
The Fed Jadi Tahan Suku Bunga Acuan Nih, BI Gimana Pak Perry?

Beralih ke bursa New York, sebagai kiblat pasar modal global. Tiga indeks utama Wall Street dibuka di zona hijau. Namun apresiasi tersebut gagal bertahan hingga akhir perdagangan. Tiga indeks utama saham AS ditutup variatif
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,4%. Pada saat yang sama dua indeks lainnya yaitu S&P 500 dan Nasdaq Composite juga ditutup turun dengan koreksi masing-masing sebesar 0,1% dan 0,8%.
Meski ada beberapa sentimen positif, penjualan saham-saham teknologi AS membuat kinerja tiga indeks saham AS tak kompak. Saham Apple turun lebih dari 2,5%, Facebook turun 3,3%, Amazon dan Netflix masing-masing turun 1,4% dan 2%.
Saham induk perusahaan Google yakni Alphabet turun sekitar 1% dan Microsoft turun 1,4%. Sementara itu saham yang mengalami apresiasi yaitu saham Goldman Sachs dan JPMorgan Chase yang naik masing-masing 1,7% dan 0,5% dan membantu menjaga Dow tetap lebih tinggi.
Dini hari tadi bank sentral paling berpengaruh di dunia yaitu Federal Reserves (the Fed) memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya mendekati nol persen.
"Kami berharap dapat mempertahankan sikap akomodatif kebijakan moneter sampai hasil ini, termasuk lapangan kerja maksimum, tercapai." kata Powell, mengutip CNBC International.
Bank sentral yang dipimpin oleh Jerome Powell bahkan akan menahan suku bunga rendah untuk waktu yang lama.Para anggota komite pengambil kebijakan the Fed (FOMC) bahkan mengantisipasi suku bunga overnight akan ditahan di kisaran nol persen untuk waktu yang lama setidaknya sampai 2023.
"Dengan inflasi yang terus berjalan di bawah target jangka panjang ini, Komite akan bertujuan untuk mencapai inflasi secara moderat di atas 2 persen untuk beberapa waktu sehingga inflasi rata-rata 2 persen dari waktu ke waktu," kata FOMC dalam sebuah pernyataan, mengutip CNBC International.
Penjualan ritel AS bulan Agustus naik 0,6% dibanding bulan sebelumnya. Angka tersebut di bawah perkiraan pasar di angka 1%. Namun secara tahunan penjualan ritel AS, bulan Agustus naik 2,6% (yoy).
"Optimisme ditopang oleh mengalirnya kabar bagus ekonomi, kinerja kuat emiten, dan prospek akan kabar melegakan yang lebih banyak dari The Fed, mengindikasikan mereka masih akan berkomitmen melanjutkan pemulihan sembari menyediakan kebijakan pendukung," tutur Jim Paulsen, Kepala Perencana Investasi Leuthold Group, kepada CNBC International.
(twg)