
Newsletter
Digentayangi Profit Taking, Pasar Keuangan Masih Bisa Reli
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
28 October 2019 06:29

Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini
Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu dinamika di Wall Street yang positif. Diharapkan optimisme di sana bisa menular sampai ke Asia, tidak terkecuali Indonesia.
Pasar menaruh harapan besar bahwa rilis kinerja keuangan perusahaan raksasan lainnya, seperti Alphabet Inc (induk Google), T-Mobile, AT&T dan Spotify juga akan mampu mengalahkan hasil konsensus yang dihimpun oleh para analis.
Sentimen kedua adalah terkait perkembangan friksi dagang dua kekuatan ekonomi terbesar dunia, yakni AS dan China.
Pada Jumat (25/10/2019) pekan lalu kantor Perwakilan Dagang AS menyampaikan bahwa kedua belah pihak membuat kemajuan dalam diskusi dagang dan hampir menyelesaikan teks perjanjian dari kesepakatan fase pertama, dilansir dari Reuters.
“Mereka (perwakilan dagang AS dan China) membuat kemajuan pada isu-isu spesifik dan kedua belah pihak hampir menyelesaikan beberapa bagian dari perjanjian,” tulis pernyataan dari Kantor Perwakilan Dagang AS.
“Diskusi akan berlangsug terus-menerus di tingkat deputi dan akan ada panggilan (diskusi) lainnya dalam waktu dekat,” tambah pernyataan tersebut.
Di hari yang sama, Presiden AS Donald Trump juga menyampaikan nada positif terkait perkembangan dialog dagang dengan Negeri Tiongkok.
“Kami bergerak degan baik. Kami sedang bernegosiasi dengan mereka sekarang,” ujar Trump.
“Dan banyak hal baik terjadi dengan China. Mereka sangat ingin membuat kesepakatan,” tambah Trump.
Sentimen ketiga adalah pergerakan indeks dolar yang berpotensi melemah setelah mencatatkan 4 kali penguatan sepanjang pekan kemarin dengan total kenaikan 0,56% ke level 97,83. Untuk diketahui indeks dolar mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia.
Peluang pelemahan greenback diharapkan mampu memberikan ruang gerak yang lebih bagi rupiah untuk menawarkan keuntungan pada pelaku pelaku pasar global.
Meskipun demikian, pelaku pasar harap waspada pada sentimen keempat yakni potensi ambil untung (profit taking) yang kemungkinan masih akan membayangi IHSG.
Pasalnya, sebelum ditutup terkoreksi 1,38% pada Jumat pekan kemarin, bursa saham acuan Ibu Pertiwi telah menguat 10 hari beruntun dengan total kenaikan mencapai 5,15%.
Akan tetapi, IHSG masih dapat punya peluang menguat seiring dengan adanya sentimen global yang positif dari optimisme pemangkasan suku bunga The Fed dan perkembangan hubungan dagang AS-China.
(BERLANJUT KE HALAMAN EMPAT) (dwa)
Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu dinamika di Wall Street yang positif. Diharapkan optimisme di sana bisa menular sampai ke Asia, tidak terkecuali Indonesia.
Pasar menaruh harapan besar bahwa rilis kinerja keuangan perusahaan raksasan lainnya, seperti Alphabet Inc (induk Google), T-Mobile, AT&T dan Spotify juga akan mampu mengalahkan hasil konsensus yang dihimpun oleh para analis.
Sentimen kedua adalah terkait perkembangan friksi dagang dua kekuatan ekonomi terbesar dunia, yakni AS dan China.
Pada Jumat (25/10/2019) pekan lalu kantor Perwakilan Dagang AS menyampaikan bahwa kedua belah pihak membuat kemajuan dalam diskusi dagang dan hampir menyelesaikan teks perjanjian dari kesepakatan fase pertama, dilansir dari Reuters.
“Mereka (perwakilan dagang AS dan China) membuat kemajuan pada isu-isu spesifik dan kedua belah pihak hampir menyelesaikan beberapa bagian dari perjanjian,” tulis pernyataan dari Kantor Perwakilan Dagang AS.
“Diskusi akan berlangsug terus-menerus di tingkat deputi dan akan ada panggilan (diskusi) lainnya dalam waktu dekat,” tambah pernyataan tersebut.
Di hari yang sama, Presiden AS Donald Trump juga menyampaikan nada positif terkait perkembangan dialog dagang dengan Negeri Tiongkok.
“Kami bergerak degan baik. Kami sedang bernegosiasi dengan mereka sekarang,” ujar Trump.
“Dan banyak hal baik terjadi dengan China. Mereka sangat ingin membuat kesepakatan,” tambah Trump.
Sentimen ketiga adalah pergerakan indeks dolar yang berpotensi melemah setelah mencatatkan 4 kali penguatan sepanjang pekan kemarin dengan total kenaikan 0,56% ke level 97,83. Untuk diketahui indeks dolar mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia.
Peluang pelemahan greenback diharapkan mampu memberikan ruang gerak yang lebih bagi rupiah untuk menawarkan keuntungan pada pelaku pelaku pasar global.
Meskipun demikian, pelaku pasar harap waspada pada sentimen keempat yakni potensi ambil untung (profit taking) yang kemungkinan masih akan membayangi IHSG.
Pasalnya, sebelum ditutup terkoreksi 1,38% pada Jumat pekan kemarin, bursa saham acuan Ibu Pertiwi telah menguat 10 hari beruntun dengan total kenaikan mencapai 5,15%.
Akan tetapi, IHSG masih dapat punya peluang menguat seiring dengan adanya sentimen global yang positif dari optimisme pemangkasan suku bunga The Fed dan perkembangan hubungan dagang AS-China.
(BERLANJUT KE HALAMAN EMPAT) (dwa)
Next Page
Simak Agenda dan Data Berikut Ini
Pages
Most Popular