Newsletter

Waduh! The Fed Mungkin Gak Pangkas Suku Bunga Lho..

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
18 September 2019 06:18
Cermati Sentimen Penggerak Hari Ini
Foto: Ketua Dewan Federal Reserve AS Jerome Powell berpartisipasi dalam diskusi Economic Club di Washington, AS, 10 Januari 2019. REUTERS / Jim Young

Kabar bagus berhembus dari Negeri Tiongkok. Perundingan dagang dengan AS yang dinanti-nanti pelaku pasar sebentar lagi akan terlaksana. Sepanjang pekan lalu AS-China memang menebar sentimen positif ke pasar global setelah kedua belah pihak saling menunda kenaikan tarif impor dan berencana untuk melakukan perundingan dagang.

Presiden Trump bahkan membuka peluang untuk melakukan kesepakatan dagang sementara dengan China.

Perkembangan teranyar Selasa kemarin, CCTV selaku media yang dimiliki oleh pemerintah China mengabarkan bahwa delegasi setingkat wakil menteri akan bertandang ke Washington pada pekan ini guna mendiskusikan permasalahan terkait perdagangan dan ekonomi, dilansir dari CNBC International. Menurut CCTV, pertemuan tersebut diinisiasi oleh AS. Wakil Menteri Keuangan China Liao Min disebut akan memimpin delegasi setingkat wakil menteri tersebut.


Melansir CNBC International, waktu pasti terkait dengan pertemuan kedua negara belumlah jelas: pemberitaan dari CCTV menyebut bahwa delegasi China akan menyambangi AS pada hari Rabu (18/9/2019), sementara pemberitaan dari Reuters yang melansir pejabat pemerintahan AS menyebut bahwa perbincangan akan digelar pada hari Kamis (19/9/2019).

Kepastian pertemuan kedua negara tentunya akan memberikan sentimen positif lagi ke pasar finansial, harapan akan adananya damai dagang tentunya kembali membuncah.

Namun, di sisi lain ada kejutan baru datang dari Negeri Paman Sam. Ada kemungkinan The Fed tidak akan memangkas suku bunga pada Kamis pukul 1:00 WIB dini hari.

Piranti FedWatch milik CME Group pagi ini menunjukkan pelaku pasar melihat probabilitas The Fed memangkas suku bunga 25 basis poin (bps) menjadi 1,75%-2% sebesar 51,9%, turun dari Selasa malam sebesar 61,2%. Bahkan pada pekan lalu, probabilitas tersebut lebih dari 90%.

Ini berarti terjadi perubahan yang cukup drastis di benak para pelaku pasar.

Waduh! The Fed Mungkin Gak Pangkas Suku Bunga <i>Lho..</i>Grafik: Probabilitas Suku Bunga The Fed 
Sumber: CME Group

Kenaikan harga minyak mentah tentunya akan berdampak pada naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) di AS, dan bisa berdampak pada kenaikan inflasi. Hal inilah yang membuat pelaku pasar memperkirakan The Fed mungkin tidak akan memangkas suku bunga pada Kamis (19/9/19) pukul 1:00 WIB nanti.Kenaikan tajam harga minyak mentah menjadi penyebab perubahan peta kekuatan tersebut, selain juga beberapa data ekonomi dari AS yang cukup bagus serta ekspektasi adanya kesepakatan dagang sementara AS dengan China.  

Inflasi merupakan salah satu acuan The Fed dalam memangkas suku bunga. The Fed berpeluang menahan suku bunganya akan inflasi di AS tidak melesat terlalu tinggi akibat kombinasi kenaikan harga BBM dan pemangkasan suku bunga.

Seandainya The Fed tidak memangkas suku bunga, ekonomi Paman Sam akan kurang stimulus , kecemasan akan terjadinya resesi di AS berpotensi semakin meningkat. Saat ini saja para potensi terjadinya resesi menurun para manajer investasi berada di level tertinggi salam 10 tahun terakhir.


Melansir berita CNBC International, hasil survei Manajer Investasi Bank of America Merril Lynch pada periode 6 sampai 12 September menunjukkan 38% melihat resesi akan terjadi dalam satu tahun ke depan. Persentase tersebut naik dari sebelumnya sebesar 34%.

Survei yang tersebut dilakukan saat AS-China sedang mesra, dan ada rencana untuk melakukan perundingan dagang, serta probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed masih di atas 90%. 

Sentimen yang beragam tersebut membuat peluang penguatan rupiah, IHSG, dan obligasi kecil meski tidak tertutup.

Investor kemungkinan akan mengambil sikap wait and see menunjukkan kebijakan The Fed pada hari ini. Apalagi besok setelah The Fed, Bank Sentral Jepang, Bank Indonesia, dan Bank Sentral Inggris berturut-turut akan mengumumkan suku bunga, sehingga menjadi "Super Thursday" bagi pasar finansial.

(BERLANJUT KE HALAMAN 4)

(pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular