Newsletter

The Fed Pangkas Suku Bunga, Akankah Mata Uang Garuda Bangkit?

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
31 October 2019 06:36
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu perkembangan Wall Street yang positif. Semoga ini cukup untuk menjadi pendorong semangat pelaku pasar di kawasan Asia saat memulai perdagangan.

Sentimen kedua adalah terkait kelanjutan hubungan dagang antara AS dan China di mana kabar mengejutkan datang dari Chile yang membatalkan penyelenggaraan KTT Asia-Pacific Economic Conference (APEC) pada pertengahan November mendatang.

Keputusan tersebut diambil pemerintah Chile seiring dengan gelombang protes yang melanda negeri itu setelah Presiden Chile, Sebastian Pinera, memutuskan untuk menaikkan harga tarif angkutan umum, dilansir dari CNBC International.

Untuk diketahui, sebelumnya Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping dijadwalkan untuk bertemu dan menandatangani kesepakatan dagang fase pertama saat KTT APEC berlangsung bulan depan.

Jika KTT-APEC dibatalkan, tentu pelaku pasar bertanya-tanya kapan pemimpin kedua negara tersebut bertemu untuk menandatangani kesepakatan dagang.

Merespon pertanyaan tersebut, salah seorang juru bicara Gedung Putih menyampaikan bahwa Washington dan Beijing akan tetap berusaha untuk menyelesaikan kesepakatan tersebut.

"Kami menantikan finalisasi fase pertama dari perjanjian perdagangan bersejarah dengan China dalam jangka waktu yang sama, dan ketika kami memiliki pengumuman, kami akan memberitahu Anda," ujar juru bicara tersebut kepada CNBC International.

Kemudian perhatian pelaku pasar global juga akan tertuju pada sentimen ketiga terkait dengan kabar positif dari kebijakan moneter The Fed yang memangkas suku bunga acuan 25 basis poin untuk ketiga kalinya ke kisaran 1,5%-1,75%. Pemotongan federal funds rate diharapkan dapat memberikan pelumas yang lebih untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi AS yang perlahan terlihat pulih.

Terlebih lagi, Powell menyampaikan akan memberi ruang yang cukup hingga inflasi tumbuh sesuai target sebelum akhirnya memutuskan untuk kembali menaikkan suku bunga acuan.

Selain itu, pemangkasan FFR juga merupakan berita baik bagi mata uang Ibu Pertiwi, karena suku bunga acuan yang rendah berarti dolar AS kehilangan katalis positif untuk menarik aksi beli pelaku pasar. Pasalnya, imbal hasil yang diperoleh semakin menipis.

Pergerakan terbatas greenback memberikan kesempatan pada rupiah dkk di Asia untuk bergerak ke utara, sekaligus menawarkan keuntungan yang lebih besar kepada investor.

Lalu yang terakhir, sentimen keempat datang dari dalam negeri, yakni rilis realisasi jumlah investasi asing yang masuk ke Indonesia sepanjang kuartal kemarin. Jika ternyata tercatat ada perlambatan jumlah investasi yang masuk, maka prospek pertumbuhan ekonomi diproyeksi lebih oke depannya.

Kala prospek pertumbuhan ekonomi suram, investor bisa ogah masuk ke pasar keuangan Ibu Pertiwi karena potensi penurunan laba.

Sebaliknya jika realisasi investasi asing tumbuh positif, bahkan lebih baik dari kuartal II-2019 maka dapat menjadi sentimen positif untuk pelaku pasar (dwa/dwa)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular