Newsletter

Tarif Impor AS-China Setuju Diberangus, Pasar Saham Bisa Cuss

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
08 November 2019 07:22
Pergerakan Wall Street dan Eropa Positif Loh
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman
Tekanan pada IHSG ternyata juga terjadi di pasar keuangan domestik lain, yaitu pasar obligasi. Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu ditunjukkan oleh seri acuan (benchmark) FR0078 yang bertenor 10 tahun. Turunnya harga membuat yield seri tersebut naik 3,9 basis poin (bps) menjadi 7%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga turun maka akan mendorong yield-nya naik, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Selain FR0078, tiga seri lain yang juga menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.

 

Yield Obligasi Negara Acuan 7 Nov'19

Seri

Jatuh tempo

Yield 6 Nov'19 (%)

Yield 7 Nov'19 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar IBPA 7 Nov'19 (%)

FR0077

5 tahun

6.423

6.447

2.40

6.3986

FR0078

10 tahun

6.964

7.003

3.90

6.973

FR0068

15 tahun

7.443

7.444

0.10

7.3801

FR0079

20 tahun

7.664

7.666

0.20

7.6269

Sumber: Refinitiv

Kondisi rupiah pada perdagangan kemarin lebih baik daripada pasar saham dan pasar SUN. Karena koreksinya tidak terlalu dalam sepanjang hari, nilai mata uang garuda sempat beralih ke zona hijau menjelang penutupan akibat adanya kejutan positif dari China tadi.

Besaran US$ 1 disetarakan pasar dengan Rp 13.990/dolar AS kala penutupan pasar spot, yang artinya rupiah menguat 0,14% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. Padahal, koreksi 0,14% sempat melanda rupiah yang terjebak di zona merah dan dolar AS cukup nyaman di kisaran Rp 14.000/dolar AS hingga jelang tutup pasar.

Sentimen positif yang menyelamatkan Benua Kuning dari koreksi pun berhembus hingga ke Eropa. Angin segar yang sama telah membuat pelaku pasar di Benua Biru sumringah dan tidak takut memburu instrumen saham yang dijajakan di bursa masing-masing negara guna mengejar keuntungan lebih daripada instrumen lain.



Indeks pan-Eropa Stoxx 600 ditutup naik 0,29%, sekaligus melanjutkan penguatan dan mencetak rekor tertinggi baru sepanjang masa yang disumbang saham sektor otomotif. Indeks lain yang menguat termasuk FTSE 100 di Inggris (0,13%), DAX di Jerman (0,83%), dan CAC di Prancis (0,41%).

Pergerakan pasar yang positif masih terjadi di Eropa setelah Bank sentral Inggris yakni Bank of England mengejutkan pasar di mana dua dari sembilan anggota komite kebijakan moneter (Monetary Policy Committee/MPC) memilih untuk memangkas suku bunga. Hal tersebut merupakan kejutan karena sejak dalam lebih dari 1 tahun terakhir, sembilan anggota MPC selalu bersuara bulat untuk mempertahankan suku bunga 0,75%.

Sampai saat ini, BoE menjadi bank sentral utama dunia yang tidak mengikuti kebijakan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS. Namun suara-suara agar suku bunga dipangkas akhirnya muncul, yang membuat poundsterling KO. Kejutan tersebut sempat membawa poundsterling Inggris terkoreksi.

Tidak berhenti di Eropa, di AS, pernyataan Gao ternyata juga diamini pejabat di bawah pemerintahan presiden Donald Trump dan sukses membawa Wall Street bergoyang riang.

Indeks utama Dow Jones Industrial Average naik 182 poin atau 0,7%, yang didukung kenaikan saham emiten alat berat Caterpillar dan produsen pesawat Boeing di atas 1%. Pergerakan indeks tersebut turut membubungkan posisinya kembali menembus rekor tertinggi baru sepanjang masa.

Indeks utama AS lain yang juga mengukir rekor tertinggi adalah S&P 500 yang naik 0,3% dengan penggerak utama dari sektor finansial yang menguat 0,7% serta saham-saham sektor energi yang terapresiasi 1,6%. Sementara itu, indeksnya saham teknologi yakni Nasdaq Composite naik 0,3%, sebelum sempat 8.483,16.

(irv)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular