
Sentimen Campur Aduk, Pasar Keuangan Tanah Air Volatil
![[THUMB] Virus Corona](https://awsimages.detik.net.id/visual/2020/02/17/0564ec56-2297-495b-8b35-dc68927f9b90.jpeg?w=900&q=80)
Untuk perdagangan hari ini, investor perlu mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu perkembangan di bursa saham Wall Street yang ditutup anjlok, kemungkinan memberikan sentimen negatif bagi bursa saham global dan domestik.
Sentimen Kedua, yaitu perkembangan penyebaran wabah virus corona. Per pukul 04:50 WIB, jumlah pasien terpapar virus corona di seluruh dunia mencapai 2 juta orang lebih dengan jumlah korban jiwa sebanyak 133.572 orang.
Di Indonesia sendiri, ada penambahan kasus sebanyak 297 menjadi 5.136 orang terinfeksi positif virus corona dan korban jiwa tercatat sebanyak 469 orang.
Situasi ini bisa mempengaruhi psikologis investor. Dimana investor cenderung untuk menjauhi aset-aset berisiko di tengah situasi ekonomi yang resah dan gelisah menunggu kapan pandemi virus corona akan berakhir.
Ketiga ramalanĀ dari Dana Moneter Internasional (IMF) yang menyatakan bahwa ekonomi global bakal terkontraksi tajam hingga minus 3% di tahun ini, jauh lebih buruk sejak krisis keuangan yang terjadi di 2008-2009, menjadi sentimen negatif lainnya. Menggarisbawahi ekonomi global kian dekat dengan resesi.
Kendati demikian, ada sentimen positif juga yang bisa memberikan secercah harapan yang bisa menerangi para pelaku pasar menuju keoptimisan di antaranya kebijakan quantitative easing (QE) dari BI. Lalu data ekspor impor dari Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin yang lebih baik dari perkiraan. Ini membuat neraca perdagangan Indonesia membukukan surplus US$ 740 juta. Lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar yang sebesar US$ 544 juta.
Sentimen positif lainnya yaitu di beberapa negara, upaya pencegahan penularan sudah dan akan dilonggarkan untuk memberi ruang bagi kebangkitan aktivitas ekonomi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah pasien positif corona di seluruh dunia per 14 April adalah 1.844.863 orang. Naik 405% dibandingkan hari sebelumnya.
Meski masih bertambah, tetapi kenaikan 4,05% adalah laju paling lemah sejak 10 Maret. Juga jauh di bawah rata-rata kenaikan harian selama 21 Januari-14 April yang sebesar 11,84%.
