
Newsletter
Khasiat The Fed Kurang Manjur, Saatnya Pantau Data Inflasi
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
01 November 2019 06:39

Beralih ke bursa saham utama AS, tiga indeks utama Wall Street kompak ditutup melemah pada perdagangan kemarin karena fokus pelaku pasar tampaknya beralih ke friksi dagang AS dan China seiring dengan memudarnya optimisme damai dagang antara kedua negara
Data pasar menunjukkan indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup anjlok 0,52% ke 27.046,23 indeks poin. Diikuti oleh indeks S&P 500 yang terkoreksi 0,3% ke 3.037,56 indeks poin dan indeks Nasdaq yang melemah 0,14% menjadi 8.292,36 indeks poin.
Optimisme pelaku pasar terkait damai dagang dua kekuatan ekonomi terbesar dunia memudar setelah pihak China diketahui pesimis bahwa kesepakatan damai dagang hanya akan bersikap sementara.
Pada pagi Kamis (31/10/2019) pagi hari, Bloomberg memberitakan bahwa salah seorang pejabat pemerintahan asal Negeri Tiongkok mulai meragukan tercapainya kesepakatan perdagangan jangka panjang dengan Negeri Paman Sam, meskipun kedua belah pihak sedang dalam tahap finalisasi 'fase pertama', dilansir CNBC International.
Pihak China juga dikabarkan khawatir akan 'sifat impulsif' Presiden AS Donald Trump dan resiko bahwa dia Trump bisa saja mundur dari segala jenis kesepakatan.
Kabar tersebut tentu sangat mengejutkan pelaku pasar karena belakang ini berita yang beredar menginformasikan bahwa delegasi Washington dan Beijing sedang mengusahakan untuk segera meyelesaikan teks perjanjian kesepakatan fase pertama. Perwakilan dagang kedua negara bahwa akan kembali berkomunikasi lewat telpon besok (1/11/2019).
"Delegasi perdagangan China dan AS tetap dalam komunikasi yang erat dan saat ini terdapat kemajuan yang mulus dalam negosiasi," ujar pernyataan yang ditulis oleh Kementerian Perdagangan China.
"Kedua belah pihak akan terus mendorong negosiasi dan pekerjaan lain sesuai rencana semula," tambah pernyataan tersebut.
Belum lagi Trump juga menyampaikan dalam akun Twitter pribadinya bahwa kedua negara sedang berdiskusi untuk menentukan lokasi penandatangan kesepakatan fase pertama.
"China dan AS sedang berupaya memilih lokasi baru untuk penandatanganan perjanjian perdagangan fase pertama, yang merangkum 60% dari total kesepakatan, setelah APEC di Chile batal dilakukan karena alasan yang tidak berhubungan (dengan negosiasi dagang), Lokasi baru akan segera diumumkan. Presiden Xi dan Presiden Trump akan melakukan penandatanganan." Cuit Trump.
Jika ternyata apa yang diragukan oleh pejabat China benar terjadi, tentu ini bukan berita baik bagi perekonomian global. Pasalnya, jika damai dagang dua kekuatan ekonomi tersebut hanya bertahan sementara, maka perekonomian global sudah dipastikan tidak dapat pulih sepenuhnya. (dwa)
Data pasar menunjukkan indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup anjlok 0,52% ke 27.046,23 indeks poin. Diikuti oleh indeks S&P 500 yang terkoreksi 0,3% ke 3.037,56 indeks poin dan indeks Nasdaq yang melemah 0,14% menjadi 8.292,36 indeks poin.
Optimisme pelaku pasar terkait damai dagang dua kekuatan ekonomi terbesar dunia memudar setelah pihak China diketahui pesimis bahwa kesepakatan damai dagang hanya akan bersikap sementara.
Pada pagi Kamis (31/10/2019) pagi hari, Bloomberg memberitakan bahwa salah seorang pejabat pemerintahan asal Negeri Tiongkok mulai meragukan tercapainya kesepakatan perdagangan jangka panjang dengan Negeri Paman Sam, meskipun kedua belah pihak sedang dalam tahap finalisasi 'fase pertama', dilansir CNBC International.
Pihak China juga dikabarkan khawatir akan 'sifat impulsif' Presiden AS Donald Trump dan resiko bahwa dia Trump bisa saja mundur dari segala jenis kesepakatan.
Kabar tersebut tentu sangat mengejutkan pelaku pasar karena belakang ini berita yang beredar menginformasikan bahwa delegasi Washington dan Beijing sedang mengusahakan untuk segera meyelesaikan teks perjanjian kesepakatan fase pertama. Perwakilan dagang kedua negara bahwa akan kembali berkomunikasi lewat telpon besok (1/11/2019).
"Delegasi perdagangan China dan AS tetap dalam komunikasi yang erat dan saat ini terdapat kemajuan yang mulus dalam negosiasi," ujar pernyataan yang ditulis oleh Kementerian Perdagangan China.
"Kedua belah pihak akan terus mendorong negosiasi dan pekerjaan lain sesuai rencana semula," tambah pernyataan tersebut.
Belum lagi Trump juga menyampaikan dalam akun Twitter pribadinya bahwa kedua negara sedang berdiskusi untuk menentukan lokasi penandatangan kesepakatan fase pertama.
"China dan AS sedang berupaya memilih lokasi baru untuk penandatanganan perjanjian perdagangan fase pertama, yang merangkum 60% dari total kesepakatan, setelah APEC di Chile batal dilakukan karena alasan yang tidak berhubungan (dengan negosiasi dagang), Lokasi baru akan segera diumumkan. Presiden Xi dan Presiden Trump akan melakukan penandatanganan." Cuit Trump.
Jika ternyata apa yang diragukan oleh pejabat China benar terjadi, tentu ini bukan berita baik bagi perekonomian global. Pasalnya, jika damai dagang dua kekuatan ekonomi tersebut hanya bertahan sementara, maka perekonomian global sudah dipastikan tidak dapat pulih sepenuhnya. (dwa)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular