Newsletter

Dear Investor, 'Cuaca' Sepertinya Tak Bersahabat, Sudah Siap?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
29 June 2020 06:05
Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath berbicara di kantornya selama Pertemuan Musim Semi Kelompok Bank Dunia dan IMF di Washington, AS, 11 April 2019.
Foto: Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath berbicara di kantornya selama Pertemuan Musim Semi Kelompok Bank Dunia dan IMF di Washington, AS, 11 April 2019. (REUTERS / James Lawler Duggan)

Selain merevisi turun angka proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini, IMF juga mempublikasikan kajiannya yang mengatakan pasar saat ini sangatah riskan terkoreksi mengingat fundamentalnya yaitu ekonomi yang masih sangat rapuh. 

Lembaga keuangan global yang bermarkas di Washington DC tersebut menyoroti reli di pasar keuangan yang terjadi, terutama di pasar saham. Sejak menyentuh titik dasar (bottom) pada 23 Maret 2020, pasar ekuitas global mengalami reli tak terbendung.

Beberapa indeks saham utama seperti S&P 500 bahkan posisinya secara year to date hanya terkoreksi sebesar 6,86%. Pada saat yang sama indeks saham MSCI Asia non Jepang (AxJ) juga hanya terkoreksi 6,88% dari posisinya di awal tahun.

IMF melihat bahwa saat ini terjadi diskoneksi antara pasar dan kegiatan ekonomi riil yang berpotensi membuat harga-harga aset terkoreksi alias hanya fenomena bear market rally. Fenomena ini juga pernah terjadi pada krisis-krisis sebelumnya.

Mengutip CNBC International, koreksi yang dimaksud adalah penurunan harga atau indeks 10% atau lebih.

"Diskoneksi antara pasar dan ekonomi riil meningkatkan risiko terjadinya koreksi harga aset-aset keuangan ketika selera investor terhadap risiko memudar, hal ini akan menjadi ancaman untuk pemulihan" kata IMF dalam Global Financial Stability Report.

"Mengacu pada pemodelan yang dibuat oleh staf IMF, perbedaan antara harga pasar dan valuasi fundamentalnya berada di level tertinggi dalam sejarah hampir di seluruh negara maju untuk pasar saham dan surat utangnya, meski yang terjadi justru sebaliknya untuk saham di beberapa negara berkembang" tulis laporan tersebut.

Ahli strategi ekuitas Citi, Tobias Levkovich, di hari Jumat, merilis hasil survei manajer dana institusional baru yang mengungkapkan kekhawatiran yang signifikan. Mereka mempertahankan uang tunai dua kali rata-rata untuk jangka jangka panjang. 

Hanya sepertiga responden yang berpikir S&P akan kembali ke level awal Juni di atas 3.200 pada akhir tahun dan, ketika ditanya apakah pasar akan mengalami 20% drop atau 20% reli menunjuukan bahwa 70% manajer investasi memperkirakan penurunan sebesar 20%.

Pada akhirnya, pasar masih dirundung muram. 'Cuaca' tak bersahabat kemungkinan terjadi pekan ini dan berpotensi membuat pasar kembali terguncang. Oleh karena itu investor perlu untuk mengencangkan sabuk pengaman.

(twg/twg)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular