Newsletter

IHSG Kembali Tertekan, Data Ekonomi Jadi Harapan

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
05 November 2019 07:11
Potensi Sentimen Penggerak IHSG Hari Ini
Foto: Wall Street (AP Photo/Richard Drew)
Pertama, tentu pergerakan Wall Street dan dunia serta Bursa Asia pagi ini akan diharapkan pelaku pasar domestik dapat mengusir kekhawatiran dari kepala dan hati investor global sehingga mau mampir ke pasar keuangan domestik serta melakukan aksi beli sehingga mampu mendorong penguatan IHSG dan pasar obligasi hari ini.

Kedua, adalah dari data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2019 yang akan ditunggu-tunggu pelaku pasar dan sempat membuat grogi kemarin. Saat ini, konsensus pelaku pasar memprediksi pertumbuhan ekonomi akan sedikit melambat menjadi 5,01% dibanding kuartal sebelumnya 5,05%. Jika benar demikian, maka sentimen negatif kemungkinan akan membuat pasar tidak bergerak atau lebih parahnya akan memaksa koreksi IHSG dapat berlanjut.

Ketiga, adalah perkembangan dari damai dagang. Segala macam pernyataan dari China maupun AS saat ini masih menjadi perhatian utama yang dapat membuat penggiat pasar menentukan arah transaksi.

Keempat, data neraca perdagangan AS nanti malam waktu Indonesia Barat akan menjadi perhatian lain dari pasar keuangan global. Karena konsensus memprediksi akan ada perbaikan, yaitu defisitnya menciut menjadi US$ 52,5 miliar dari bulan sebelumnya US$ 54,9 miliar, maka jika sesuai ekspektasi, akan ada dorongan ekstra dari Negeri Paman Sam untuk bekal bertransaksi esok hari.

Kelima, keluarnya India dari Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), dengan alasan ingin melindungi warga negaranya dapat menjadi sentimen tersendiri bagi situasi politik negara-negara utama dunia. RCEP adalah perjanjian perdagangan yang mencakup sebagian besar wilayah Asia yang di mana kesepakatan tersebut melibatkan dukungan dari China tahun depan.

Keenam, panasnya hawa nuklir kembali membuat Iran dan negara maju bersitegang karena Negeri Para Mullah itu mengumumkan telah meluncurkan mesin sentrifugal canggih generasi baru untuk mempercepat proses pengayaan uranium. Langkah ini memperdalam sikap tidak tunduk Iran pada kesepakatan nuklir 2015 setelah ditinggalkan AS pada 2018 lalu.

(irv)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular