
Newsletter
Trump "Ancam" China (Lagi) & Dag Dig Dug Kebijakan The Fed
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
31 July 2019 07:00

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen berikut. Pertama tentu dari bursa Wall Street AS yang terkoreksi, hal ini tentunya dapat mempengaruhi pergerakan di bursa-bursa utama Asia termasuk bursa dalam negeri.
Sentimen kedua adalah penguatan dolar AS yang awet bergerak di level tertingginya sehingga berpotensi mengganjal pergerakan rupiah menuju penguatan. Pada pukul 06:21 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,01% pada level 98,05. Level-level tertingginya dalam satu tahun terakhir.
Sentimen ketiga adalah hasil dari pertemuan delegasi AS dengan China yang dihelat di Shanghai yang akan berakhir hari ini. Komentar Presiden Trump masih belum memuaskan harapan para pelaku pasar, perkembangan positif serta konstruktif dari jalannya pertemuan tersebut berpotensi membuat bursa-bursa utama dunia bergairah.
Sentimen keempat yaitu dari kenaikan harga minyak. Pada pukul 06:28 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet di pasar spot dunia naik masing-masing 1,55% dan 2,37%.
Seperti dilansir CNBC International, kenaikan harga minyak mentah dunia masih dipengaruhi potensi pemangkasan suku bunga oleh the Fed. Kebijakan tersebut berpotensi menggairahkan dunia bisnis dan meningkatkan permintaan minyak mentah.
Berikut pergerakan minyak mentah jenis brent yang menjadi acuan Pemerintah:
Bagi rupiah, koreksi harga minyak menjadi sebuah berkah. Pasalnya Indonesia adalah negara net importir minyak, yang mau tidak mau harus mengimpor demi memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Saat harga minyak turun, maka biaya importasinya menjadi lebih murah. Beban di neraca perdagangan dan transaksi berjalan (current account) akan lebih ringan, sehingga rupiah punya fondasi kuat untuk terapresiasi.
Next >>> (yam/yam)
Sentimen kedua adalah penguatan dolar AS yang awet bergerak di level tertingginya sehingga berpotensi mengganjal pergerakan rupiah menuju penguatan. Pada pukul 06:21 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,01% pada level 98,05. Level-level tertingginya dalam satu tahun terakhir.
Sentimen ketiga adalah hasil dari pertemuan delegasi AS dengan China yang dihelat di Shanghai yang akan berakhir hari ini. Komentar Presiden Trump masih belum memuaskan harapan para pelaku pasar, perkembangan positif serta konstruktif dari jalannya pertemuan tersebut berpotensi membuat bursa-bursa utama dunia bergairah.
Sentimen keempat yaitu dari kenaikan harga minyak. Pada pukul 06:28 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet di pasar spot dunia naik masing-masing 1,55% dan 2,37%.
Seperti dilansir CNBC International, kenaikan harga minyak mentah dunia masih dipengaruhi potensi pemangkasan suku bunga oleh the Fed. Kebijakan tersebut berpotensi menggairahkan dunia bisnis dan meningkatkan permintaan minyak mentah.
Berikut pergerakan minyak mentah jenis brent yang menjadi acuan Pemerintah:
Bagi rupiah, koreksi harga minyak menjadi sebuah berkah. Pasalnya Indonesia adalah negara net importir minyak, yang mau tidak mau harus mengimpor demi memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Saat harga minyak turun, maka biaya importasinya menjadi lebih murah. Beban di neraca perdagangan dan transaksi berjalan (current account) akan lebih ringan, sehingga rupiah punya fondasi kuat untuk terapresiasi.
Next >>> (yam/yam)
Next Page
Simak Agenda dan Data Berikut Ini
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular