengatakan pada hari Selasa bahwa jika Pfizer menyerahkan vaksin COVID-19 tersebut kepada regulator kesehatan secepatnya, maka kemungkinan pemerintah AS dapat memulai vaksinasi pada bulan Desember.

Terobosan vaksin tersebut dapat melemahkan sentimen dari Rancangan Undang Undang (RUU) stimulus fiskal AS, meskipun beberapa investor mengatakan bahwa bantuan masih diperlukan untuk pemulihan sektor usaha yang terdampak pandemi.

(chd/chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular