Newsletter

Gawat, China Sudah Ngegas Lagi & Gaung Resesi Kian Terdengar!

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
28 August 2019 06:43
Klaim Sepihak Trump Kirim Wall Street Melemah
Foto: Wall Street (AP Photo/Richard Drew)
Beralih ke AS, Wall Street mencetak koreksi pada perdagangan kemarin: indeks Dow Jones turun 0,47%, indeks S&P 500 melemah 0,32%, dan indeks Nasdaq Composite berkurang 0,34%.

Pada sesi awal perdagangan, optimisme bahwa AS-China bisa segera meneken kesepakatan dagang sukses memantik aksi beli di bursa saham Negeri Paman Sam dan mendorong Wall Strret menghijau.

Trump mengungkapkan bahwa menurutnya pihak China memiliki keinginan yang tulus untuk meneken kesepakatan dagang. Bahkan, menurutnya China “sangat ingin” untuk meneken kesepakatan dagang dengan AS. Alasannya, perekonomian China sudah sangat tersakiti oleh perang dagang yang sudah berlangsung lebih dari satu setengah tahun tersebut.

“Saya tak yakin mereka memiliki pilihan” kecuali meneken kesepakatan dengan AS, terlepas dari apakah mereka ingin atau tidak, kata Trump.

Namun, hal yang ditakutkan kemudian terjadi. Klaim sepihak dari Trump membuat pelaku pasar saham AS panik dan mendorong mereka untuk melego saham-saham di sana.

Pada hari Senin (25/8/2019) malam, Pemimpin Redaksi Global Times Hu Xijin menyebutkan bahwa delegasi tingkat tinggi AS dan China tak menggelar perbincangan melalui sambungan telepon seperti yang dikatakan Trump. Untuk diketahui, Global Times merupakan sebuah tabloid yang berada di bawah naungan People's Daily. People's Daily sendiri merupakan sebuah koran yang dikontrol oleh Partai Komunis China.

"Berdasarkan yang saya tahu, delegasi tingkat tinggi dari China dan AS tidak mengggelar perbincangan melalui sambungan telepon dalam beberapa hari terakhir," tulis Hu melalui akun Twitternya.

Lebih lanjut, Hu menyebut bahwa komunikasi memang terjadi, namun pada level yang jauh lebih rendah, sehingga pernyataan yang dilontarkan oleh Trump tidaklah tepat.  

"Kedua pihak telah menjaga komunikasi di level bawah (technical level), itu tidaklah memiliki signifikansi seperti yang dikesankan oleh Presiden Trump."

Hu pun menyebut bahwa China tak mengubah posisinya dalam hal perang dagang dengan AS.

"China tak mengubah posisinya. China tak akan tunduk kepada tekanan dari AS," kata Hu untuk menutup cuitannya.



Sementara itu, pihak pemerintah China juga membantah klaim dari Trump tersebut. Kemarin malam waktu setempat, China kembali buka suara. China kembali menegaskan bahwa perbincangan melalui sambungan telepon yang dibangga-banggakan oleh Trump tersebut tidak pernah terjadi.

“Saya belum mendengar kejadian terkait dua sambungan telepon yang disebut oleh pihak AS pada akhir pekan,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang, dilansir dari CNBC International.

Klaim sepihak yang dilakukan oleh Trump terkait dengan perkembangan hubungan dagang dengan China dikhawatirkan akan membuat China berang dan menjauhkan kedua negara dari kesepakatan dagang.

Dominannya sentimen perang dagang AS-China membuat rilis data ekonomi yang menggembirakan gagal untuk mengerek kinerja Wall Street. Kemarin, angka indeks keyakinan konsumen AS periode Agustus 2019 diumumkan di level 135,1 oleh The Conference Board, jauh mengalahkan ekspektasi yang sebesar 129,3, seperti dilansir dari Forex Factory.

Tingginya angka IKK menunjukkan bahwa masyarakat AS memandang dengan sangat positif perekonomian di sana, serta mengindikasikan bahwa mereka akan mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk aktivitas konsumsi.

Mengingat lebih dari 50% perekonomian AS dibentuk oleh konsumsi rumah tangga, tentu hal tersebut menjadi kabar baik bagi perekonomian secara umum, sekaligus pasar saham.

Namun ya itu tadi, sentimen perang dagang AS-China yang begitu dominan membuat rilis data ini menjadi tak bisa mendikte pergerakan Wall Street.

BERLANJUT KE HALAMAN 3 -> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (ank)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular