
Obat The Fed Dinilai Tak Cukup, Beranikah Melawan Arus Lagi?

Hari ini, kita akan melihat parade pidato tiga petinggi bank sentral AS (The Federal Reserve/ The Fed). Bos The Fed Jerome Powell bahkan dijadwalkan berpidato dua kali dalam sehari seolah bank sentral tersebut ingin menggaris-bawahi sikap dan pandangan mereka terkait dengan perkembangan pasar.
Dalam pernyataan publik pertamanya pekan ini, Powell mengapresiasi independensi bank sentral tersebut dalam mengambil kebijakan moneter. Pernyataan ini menjadi sebuah sindiran atas upaya Presiden AS Donald Trump yang berulang-kali mencibir dan ingin mengintervensi otoritas moneter tersebut.
Yang Terbaru, Powell mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi AS saat ini cukup berkelanjutan. Dia memberi contoh di era 1990-an di mana ekonomi juga tertekan tetapi melaju secara lebih berkelanjutan setelah bank sentral tersebut memangkas suku bunga beberapa kali.
"Memang ada sedikit pelemahan... Tidak ada alasan kenapa ekspansi [ekonomi] tak bisa berlanjut," tuturnya di pertemuan tahunan National Association of Business Economics di Denver AS, sebagaimana diberitakan Reuters dini hari tadi.
Sinyal yang dikirim adalah bahwa The Fed sadar akan risiko pelemahan, kondisi saat ini terhitung normal di tengah situasi seperti sekarang, dan The Fed siap mendukung ekspansi ekonomi. Bahkan, Powell mengatakan bahwa bank sentral AS tersebut akan menambah neracanya "segera" guna mengatasi persoalan pendanaan di pasar obligasi.
Apakah pelaku pasar Asia dan Indonesia hari ini akan memilih percaya bahwa ekonomi masih akan baik-baik saja, atau ikut parno sebagaimana Wall Street dalam dua hari terakhir? Ada baiknya cermati dulu perkembangan dari Benua Biru sebelum menentukan jawabannya.
CNBC International mengutip beberapa media kini ramai memberitakan jika perundingan Brexit antara Inggris dan Uni Eropa kini menuju kegagalan. Sky News melaporkan Kanselir Jerman, Angela Merkel, sudah menyampaikan kepada Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson, jika deal Brexit untuk saat ini "sangat tidak mungkin".
Sementara itu BBC mengutip sumber pemerintah Inggris yang mengatakan pihak Uni Eropa tidak menunjukkan adanya upaya yang sedikit sekalipun untuk membahas proposal Brexit sejak diajukan PM Johnson.
Secara umum, sentimen global masih negatif. Trading berbasis teknikal bakal mendominasi bursa efek Indonesia hari ini, sembari mencermati perkembangan fundamental dari emiten atau kabar positif dari dalam negeri untuk melakukan aksi beli.
BERLANJUT KE HAL 4 >>>
