Newsletter

Banjir Sentimen & 'Jamu' BI, Bikin Pasar Domestik Semringah?

Haryanto, CNBC Indonesia
15 April 2020 06:19
wall street
Foto: Reuters

Beralih ke bursa saham Amerika Serikat, Wall Street ditutup melonjak pada perdagangan Selasa (14/4/2020), karena investor tumbuh lebih optimis tentang prospek pandemi virus corona.

Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 558,99 poin atau 2,4% menjadi 23.949,76. Indeks S&P 500 melonjak 3,1% ke 2.846,06 sedangkan indeks Nasdaq naik 4% ke level 8.515,74. Saham Amazon naik ke level tertinggi sepanjang masa untuk memimpin Nasdaq lebih tinggi.

Penguatan Wall Street seiring dengan pernyataan dari Gubernur New York Andrew Cuomo yang memberikan nada optimis tentang penyebaran pandemi corona di kota New York, yang menjdai pusat pandemi di Amerika Serikat.

Andrew Cuomo mengatakan pada hari Selasa bahwa angka kematian akibat virus corona di negara bagian AS tersebut mereda, sementara tingkat rawat inap juga tetap rendah.

Sementara Presiden AS Donald Trump dalam konferensi pers Senin mengatakan bahwa pertumbuhan kasus pasien virus korona strain baru menunjukkan kestabilan, menjadi "bukti nyata" bahwa program pemerintah membuahkan hasil.

"Pasar keuangan sudah mulai mengambil pandangan yang lebih positif dari prospek," kata Jan Hatzius, kepala ekonom di Goldman Sachs, dalam sebuah catatan. “Peningkatan awal sebagian besar didorong oleh kebijakan, tetapi optimisme yang lebih besar dalam seminggu terakhir setidaknya sebagian terkait dengan virus itu sendiri. ”

"Agar lebih jelas, situasi kesehatan tetap sangat buruk dalam hal absolut, terutama di AS yang sekarang berada di atas Italia dan Spanyol dalam hal kematian terkait virus corona (meskipun masih jauh lebih rendah berdasarkan per kapita)."

Jumlah kasus virus corona terus meningkat secara global. Data dari Johns Hopkins University menunjukkan ada lebih dari 1,9 juta kasus di seluruh dunia, dengan lebih dari 598.000 terpapar virus corona di AS.

Di sisi lain, musim pendapatan perusahaan dimulai pada hari Selasa dengan JPMorgan Chase dan Johnson & Johnson melaporkan hasil kuartalan terbaru mereka, memberikan investor pandangan pertama mereka pada seberapa dahsyatnya pukulan terhadap korporasi dari pandemi ini.

JPMorgan Chase melaporkan penurunan laba besar untuk kuartal pertama. Saham Johnson & Jonson naik 4,8% karena laba yang lebih baik dari perkiraan. Johnson & Johnson juga mengatakan dapat memproduksi hingga 900 dosis vaksin coronavirus pada April 2021, tergantung pada bagaimana uji coba berjalan.

Wells Fargo melaporkan laba kuartal pertama jauh dari harapan karena bank yang berbasis di San Francisco menyisihkan uang tunai untuk kerugian kredit di tengah pandemi corona. Ini melaporkan laba 1 sen dolar per saham, di bawah perkiraan analis untuk 33 sen dolar per saham.

Analis memperkirakan pertumbuhan pendapatan S&P 500 turun 10,2% pada kuartal pertama secara tahun-ke-tahun, menurut Refinitiv. Ada juga kisaran perkiraan yang jauh lebih anjlok mengingat ketidakpastian yang belum pernah terjadi sebelumnya dari coronavirus.

"Meskipun perkiraan pendapatan yang turun dapat memberikan optimisme, mengingat beberapa analis belum menyesuaikan angka secara rinci sejak pertengahan Maret sebagai akibat terhadap penutupan alias lockdown di banyak kota besar di seluruh negeri," kata Jeff Buchbinder, ahli strategi ekuitas untuk LPL Financial.

Untuk kuartal pertama, ada 88 emiten mengumumkan laba yang negatif dari pengumuman awal yang telah dikeluarkan oleh perusahaan S&P 500, menurut Refinitiv. Bahkan perusahaan-perusahaan dengan kapitalisasi besar telah melaporkan pendapatan selama setahun penuh. (har)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular