Newsletter

Demo Makin Marak, Resesi Global Kian Nyata

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
24 September 2019 06:15
Wall Street Berakhir Variatif
Foto: Foto/Para pemrotes pro-demokrasi membuat penghalang di Causeway Bay selama protes menentang kekerasan polisi selama pawai sebelumnya, di pusat Hong Kong, Cina 28 Juli 2019. REUTERS / Tyrone Siu

Dari bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street, tiga indeks bursa utama pada pagi dini hari berakhir dengan mix. Indeks S&P 500 negatif 0,01%, sedangkan Nasdaq Composite koreksi 0,06%, dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik tipis 0,06%.

Saham-saham di bursa AS hampir tidak bergerak, kenaikan pada saham Apple diimbangi oleh data ekonomi kurang positif yang menambah kehati-hatian investor di tengah perang dagang AS-China yang berkepanjangan.

Apple Inc dengan kodenya AAPL.O naik 0,5% setelah regulator perdagangan AS menyetujui atas 10 dari 15 permintaan pembebasan tarif oleh pembuat iPhone tersebut. Micron Technology Inc MU.O, yang memasok komponen ke Apple juga terkena sentimen positif dengan kenaikan harga saham sebesar 0,9%.

Sedangkan data indeks pembelian yang dilakukan para manajer perusahaan (Purchasing Managers Index/PMI) kemarin, untuk sektor jasa makin menurun dan bahkan menjadi yang pertama kalinya turun dalam sembilan setengah tahun, di mana angka PMI bulan September rilis IHS Markit menunjukkan angka 50,9, atau di bawah ekspektasi analis yang memprediksi berada di 51,3.

Sementara itu, pelaku pasar di negeri Paman Sam juga mengkhawatirkan terjadinya perlambatan ekonomi atau resesi secara global. Markit dalam rilis datanya kemarin mengumumkan data Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Perancis stagnan pada angka 50,3, disusul Jerman yang kian turun di angka 41,4.

Uni Eropa juga tak lepas dari kontraksi, dengan angka PMI berada pada level 45,6, menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di angka 45,6. Angka di bawah 50 menjelaskan kegiatan manufaktur sedang lesu alias mengalami kontraksi.

"Apa yang menjadi pertanyaan di pasar adalah apakah kita menuju resesi dalam 12 bulan ke depan. semua rilis data menjadi semakin penting," kata Quincy Krosby, kepala strategi pasar di Prudential Financial di Newark, New Jersey.

BERLANJUT KE HAL 3 >>>

(yam/yam)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular