Newsletter

Waspada! Bunga Acuan The Fed Turun, Wall Street Tetap Merah

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
04 March 2020 06:50
Antiklimaks! Suku Bunga AS Turun, tapi Wall Street Amblas
Foto: Arie Pratama
Semalam, di luar ekspektasi dan di luar jadwal, Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (0,5%) sebagai langkah darurat untuk melindungi Negeri Paman Sam dari dampak virus corona Covid-19.

Dalam sebuah keterangan pers, kutip Reuters, penurunan suku bunga acuan menjadikannya berada pada rentang 1,00%-1,25% dari posisi sebelumnya 1,5%-1,75%.

"Fundamental ekonomi AS masih tetap kuat. Meskipun demikian, virus corona menimbulkan risiko terhadap kegiatan ekonomi. Menghadapi risiko-risiko tersebut dan guna mendukung pencapaian maksimal serta tujuan menjaga stabilitas harga, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memutuskan menurunkan suku bunga federal," ujar the Fed.

Keputusan the Fed memangkas suku bunga terjadi sebelum jadwal rapat FOMC yang sejatinya digelar pada 17-18 Maret sehingga mencerminkan urgensi kebutuhan bank sentral untuk beraksi guna mencegah melebarnya kemungkinan resesi global terutama akibat Covid-19.

Meskipun sudah diprediksi pasar akan ada penurunan suku bunga dan sempat membuat pasar keuangan dunia sumringah sejak kemarin malam, pelaku pasar Wall Street justru menunjukkan reaksi yang bertolak belakang.

Setelah dibuka terkoreksi tipis, tiga indeks utama Wall Street yaitu Dow Jones Industrial Avg sempat turun hingga -3,7% dari posisi sehari sebelumnya, S&P 500 turun hingga -3,7%, dan Nasdaq Composite turun sampai -4,1%. Akhirnya, ketiga indeks saham utama itu ditutup dengan koreksi yang lebih reda yaitu Dow Jones -2,97%, Nasdaq -2,81%, dan S&P 500 -3,19%.





Lain halnya dengan pasar saham. Pasar obligasi pemerintah AS, atau biasa disebut US Treasury, justru mengalami penguatan harga dan menekan yield seri acuan 10 tahunnya di pasar hingga ke bawah 1%, tepatnya menjadi 0,99%. Posisi yield tersebut merupakan titik terendah sepanjang masa sekaligus pertama kalinya dalam sejarah dunia keuangan.

Langkah the Fed dianggap sebagai langkah panik dan sudah antiklimaks ketika bank sentral negara lain sudah menurunkan suku bunga acuannya, salah satunya Australia. Kemarin, Reserve Bank of Australia sebagai bank sentral Negeri Kangguru, menurunkan bunga acuan 25 basis poin ke 0,5%, posisi terendah sepanjang masa.

Kebijakan ini diambil setelah sebelumnya bank sentral AS dan Eropa lebih dulu mengindikasikan bakal mengambil langkah mitigasi untuk melawan tekanan ekonomi akibat penyebaran virus corona.

Philip Lowe, Gubernur Bank Sentral Australia, menilai pertumbuhan ekonomi global diekspektasikan bakal menurun di semester I-2020 karena dampak virus corona. Kondisi ini bakal memengaruhi ekonomi domestik Australia. Sektor pendidikan dan pariwisata di Australia, yang sangat bergantung pada China, terhantam karena virus corona.

Selain itu, langkah panik itu semakin membuat gemas pelaku pasar karena pada akhir pekan lalu the Fed menyatakan bahwa dampak dari virus corona hanya akan sementara meskipun sudah menyiapkan penurunan suku bunga jika diperlukan.

Presiden AS Donald Trump yang bereaksi cepat ketika suku bunga turun dengan menyatakan bahwa masih membutuhkan the Fed menurunkan suku bunganya lebih rendah lagi, menyatakan tidak ingin memusingkan penurunan pasar saham dan ingin fokus pada penanganan virus corona di dalam negeri. (irv)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular