Newsletter

Awas, Klaim Sepihak dari Trump Bisa Kembali Rontokkan IHSG!

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 August 2019 06:31
Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Pada perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama, tentunya kinerja Wall Street yang terbilang oke pada perdagangan kemarin. Mengingat posisi Wall Street selaku kiblat dari pasar saham dunia, diharapkan bahwa apresiasi yang dibukukan di sana bisa menjalar ke kawasan Asia, termasuk Indonesia.

Kedua, pelaku pasar patut mencermati dinamika yang mewarnai perang dagang AS-China. Seperti yang sudah disebutkan di halaman sebelumnya, memang ada kabar positif terkait perang dagang kedua negara yakni komentar dari Trump bahwa China telah mengajak AS kembali ke meja perundingan.

Namun, pernyataan dari Trump ini kemudian dimentahkan oleh Hu Xijin, Pemimpin Redaksi dari Global Times. Untuk diketahui, Global Times merupakan sebuah tabloid yang berada di bawah naungan People's Daily. People's Daily sendiri merupakan sebuah koran yang dikontrol oleh Partai Komunis China.

Karena terafiliasi dengan Partai Komunis China, komentar-komentar dari Hu dicermati oleh pelaku pasar. Tercatat, Hu beberapa kali memproyeksikan dengan benar terkait dengan perkembangan perang dagang AS-China.

Hu menyebut bahwa delegasi tingkat tinggi antara AS dan China tak menggelar perbincangan melalui sambungan telepon seperti yang dikatakan Trump.

"Berdasarkan yang saya tahu, delegasi tingkat tinggi dari China dan AS tidak mengggelar perbincangan melalui sambungan telepon dalam beberapa hari terakhir," tulis Hu melalui akun Twitternya.

Lebih lanjut, Hu menyebut bahwa komunikasi memang terjadi, namun pada level yang jauh lebih rendah, sehingga pernyataan yang dilontarkan oleh Trump tidaklah tepat.

"Kedua pihak telah menjaga komunikasi di level bawah (technical level), itu tidaklah memiliki signifikansi seperti yang dikesankan oleh Presiden Trump.

Hu pu menyebut bahwa China tak mengubah posisinya dalam hal perang dagang dengan AS.

"China tak mengubah posisinya. China tak akan tunduk kepada tekanan dari AS," kata Hu untuk menutup cuitannya.



Lebih lanjut, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang menyebut bahwa dirinya tak mengetahui jika perbincangan melalui sambungan telepon seperti yang diklaim oleh Trump itu benar-benar terjadi.

Dengan klaim sepihak yang tampaknya dilakukan oleh Trump, optimisme pelaku pasar bisa jadi akan meredup dan membuat mereka enggan untuk menyentuh instrumen berisiko di pasar keuangan Asia.

Sentimen ketiga yang perlu dicermati pelaku pasar adalah perkasanya dolar AS. Pada pukul 06:15 WIB, indeks dolar AS ditransaksikan menguat 0,45%. Klaim sepihak yang tampaknya dilakukan oleh Trump terkait dengan perkembangan hubungan dagang dengan China membuat pelaku pasar bermain aman dengan mengalihkan asetnya ke dolar AS selaku safe haven.

Hal ini sejatinya wajar saja. Jika China sampai dibuat berang oleh klaim sepihak dari Trump tersebut, yang ada justru perang dagang bisa kian tereskalasi.

Jika dolar AS terus perkasa di sisa hari ini, rupiah bisa kembali melemah dan terus memantik aksi jual dari investor asing di pasar keuangan Indonesia. Kala rupiah melemah, investor asing akan enggan untuk masuk ke instrumen keuangan yang berbasis rupiah lantaran mereka bisa menanggung yang namanya kerugian kurs.

Melansir data dari RTI, dalam sebulan terakhir (26 Juli 2019-26 Agustus 2019) investor asing tercatat membukukan jual bersih senilai Rp 8,41 triliun di pasar saham (pasar reguler).

Di pasar obligasi, kondisinya tak jauh berbeda. Melansir data yang dipublikasikan Direktoral Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, sepanjang bulan ini (hingga perdagangan tanggal 22 Agustus) investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 4,84 triliun.

BERLANJUT KE HALAMAN 4 -> Simak Data dan Agenda Berikut (ank)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular