
Newsletter
AS-Iran Tegang, Investor Cari Aman
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
06 January 2020 07:30

Pasar saham di bursa AS atau Wall Street berguguran pada Jumat akhir pekan lalu karena faktor meningkatnya kekhawatiran akan hubungan geopolitik. AS mengkonfirmasi bahwa serangan udara yang mereka lakukan telah menewaskan komandan militer Iran.
Tiga indeks utama pun rontok. Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,81% menjadi 28.634, S&P 500 minus 0,71%, dan Nasdaq Composite berkurang 0,79% menjadi 9.020.
Naiknya tensi geopolitik tersebut tak ayal juga membuat harga minyak mentah berjangka yang menjadi acuan AS naik 3% menjadi $ 63,05 per barel. Akibatnya, saham maskapai penerbangan anjlok karena ancaman harga minyak yang lebih tinggi. United, American dan Delta semua turun lebih dari 1,6%.
Selain itu, rilis data dari bidang manufaktur AS juga membebani pergerakan saham. Indeks manufaktur ISM untuk bulan Desember berada di angka 47,2, menjadi yang paling lemah dalam satu dekade terakhir. Padahal pada bulan November angkanya masih 48,1. Angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi.
Akibatnya, Investor melarikan investasi mereka dari aset berisiko seperti saham dengan mengoleksi emas dan yang menjadi aset safe havens secara tradisional dan Obligasi Pemerintah AS.
Harga emas di pasar berjangka pun melonjak lebih dari 1%. Yield Benchmark Treasury 10-tahun Pemerintah AS pun bergerak turun menjadi sekitar 1,79%.
AS mengumumkan pada Kamis malam waktu setempat bahwa mereka telah membunuh komandan tinggi Iran, Jenderal Qasem Soleimani, di Baghdad. Soleimani menjadi tokoh kunci dalam politik Iran, dan kematiannya telah menimbulkan kekhawatiran atas kemungkinan pembalasan dari pasukan Iran.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif memperingatkan pada hari Jumat bahwa Iran akan membalas terhadap AS atas tindakannya.
(yam)
Tiga indeks utama pun rontok. Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,81% menjadi 28.634, S&P 500 minus 0,71%, dan Nasdaq Composite berkurang 0,79% menjadi 9.020.
Naiknya tensi geopolitik tersebut tak ayal juga membuat harga minyak mentah berjangka yang menjadi acuan AS naik 3% menjadi $ 63,05 per barel. Akibatnya, saham maskapai penerbangan anjlok karena ancaman harga minyak yang lebih tinggi. United, American dan Delta semua turun lebih dari 1,6%.
Selain itu, rilis data dari bidang manufaktur AS juga membebani pergerakan saham. Indeks manufaktur ISM untuk bulan Desember berada di angka 47,2, menjadi yang paling lemah dalam satu dekade terakhir. Padahal pada bulan November angkanya masih 48,1. Angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi.
Akibatnya, Investor melarikan investasi mereka dari aset berisiko seperti saham dengan mengoleksi emas dan yang menjadi aset safe havens secara tradisional dan Obligasi Pemerintah AS.
Harga emas di pasar berjangka pun melonjak lebih dari 1%. Yield Benchmark Treasury 10-tahun Pemerintah AS pun bergerak turun menjadi sekitar 1,79%.
AS mengumumkan pada Kamis malam waktu setempat bahwa mereka telah membunuh komandan tinggi Iran, Jenderal Qasem Soleimani, di Baghdad. Soleimani menjadi tokoh kunci dalam politik Iran, dan kematiannya telah menimbulkan kekhawatiran atas kemungkinan pembalasan dari pasukan Iran.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif memperingatkan pada hari Jumat bahwa Iran akan membalas terhadap AS atas tindakannya.
(yam)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular