
Newsletter
Tarif Impor AS-China Setuju Diberangus, Pasar Saham Bisa Cuss
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
08 November 2019 07:22

Pertama, sentimen terbesar akan disumbangkan ke pasar keuangan domestik tentu akan datang dari damai dagang AS-China. Tali silaturahmi yang semakin erat di antara keduanya tentu tidak hanya jadi pajangan belaka dan dapat menjadi pengobat asa bagi pasar Asia dan pasar domestik pagi ini, setelah sebelumnya hancur layaknya dihajar massa.
Kedua, positifnya Wall Street yang disebabkan sentimen damai dagang tentu diharapkan dapat menularkan dampak beruntun (collateral damage) ke pasar keuangan Benua Kuning dan pasar keuangan domestik. Penguatan pasar saham AS yang hanya sekedar basa-basi tadi pagi diharapkan dapat memompa optimisme pelaku pasar global untuk lebih gencar memburu instrumen investasi dan membuat harganya menguat di pasar.
Ketiga, pengumuman data neraca pembayaran, termasuk defisit dari transaksi berjalan (current account deficit/CAD) akan diumumkan pemerintah hari ini. Transaksi berjalan merupakan neraca yang menggambarkan pasokan devisa valas dari ekspor-impor barang dan jasa.
Hingga saat ini, transaksi berjalan Indonesia terus mencatat defisit sejak 2011, yang artinya potensi fluktuasi rupiah lebih besar lagi ketika terjadi guncangan di pasar keuangan global. Hal itu disebabkan mata uang Tanah Air bergantung kepada pasokan devisa dari investasi portofolio di sektor keuangan yang bisa datang dan pergi kapan saja tanpa permisi.
Untuk data CAD, beberapa ekonom memprediksi angka kuartal III-2019 bisa di bawah 3% karena ada potensi perbaikan ketimbang kuartal sebelummya. Jika prediksi itu benar dan artinya membaik, maka tentu siap-siap menikmati weekend yang lebih ceria dibandingkan dengan biasanya.
Keempat, kemarin pasar keuangan belum menikmati data cadangan devisa valas (cadev). Tidak ada salahnya tentu jika kita memanfaatkan sisa sentimen positif kemarin dapat bercampur sentimen positif dari global sehingga dapat menambah daya dorong IHSG dan pasar keuangan untuk melonjak lebih tinggi lagi di penghujung pekan, hari ini.
Kelima, sejak kemarin, pengumuman penghuni baru MSCI Indonesia ditunggu-tunggu pasar. Pagi ini, secara resmi perusahaan yang 'memproduksi' indeks MSCI Inc sudah mengumumkan beberapa hasil kajian beberapa indeks baru mereka, termasuk MSCI Indonesia.
Tercatat saham peritel perkakas PT Ace Hardware Tbk (ACES) dan operator ponsel PT XL Axiata Tbk (EXCL) masuk ke dalam MSCI Global Indonesia Index, bersama dengan enam saham lain untuk menjadi penghuni baru MSCI Small Cap Indonesia Index.
Keenam saham tersebut adalah peritel ponsel PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), produsen batu bara PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), operator ponsel PT Indosat Tbk (ISAT), perusahaan properti PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO), produsen spare part otomotif PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM), dan holding media Grup Emtek PT Surya Citra Media Tbk (SCMA). Masuknya delapan saham itu akan efektif pada 26 November.
Sehingga, sentimen positif individu saham yang baru masuk ke indeks bergengsi tersebut tentu dapat menyumbangkan tambahan katalis bagi pasar secara keseluruhan. (irv)
Kedua, positifnya Wall Street yang disebabkan sentimen damai dagang tentu diharapkan dapat menularkan dampak beruntun (collateral damage) ke pasar keuangan Benua Kuning dan pasar keuangan domestik. Penguatan pasar saham AS yang hanya sekedar basa-basi tadi pagi diharapkan dapat memompa optimisme pelaku pasar global untuk lebih gencar memburu instrumen investasi dan membuat harganya menguat di pasar.
Ketiga, pengumuman data neraca pembayaran, termasuk defisit dari transaksi berjalan (current account deficit/CAD) akan diumumkan pemerintah hari ini. Transaksi berjalan merupakan neraca yang menggambarkan pasokan devisa valas dari ekspor-impor barang dan jasa.
Hingga saat ini, transaksi berjalan Indonesia terus mencatat defisit sejak 2011, yang artinya potensi fluktuasi rupiah lebih besar lagi ketika terjadi guncangan di pasar keuangan global. Hal itu disebabkan mata uang Tanah Air bergantung kepada pasokan devisa dari investasi portofolio di sektor keuangan yang bisa datang dan pergi kapan saja tanpa permisi.
Untuk data CAD, beberapa ekonom memprediksi angka kuartal III-2019 bisa di bawah 3% karena ada potensi perbaikan ketimbang kuartal sebelummya. Jika prediksi itu benar dan artinya membaik, maka tentu siap-siap menikmati weekend yang lebih ceria dibandingkan dengan biasanya.
Keempat, kemarin pasar keuangan belum menikmati data cadangan devisa valas (cadev). Tidak ada salahnya tentu jika kita memanfaatkan sisa sentimen positif kemarin dapat bercampur sentimen positif dari global sehingga dapat menambah daya dorong IHSG dan pasar keuangan untuk melonjak lebih tinggi lagi di penghujung pekan, hari ini.
Kelima, sejak kemarin, pengumuman penghuni baru MSCI Indonesia ditunggu-tunggu pasar. Pagi ini, secara resmi perusahaan yang 'memproduksi' indeks MSCI Inc sudah mengumumkan beberapa hasil kajian beberapa indeks baru mereka, termasuk MSCI Indonesia.
Tercatat saham peritel perkakas PT Ace Hardware Tbk (ACES) dan operator ponsel PT XL Axiata Tbk (EXCL) masuk ke dalam MSCI Global Indonesia Index, bersama dengan enam saham lain untuk menjadi penghuni baru MSCI Small Cap Indonesia Index.
Keenam saham tersebut adalah peritel ponsel PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), produsen batu bara PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), operator ponsel PT Indosat Tbk (ISAT), perusahaan properti PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO), produsen spare part otomotif PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM), dan holding media Grup Emtek PT Surya Citra Media Tbk (SCMA). Masuknya delapan saham itu akan efektif pada 26 November.
Sehingga, sentimen positif individu saham yang baru masuk ke indeks bergengsi tersebut tentu dapat menyumbangkan tambahan katalis bagi pasar secara keseluruhan. (irv)
Next Page
Peristiwa dan Agenda Pekan Ini
Pages
Most Popular