Newsletter

Trump Beri Bantuan Jokowi, Modal Asing Bakal Masuk ke RI?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 April 2020 06:07
wall street
Foto: REUTERS/Brendan McDermid
Bursa saham AS (Wall Street) juga membukukan pelemahan sepanjang pekan lalu, indeks S&P 500 dalam sepekan turun 1,32%, Dow Jones -1,93% dan Nasdaq melemah tipis 0,18%.

Tetapi di hari Jumat, ketiga indeks tersebut berhasil menguat tajam, S&P 500 +1,39%, Dow Jones +1,11% dan Nasdaq +1,65%. Wall Street ambles di dua hari pertama pekan lalu terseret ambrolnya harga minyak WTI hingga minus untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Selain harga minyak mentah, kabar obat redemsevir dari Gilead Sciences Inc., raksasa farmasi AS juga mempengaruhi pergerakan kiblat bursa saham dunia ini.

Pada Jumat (17/4/2020) dua pekan lalu, kabar bagus datang dari Gilead yang dikatakan memiliki obat yang efektif melawan virus corona.

CNBC International mengutip media STAT melaporkan rumah sakit di Chicago merawat pasien Covid-19 yang parah dengan obat antivirus remdesivir yang dalam uji coba klinis dan diawasi ketat. Hasilnya, pasien tersebut menunjukkan pemulihan yang cepat dari demam dan gangguan pernapasan.



Tetapi pekan lalu, pelaku pasar dibuat kecewa setelah Financial Times melaporkan obat dari Gilead tersebut tidak mampu memperbaiki kondisi pasien.

Financial Times mengutip sebuah dokumen yang secara tidak sengaja dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), dan merupakan hasil uji klinis di China, sebagaimana dilansir CNBC International.

Namun, Gilead mengatakan hasil tersebut terjadi akibat "karakteristik yang tidak sesuai" sehingga "tidak bisa disimpulkan"



"Kami menyesal WHO merilis sebuah informasi terkait penelitian secara prematur, dimana rilis tersebut kini telah dihapus. Para peneliti dalam penelitian ini tidak memiliki izin untuk mempublikasikan hasilnya" kata juru bicara Gilead, sebagaimana dilansir CNBC International.

"Lebih lanjut, kami percaya rilis tersebut berisi karakteristik yang tidak sesuai dalam penelitian. Yang penting, penelitian tersebut dihentikan lebih awal karena kecilnya sampel, sehingga secara statistik tidak bisa menghasilkan kesimpulan yang berarti. Saat ini tren menunjukkan remdesivir menunjukkan potensi yang bagus, terutama jika digunakan pada pasien dengan tahap awal COVID-19" ujar juru bicara Gilead.

AS sebenarnya juga sedang menguji remdesivir tetapi hasil penelitiannya masih belum dipublikasikan. Jumat lalu, Reuters melaporkan hasil pengujian tersebut akan dirilis pada pertengahan Mei, dan kemungkinan hasil preliminary akan dikeluarkan lebih dulu.

Hasil uji coba di AS tersebut dianggap lebih reliabel dalam menarik kesimpulan sehingga dinanti pelaku pasar.

(pap/sef)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular