
Newsletter
The Fed Pangkas Suku Bunga, Akankah Mata Uang Garuda Bangkit?
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
31 October 2019 06:36

Beralih ke bursa saham utama AS, tiga indeks utama Wall Street kompak ditutup menguat pada perdagangan kemarin setelah investor menyambut baik keputusan pemotongan tingkat suku bunga acuan untuk ketiga kalinya oleh Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) tahun ini.
Belum lagi, komentar dari Gubernur The Fed, Jerome Powell, yang mengisyaratkan akan adanya rehat sebelum The Fed kembali bersikap hawkish alias menaikkan kembali federal funds rate (FFR).
Data pasar menunjukkan indeks S&P 500 kembali memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa dengan naik 0,33% ke level 3.046,77 indeks poin. Sementara indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,43% menjadi 27.186,69 indeks poin dan indeks Nasdaq ditutup naik 0,33% ke level 8.303,97 indeks poin.
Hasil keputusan rapat The Fed bulan ini sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar, yakni pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin untuk yang ketiga kalinya, sehingga FFR sekarang ada di rentang 1,5%-1,75%.
Lebih lanjut, Powell sama sekali tidak mengisyaratkan nada panik dan kebijakan moneter AS saat ini dianggapnya sudah cukup baik untuk menunjang pertumbuhan ekonomi Negeri Adidaya tersebut, seperti diwartakan Reuters.
"Kami percaya bahwa bahwa kebijakan moneter berada dalam keadaan yang baik," ujar Powell dalam konferensi pers.
"Pasar tenaga kerja tangguh, penciptaan lapangan kerja solid, pengeluaran rumah tangga meningkat dengan kecepatan yang kokoh - semua itu mengindikasikan bahwa mereka (The Fed) menekankan semuanya baik-baik saja sekarang," ujar Kathy Jones, Kepala Strategi Fixed Income dari Pusat Penelitian Keuangan Schwab di New York, dikutip dari Reuters.
Pernyataan bahwa kondisi ekonomi AS cukup baik seiring dengan rilis pembacaan awal laju pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam kuartal III-2019 yang tumbuh 1,9% secara tahunan, lebih baik dari konsensus pasar yang memproyeksi pertumbuhan 1,6% YoY (year-on-year).
Automatic Data Processing (ADP) juga mencatat bahwa sepanjang bulan Oktober telah tercipta 125.000 tambahan penyerapan tenaga kerja di sektor non pertanian. Capaian tersebut berhasil mengalahkan estimasi analis yang memproyeksi penambahan 120.000 dan Lebih baik dari bulan sebelumnya yang hanya mencatatkan penciptaan 93.000 lapangan kerja, dilansir Trading Economics.
Selain itu, Powell juga mengatakan bahwa The Fed akan mencermati kenaikan inflasi yang 'sangat signifikan' sebelum memutuskan untuk memperketat kebijakan moneternya, dilansir dari CNBC International.
Pernyataan tersebut tentu membuat pelaku pasar sumringah karena The Fed akan memberikan waktu yang cukup hingga perekonomian pulih sebelum akhirnya bersikap hawkish. (dwa/dwa)
Belum lagi, komentar dari Gubernur The Fed, Jerome Powell, yang mengisyaratkan akan adanya rehat sebelum The Fed kembali bersikap hawkish alias menaikkan kembali federal funds rate (FFR).
Data pasar menunjukkan indeks S&P 500 kembali memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa dengan naik 0,33% ke level 3.046,77 indeks poin. Sementara indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,43% menjadi 27.186,69 indeks poin dan indeks Nasdaq ditutup naik 0,33% ke level 8.303,97 indeks poin.
Hasil keputusan rapat The Fed bulan ini sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar, yakni pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin untuk yang ketiga kalinya, sehingga FFR sekarang ada di rentang 1,5%-1,75%.
Lebih lanjut, Powell sama sekali tidak mengisyaratkan nada panik dan kebijakan moneter AS saat ini dianggapnya sudah cukup baik untuk menunjang pertumbuhan ekonomi Negeri Adidaya tersebut, seperti diwartakan Reuters.
"Kami percaya bahwa bahwa kebijakan moneter berada dalam keadaan yang baik," ujar Powell dalam konferensi pers.
"Pasar tenaga kerja tangguh, penciptaan lapangan kerja solid, pengeluaran rumah tangga meningkat dengan kecepatan yang kokoh - semua itu mengindikasikan bahwa mereka (The Fed) menekankan semuanya baik-baik saja sekarang," ujar Kathy Jones, Kepala Strategi Fixed Income dari Pusat Penelitian Keuangan Schwab di New York, dikutip dari Reuters.
Pernyataan bahwa kondisi ekonomi AS cukup baik seiring dengan rilis pembacaan awal laju pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam kuartal III-2019 yang tumbuh 1,9% secara tahunan, lebih baik dari konsensus pasar yang memproyeksi pertumbuhan 1,6% YoY (year-on-year).
Automatic Data Processing (ADP) juga mencatat bahwa sepanjang bulan Oktober telah tercipta 125.000 tambahan penyerapan tenaga kerja di sektor non pertanian. Capaian tersebut berhasil mengalahkan estimasi analis yang memproyeksi penambahan 120.000 dan Lebih baik dari bulan sebelumnya yang hanya mencatatkan penciptaan 93.000 lapangan kerja, dilansir Trading Economics.
Selain itu, Powell juga mengatakan bahwa The Fed akan mencermati kenaikan inflasi yang 'sangat signifikan' sebelum memutuskan untuk memperketat kebijakan moneternya, dilansir dari CNBC International.
Pernyataan tersebut tentu membuat pelaku pasar sumringah karena The Fed akan memberikan waktu yang cukup hingga perekonomian pulih sebelum akhirnya bersikap hawkish. (dwa/dwa)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular