
Catat, Hari Ini Bio Farma Uji Klinis Vaksin, Wish Them Luck!

Kinerja Wall Street yang lumayan oke dini hari tadi tentu menjadi sentimen positif untuk pasar saham kawasan Asia yang bakal buka pada pagi ini. Namun investor juga patut untuk mencermati berbagai sentimen baik dari luar dan dalam negeri penggerak pasar keuangan hari ini.
Pandemi Covid-19 memang masih menjadi risiko terbesar bagi perekonomian global sampai saat ini. Wabah bahkan terus merebak dan tak kunjung usai, baik di luar maupun di Tanah Air.
Ketegangan antara duo raksasa ekonomi global yaitu AS-China juga menambah buruk prospek pemulihan ekonomi global. Dunia berada dalam resesi global yang sangat dahsyat.
Namun pemerintah dan bank sentral tak tinggal diam. Stimulus yang masif untuk menahan ekonomi dari kejatuhan lebih lanjut masih diupayakan. Hal ini setidaknya menjadi sentimen positif untuk pasar keuangan.
Di AS, selain adanya keterbukaan antara Gedung Putih dengan DPR dari Partai Demokrat untuk melanjutkan diskusi seputar keberlanjutan pemberian tunjangan untuk masyarakat, bank sentralnya (Federal Reserves/the Fed) pun masih terus mengguyur sistem keuangan dengan likuiditas.
The Fed kembali melanjutkan pembelian obligasi korporasi baik dengan yang sifatnya blue chip atau investment grade hingga junk di bulan Juli. Selain itu, bank sentral melakukan langkah pertamanya melalui Program Pinjaman untuk Main Street.
Melalui program tersebut, the Fed telah merestui pinjaman senilai US$ 92 juta untuk 13 perusahaan. Di sisi obligasi, the Fed masih aktif membeli surat utang seperti yang dilakukannya di bulan Juni, bahkan lebih agresif.
Nilai total kepemilikan obligasi oleh the Fed di bawah fasilitas kredit pasar sekunder bank sentral naik menjadi lebih dari US$ 12 miliar. Angka ini kurang lebih US$ 2,5 miliar dari periode yang sama bulan lalu.
Dari dalam negeri, pemerintah juga terus berupaya untuk mendongkrak perekonomian RI dengan memberikan berbagai stimulus. Selain pencairan gaji ke-13 kemarin, pemerintah juga memberikan bantuan sosial (bansos) untuk karyawan swasta dengan gaji di bawah Rp 5 juta/bulan.
Rencananya tunjangan yang diberikan sebesar Rp 600 ribu per bulan selama empat bulan. Namun pembayarannya akan dilakukan selama dua bulan sekali. Awalnya tunjangan ini hanya akan diberikan kepada 13,8 juta karyawan saja, tetapi berdasarkan rapat kementerian dan lembaga jumlahnya bertambah menjadi 15,7 juta pekerja.
Cairnya gaji ke-13 dan bansos untuk 15,7 pekerja swasta ini menjadi sentimen positif bagi harga saham domestik terutama untuk sektor-sektor seperti ritel. Investor juga perlu mencermati data penjualan ritel yang akan dirilis oleh BI hari ini.
Pada bulan Mei, BI melaporkan penjualan eceran mengalami kontraksi 20,6% (yoy). Trading Economics memperkirakan penjualan ritel bulan Juni masih akan terkontraksi tetapi membaik ke -14%. Jika data penjualan ritel lebih jauh baik dari bulan lalu dan di atas perkiraan, ini akan jadi sentimen positif lain untuk pasar.
Di sisi lain investor juga perlu mencermati perkembangan terbaru soal vaksin Covid-19. Dari dalam negeri, Bio Farma mulai melakukan uji klinis terhadap kandidat vaksinnya kepada 1.620 sukarelawan hari ini.
"Besok rencana penyuntikan perdana vaksin untuk UK3 [uji klinis 3]. Relawan yang terlibat dalam UK3 sebanyak 1.620 orang," kata Honesti kepada CNBC Indonesia, Senin (10/8/2020).
Seperti diketahui, Bio Farma melakukan uji klinis tahap ketiga atas vaksin hasil kerja sama dengan perusahaan bioteknologi asal China, Sinovac. Kerja sama untuk uji klinis ini dilakukan Bio Farma bersama dengan Fakultas Kesehatan Universitas Padjadjaran.
Rencana produksi juga telah disiapkan dengan kapasitas 100 juta dosis per tahun dan Desember nanti akan tersedia hingga 250 juta dosis per tahun. Kabar seputar vaksin Covid-19 Bio Farma ini telah memberikan sentimen yang baik di pasar.
Untuk itu investor juga perlu mencermati perkembangan uji klinis yang dilakukan Bio Farma ini. Tentunya kita semua berharap uji klinis akan berjalan lancar dan menunjukkan hasil yang positif.
(twg/twg)