Newsletter

Waspada! Bunga Acuan The Fed Turun, Wall Street Tetap Merah

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
04 March 2020 06:50
Sentimen Penggerak IHSG dan Pasar Keuangan Hari Ini
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Hari ini, pasar akan diwarnai sikap anomali pasar yang justru menyikapi secara negatif penurunan suku bunga acuan AS yang dianggap terburu-buru dan menunjukkan keputusasaan, padahal sebelumnya rencana penurunan suku bunga sudah diantisipasi pelaku pasar dengan sangat positif.

Faktor ekspektasi pelaku pasar saham dunia sangat penting mengingat pandangan pelaku pasar dunia akan berbalik dan membuat pasar keuangan akan kembali tertekan pagi ini.

Bukan tidak mungkin, pasar saham Asia dan domestik akan menyikapi serupa pemangkasan suku bunga tersebut dengan negatif, seperti halnya pelaku pasar di Wall Street.

Faktor lain adalah perkembangan dari penyebaran virus Covid-19 secara global dan di dalam negeri. Kemarin, angka pertumbuhan kasus di Korsel mencapai 851 kasus dalam sehari sehingga total orang yang terjangkit penyakit tersebut mencapai 5.186 orang.

Yang cukup membuat heboh adalah kasus COVID-19 di New York, hingga menambah total penyebaran virus corona di AS tembus di atas psikologis 100 orang.

Di dalam negeri, jika angka penyebarannya bertambah, dan dengan dasar penghitungan yang rendah tentu akan menghasilkan persentase kenaikan yang tinggi, maka pasar dan publik akan disibukkan dengan berita tentang aksi rush ke pasar-pasar modern dan tradisional serta dapat membuat suasana di dalam negeri semakin panas, yang tidak seharusnya tidak terjadi.

Meskipun virus corona sudah menggoyang pasar dunia dan korban jiwanya sudah mencapai angka psikologis 3.168 orang pagi ini, jangan lupa bahwa di Indonesia baru tertular, dan secara global angka kematian (fatalitasnya) virus itu pun cukup rendah yaitu 3,41% (penyebaran 92.818 dan angka kematian 3.168 orang). Bandingkan saja dengan wabah SARS yang tingkat kematiannya mencapai 9,5%.

Di sisi lain, agenda dunia sepekan ini tentu masih akan menjadi perhatian pasar. Ajang 'Selasa Super' yang berlangsung hingga pagi ini akan menentukan sosok yang akan menjadi kandidat dari Partai Demokrat untuk menantang Presiden AS Donald Trump dalam pemilih presiden November nanti.

'Selasa Super' adalah ajang terpenting kedua setelah hari pencoblosan di AS, di mana para bakal calon presiden baik dari kubu Demokrat maupun Republik bakal mengantongi suara untuk melaju ke putaran selanjutnya, bertarung di pemilihan presiden (pilpers) langsung.

Karena kubu Republik telah memiliki calon, yakni Trump, maka pandangan pelaku pasar akan tertuju ke kubu Demokrat. Bernie Sanders sejauh ini dianggap menjadi kandidat terkuat dari kubu tersebut, mengalahkan tujuh kandidat lainnya termasuk Michael Bloomberg. Hingga pagi ini, suara untuk Sanders masih harus bersaing di momen-momen akhir agar dapat mengalahkan wakil presiden di masa Barack Obama yaitu Joe Biden.

Jika Sanders terpilih, maka AS akan memiliki calon presiden pertama yang merupakan seorang sosialis. Sanders juga akan menjadi presiden tertua yang menjabat, yakni pada umur 79 tahun, menggeser Trump yang sebelumnya memegang rekor tersebut pada usia 73 tahun.

Sentimen dari agenda lain juga akan berasal dari pengumuman beberapa data ekonomi yaitu pertumbuhan ekonomi Australia dan Italia. Angka pertumbuhan PDB Italia akan menjadi fokus mengingat Negeri Pizza saat ini menjadi negara Eropa dengan kasus penyebaran virus corona tertinggi yaitu dengan 2.502 kasus.

(irv)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular