Newsletter

Digentayangi Profit Taking, Pasar Keuangan Masih Bisa Reli

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
28 October 2019 06:29
Wall Street Bergeliat Karena Kinerja Emiten & The Fed
Foto: Bursa New York (AP Photo/Richard Drew))
Wall Street Bergeliat Karena Kinerja Emiten & The Fed

Beralih ke Wall Street, sama halnya dengan IHSG, tiga indeks utama di Amerika Serikat (AS) juga membukukan kenaikan yang cukup signifikan sepanjang perdagangan pekan kemarin.

Indeks Nasdaq mencatatkan penguatan paling tinggi dengan melesat 1,9% ke level 8.243,12 indeks poin. Lalu indeks S&P 500 berhasil menguat 1,22% menjadi 3.022,55 indeks poin dan indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,7% menjadi 26.958,06 indeks poin.

Rilis kinerja keuangan dari perusahaan-perusahaan yang melantai di AS memantik aksi beli di bursa saham Negeri Paman Sam. Untuk periode kuartal III-2019, Microsoft melaporkan pendapatan senilai US$ 33,06 miliar, mengalahkan konsensus yang dihimpun oleh Refinitiv yang senilai US$ 32,23 miliar. Laba per saham diumumkan di level US$ 1,38, juga di atas konsensus yang senilai US$ 1,25. Harga saham perusahaan ditutup melesat 2%.

Sementara itu, Tesla secara mengejutkan mengumumkan adanya laba untuk periode kuartal III-2019. Pada tiga bulan ketiga tahun ini, perusahaan pembuat mobil listrik besutan Elon Musk tersebut berhasil membukukan laba per saham senilai US$ 1,86. Padahal, konsensus memperkirakan adanya kerugian senilai US$ 42 sen per saham.

Berdasarkan data yang dihimpun FactSet, setidaknya sebanyak lebih dari 38% perusahaan yang tercatat di indeks S&P 500 telah merilis kinerja keuangan kuartal ketiga 2019, di mana sekitar 78% berhasil mencatatkan performa keuangan di atas ekspektasi pasar. Pekan kemarin merupakan salah satu pekan sibuk karena lebih dari 120 emiten merilis kinerjanya, dilansir CNBC International.

Di lain pihak, imbal hasil yang dicatatkan Wall Street juga didorong oleh sentimen ekspektasi pelaku pasar bahwa tingkat suku bunga acuan AS (federal funds rate) sekali lagi berpotensi mendekati angka nol untuk pertama kalinya sejak krisis keuangan 2008 silam.

Melansir situs CME Fedwatch, pasar sudah bertaruh bahwa 93,5% Bank Sentral AS (The Federal Reserves/The Fed) akan kembali memangkas suku bunga setidaknya 25 basis poin ke kisaran 1,5%-1,75% pada pertemuan akhir Oktober mendatang. Padahal, di akhir September peluang tersebut hanya sebesar 64,1%.

Kepala Kredit Global di Brandywine Global, Gary Herbert, menyampaikan bahwa The Fed akan berupaya untuk mempertajam penguatan kurva imbal hasil dengan terus memotong tingkat suku bunga acuan melebihi ekspektasi pasar.

“Ada peluang lebih besar terjadiya resesi daripada perkiraaan kita sebelumnya di awal tahun ini, dan The Fed mungkin perlu secara signifikan kembali menerapkan kebijakan moneter yang tidak lazim seperti quantitative easing,” ujar Herbert, dikutip dari Reuters.

(BERLANJUT KE HALAMAN TIGA) (dwa)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular