
Newsletter
Dilema Rupiah: Dolar AS Lemah, Tapi Harga Minyak Melonjak
Hidayat Setiaji & M Taufan Adharsyah & Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
09 April 2019 05:14

Sementara tiga ineks utama di Wall Street ditutup variatif. Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,32%, S&P 500 naik tipis 0,1%, dan Nasdaq Composite bertambah 0,19%.
DJIA terbeban akibat harga saham Boeing yang anjlok sampai 4,44%. Penyebabnya adalah pemangkasan produksi pesawat tipe 737 MAX dari 52 unit/bulan menjadi 42 unit/bulan, setelah tragedi jatuhnya pesawat milik Lion Air dan Ethiopian Airlines.
Tidak hanya itu, langkah berbagai negara 'mengandangkan' Boeing 737 MAX juga akan sangat mempengaruhi kinerja keuangan perseroan. Bank of Amerika Merrill Lynch menurunkan rekomendasi atas saham Boeing dari beli menjadi netral. Awalnya dampak dari kejadian ini diperkirakan terasa selama 3-6 bulan, tetapi kemudian direvisi menjadi lebih lama yaitu 6-9 bulan.
Namun S&P 500 dan Nasdaq masih bisa menguat karena investor memanfaatkan situasi sebelum musim laporan keuangan (earnings season). Ada kekhawatiran terhadap earnings season kuartal I-2019, karena kemungkinan laporan keuangan emiten-emiten di Wall Street akan dihiasi warna merah.
Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan rata-rata laba bersih emiten di S&P 500 terkontraksi 2,3% year-on-year (YoY) pada kuartal I-2019. Sebenarnya koreksi laba ini sangat wajar mengingat basis yang tinggi pada tahun sebelumnya.
Kita semua tentu masih ingat bahwa kuartal I-2018 adalah masa puncak 'bulan madu' di AS, semua bahagia karena baru merasakan dampak pemotongan tarif Pajak Penghasilan (PPh). Kini dampak dari kebijakan tersebut sudah sirna, semua kembali normal. Jadi wajar saja kalau laba perusahaan ikut turun.
Sebelum earnings season dimulai, investor masih ingin merasakan nikmatnya penguatan. Sebab nantinya ketika earnings season terjadi dan didominasi warna merah, penguatan sepertinya bakal menjadi pemandangan langka.
"Kita sudah cukup lama menikmati penguatan, dan apa yang terjadi hari ini adalah mentalitas menit-menit terakhir. Menang jelang menit-menit terakhir seperti ini biasanya pasar saham menunjukkan performa yang baik," kata Charlie Ripley, Senior Market Strategist di Allianz Investment Management yang berbasis di Minneapolis, mengutip Reuters.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
DJIA terbeban akibat harga saham Boeing yang anjlok sampai 4,44%. Penyebabnya adalah pemangkasan produksi pesawat tipe 737 MAX dari 52 unit/bulan menjadi 42 unit/bulan, setelah tragedi jatuhnya pesawat milik Lion Air dan Ethiopian Airlines.
Tidak hanya itu, langkah berbagai negara 'mengandangkan' Boeing 737 MAX juga akan sangat mempengaruhi kinerja keuangan perseroan. Bank of Amerika Merrill Lynch menurunkan rekomendasi atas saham Boeing dari beli menjadi netral. Awalnya dampak dari kejadian ini diperkirakan terasa selama 3-6 bulan, tetapi kemudian direvisi menjadi lebih lama yaitu 6-9 bulan.
Namun S&P 500 dan Nasdaq masih bisa menguat karena investor memanfaatkan situasi sebelum musim laporan keuangan (earnings season). Ada kekhawatiran terhadap earnings season kuartal I-2019, karena kemungkinan laporan keuangan emiten-emiten di Wall Street akan dihiasi warna merah.
Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan rata-rata laba bersih emiten di S&P 500 terkontraksi 2,3% year-on-year (YoY) pada kuartal I-2019. Sebenarnya koreksi laba ini sangat wajar mengingat basis yang tinggi pada tahun sebelumnya.
Kita semua tentu masih ingat bahwa kuartal I-2018 adalah masa puncak 'bulan madu' di AS, semua bahagia karena baru merasakan dampak pemotongan tarif Pajak Penghasilan (PPh). Kini dampak dari kebijakan tersebut sudah sirna, semua kembali normal. Jadi wajar saja kalau laba perusahaan ikut turun.
Sebelum earnings season dimulai, investor masih ingin merasakan nikmatnya penguatan. Sebab nantinya ketika earnings season terjadi dan didominasi warna merah, penguatan sepertinya bakal menjadi pemandangan langka.
"Kita sudah cukup lama menikmati penguatan, dan apa yang terjadi hari ini adalah mentalitas menit-menit terakhir. Menang jelang menit-menit terakhir seperti ini biasanya pasar saham menunjukkan performa yang baik," kata Charlie Ripley, Senior Market Strategist di Allianz Investment Management yang berbasis di Minneapolis, mengutip Reuters.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular