
Newsletter
Sentimen Turunnya Suku Bunga AS dan Eropa Kompak Angkat Pasar
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
10 September 2019 07:28

Pertama, flat-nya perdagangan di bursa saham AS atau Wall Street membuat pasar saham Asia dapat limbung pergerakannya di awal pagi ini karena kurang punya pijakan untuk menguat lebih kencang daripada kemarin.
Kedua, data inflasi China yang akan dirilis pagi ini tentu akan sangat krusial karena dapat menentukan arah setidaknya bagi indeks Indeks Shanghai di China yang besar kemungkinan meluas ke negara Benua Kuning lainnya. Prediksi pasar yang serupa dengan prediksi Trading Economics menunjukkan inflasi YoY akan berada pada 2,6% sedangkan secara MoM akan sebesar 0,5%.
Ketiga, Rapat Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis nanti diharapkan pelaku pasar akan segera memangkas suku bunga simpanan (deposit rate) sebesar 10 basis poin (bps) menjadi -0,5%. Selain itu, bank sentral Benua Biru juga diharapkan dapat memutuskan untuk menjalankan quantitative easing (QE) dengan aksi membeli aset senilai 30 miliar euro per bulan mulai Oktober nanti.
Keempat, data persediaan minyak mentah AS. Jika penurunan lebih besar daripada prediksi konsensus Trading Economics 2,6 juta barel, maka harga minyak dapat terkerek naik.
Keempat, masih dari data perdagangan dan inflasi. Pelaku pasar masih akan memantau agenda inflasi dan Jerman, Prancis, dan AS serta neraca perdagangan Uni Eropa.
BERSAMBUNG KE HAL 4 (irv)
Kedua, data inflasi China yang akan dirilis pagi ini tentu akan sangat krusial karena dapat menentukan arah setidaknya bagi indeks Indeks Shanghai di China yang besar kemungkinan meluas ke negara Benua Kuning lainnya. Prediksi pasar yang serupa dengan prediksi Trading Economics menunjukkan inflasi YoY akan berada pada 2,6% sedangkan secara MoM akan sebesar 0,5%.
Ketiga, Rapat Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis nanti diharapkan pelaku pasar akan segera memangkas suku bunga simpanan (deposit rate) sebesar 10 basis poin (bps) menjadi -0,5%. Selain itu, bank sentral Benua Biru juga diharapkan dapat memutuskan untuk menjalankan quantitative easing (QE) dengan aksi membeli aset senilai 30 miliar euro per bulan mulai Oktober nanti.
Keempat, data persediaan minyak mentah AS. Jika penurunan lebih besar daripada prediksi konsensus Trading Economics 2,6 juta barel, maka harga minyak dapat terkerek naik.
Keempat, masih dari data perdagangan dan inflasi. Pelaku pasar masih akan memantau agenda inflasi dan Jerman, Prancis, dan AS serta neraca perdagangan Uni Eropa.
BERSAMBUNG KE HAL 4 (irv)
Next Page
Simak Agenda dan Data Berikut Ini
Pages
Most Popular