Newsletter

Sudah Sepuluh Hari Hijau, Apa Iya IHSG Bisa Menguat Lagi?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
25 October 2019 06:37
Wall Street Variatif
Foto: Ekspresi Trader di lantai di New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, AS, 12 November 2018. REUTERS / Brendan McDermid

Bursa saham Amerika Serikat, Wall Street berakhir variatif di penutupan perdagangan, Kamis. Laporan keuangan QIII yang kuat dari emiten seperti Tesla dan Microsoft, mengimbangi penurunan laba dari emiten lainnya seperti Ford.

Dow Jones misalnya turun 0,1% ke 26.805,53. Sedangkan S&P naik 0,2% ke 3.010,29 sementara nasdaq melonjak 0,8% ke 8.185,80.

Meski demikian, prospek ditekennya kesepakatan dagang AS-China tahap satu sukses memantik aksi beli di bursa saham AS. Wajar jika pelaku pasar begitu mengapresiasi ademnya hubungan AS-China di bidang perdagangan. 

Pasalnya, hingga saat ini kedua negara telah mengenakan bea masuk tambahan terhadap produk impor dari masing-masing negara senilai ratusan miliar. Bahkan, AS telah bersikap lebih keras dengan memblokir perusahaan-perusahaan asal China dari melakukan bisnis dengan AS.

Pada Mei 2019, Trump mendeklarasikan kondisi darurat nasional di sektor teknologi melalui sebuah perintah eksekutif.  Dengan aturan itu, Menteri Perdagangan Wilbur Ross menjadi memiliki wewenang untuk memblokir transaksi dalam bidang teknologi informasi atau komunikasi yang menimbulkan risiko bagi keamanan nasional AS.

Bersamaan kebijakan ini, Huawei Technologies dan 68 entitas yang terafiliasi dengan Huawei Technologies dimasukkan ke dalam daftar perusahaan yang dilarang membeli perangkat dan komponen dari perusahaan AS tanpa persetujuan pemerintah.

Dalam keterangan resmi yang diperoleh CNBC Indonesia dari halaman Federal Register, pemerintah AS beralasan bahwa terdapat dasar yang cukup untuk mengambil kesimpulan bahwa Huawei telah terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang bertentangan dengan keamanan nasional atau arah kebijakan luar negeri dari AS.

Bukan hanya keamanan nasional, Hak Asasi Manusia (HAM) juga dijadikan alasan oleh pihak AS untuk memblokir perusahaan asal China dalam upayanya untuk memenangkan perang dagang. Per tanggal 9 Oktober 2019, AS resmi memasukkan 28 entitas asal China ke dalam daftar hitam, di mana sebanyak delapan di antaranya merupakan perusahaan teknologi raksasa asal China.

Dimasukkan delapan perusahaan teknologi raksasa asal China tersebut membuat merekatak bisa melakukan bisnis dengan perusahaan asal AS tanpa adanya lisensi khusus. AS beralasan bahwa kedelapan perusahaan tersebut terlibat dalam pelanggaran HAM terhadap kaum Muslim di Xinjiang, China.

Jika AS dan China benar bisa meneken kesepakatan dagang tahap satu, ada peluang bea masuk tambahan yang kini sudah diterapkan dan pemblokiran terhadap perusahaan-perusahaan asal China bisa dicabut. Jika ini yang terjadi, roda perekonomian dunia bisa dipacu untuk berputar lebih kencang.

Selain itu, rilis kinerja keuangan dari perusahaan-perusahaan yang melantai di AS ikut memantik aksi beli di bursa saham Negeri Paman Sam. Untuk periode kuartal III-2019, Microsoft melaporkan pendapatan senilai US$ 33,06 miliar, mengalahkan konsensus yang dihimpun oleh Refinitiv yang senilai US$ 32,23 miliar. Laba per saham diumumkan di level US$ 1,38, juga di atas konsensus yang senilai US$ 1,25. Harga saham perusahaan ditutup melesat 2%.

Sementara itu, harga saham Tesla melonjak hingga 17,7% pasca perusahaan secara mengejutkan mengumumkan adanya laba untuk periode kuartal III-2019. Pada tiga bulan ketiga tahun ini, perusahaan pembuat mobil listrik besutan Elon Musk tersebut berhasil membukukan laba per saham senilai US$ 1,86. Padahal, konsensus memperkirakan adanya kerugian senilai US$ 42 sen per saham.

Mengutip CNBC International yang melansir data dari FactSet, sejauh ini sebanyak lebih dari 31% perusahaan yang tergabung dalam indeks S&P 500 telah melaporkan kinerja keuangan kuartalan, di mana sebanyak nyaris 80% mampu mengalahkan estimasi dari para analis.

[Gambas:Video CNBC]

 

BERLANJUT KE HALAMAN 3 -> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini

(ank)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular