
Newsletter
Waspada, Dolar AS Masih Perkasa
Hidayat Setiaji & Anthony Kevin & Raditya Hanung, CNBC Indonesia
27 June 2018 05:50

Dari Wall Street, tiga indeks utama berhasil bangkit setelah terkoreksi lumayan dalam pada perdagangan kemarin. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,12%, S&P 500 menguat 0,22%, dan Nasdaq bertambah 0,43%. Kenaikannya memang masih relatif terbatas.
Laju Wall Street didukung oleh saham-saham sektor energi yang naik sampai 1,4%. Penyebabnya adalah kenaikan harga minyak akibat desakan AS agar negara-negara sekutunya menghentikan impor impor minyak dari Iran.
Mengutip Reuters, seorang pejabat senior di pemerintahan Presiden Trump menyebutkan Washington ingin agar negara-negara sekutunya, termasuk China dan India, untuk menghentikan impor minyak dari Negeri Persia mulai November. Tujuannya adalah agar akses pendanaan bagi Teheran semakin terbatas.
"Kami meminta mereka untuk menuju nol (impor minyak dari Iran). Kami akan mengisolasi sumber-sumber dana bagi Iran dan kami akan tunjukan aksi jahat mereka di berbagai negara," tegas sang pejabat.
AS rencananya akan kembali mengenakan sanksi kepada Iran pada 4 November. Menurut sumber tersebut, Gedung Putih akan mengirim utusan ke Timur Tengah pekan depan untuk memastikan pasokan minyak dunia tetap aman setelah pasokan dari Iran diputus.
Namun kabar tersebut tetap membuat investor menyangsikan pasokan minyak dunia jika produksi dari Iran benar-benar tidak bisa masuk ke pasar. Kekhawatiran kekurangan produksi membuat harga minyak terkerek ke atas.
Kenaikan harga minyak menjadi sentimen positif bagi saham-saham sektor energi. Saham Chevron naik 1,26% dan Exxon menguat 1,13%. Keduanya menjadi motor penggerak di Wall Street.
Kekhawatiran perang dagang juga sedikit mereda, meski belum betul-betul sirna dan bisa datang kapan saja. Pasalnya Kanada dikabarkan tengah menyiapkan kebijakan kuota dan bea masuk untuk impor baja, terutama dari China.
Hal ini ditempuh untuk mencegah membanjirnya baja asal China, karena Negeri Tirai Bambu sulit menembus pasar AS. Aura saling proteksi pasar dalam negeri masih sangat terasa.
Kemudian saham Harley-Davidson masih melanjutkan koreksi, tetapi lebih melandai yaitu hanya 0,6%. Rencana pabrikan moge (motor gede) ini untuk memindahkan fasilitas produksi demi menghindari bea masuk di Eropa membuat Trump geram.
"Harley-Davidson tidak akan pernah dibuat di negara lain, tidak akan! Para karyawan dan konsumen mereka sudah marah (karena rencana pemindahan fasilitas produksi). Kalau mereka pindah, lihat saja. Itu akan menjadi awal dari akhir, mereka akan menyerah. Aura mereka akan hilang dan mereka akan dikenakan pajak!" tegas Trump, seperti biasa, melalui cuitan di Twitter.
Trump tidak menjelaskan pajak seperti apa yang bakal dikenakan kepada Harley-Davidson dan mengapa mereka harus membayarnya. Gedung Putih pun belum memberikan penjelasan lebih lanjut.
(aji/aji)
Laju Wall Street didukung oleh saham-saham sektor energi yang naik sampai 1,4%. Penyebabnya adalah kenaikan harga minyak akibat desakan AS agar negara-negara sekutunya menghentikan impor impor minyak dari Iran.
Mengutip Reuters, seorang pejabat senior di pemerintahan Presiden Trump menyebutkan Washington ingin agar negara-negara sekutunya, termasuk China dan India, untuk menghentikan impor minyak dari Negeri Persia mulai November. Tujuannya adalah agar akses pendanaan bagi Teheran semakin terbatas.
"Kami meminta mereka untuk menuju nol (impor minyak dari Iran). Kami akan mengisolasi sumber-sumber dana bagi Iran dan kami akan tunjukan aksi jahat mereka di berbagai negara," tegas sang pejabat.
AS rencananya akan kembali mengenakan sanksi kepada Iran pada 4 November. Menurut sumber tersebut, Gedung Putih akan mengirim utusan ke Timur Tengah pekan depan untuk memastikan pasokan minyak dunia tetap aman setelah pasokan dari Iran diputus.
Namun kabar tersebut tetap membuat investor menyangsikan pasokan minyak dunia jika produksi dari Iran benar-benar tidak bisa masuk ke pasar. Kekhawatiran kekurangan produksi membuat harga minyak terkerek ke atas.
Kenaikan harga minyak menjadi sentimen positif bagi saham-saham sektor energi. Saham Chevron naik 1,26% dan Exxon menguat 1,13%. Keduanya menjadi motor penggerak di Wall Street.
Kekhawatiran perang dagang juga sedikit mereda, meski belum betul-betul sirna dan bisa datang kapan saja. Pasalnya Kanada dikabarkan tengah menyiapkan kebijakan kuota dan bea masuk untuk impor baja, terutama dari China.
Hal ini ditempuh untuk mencegah membanjirnya baja asal China, karena Negeri Tirai Bambu sulit menembus pasar AS. Aura saling proteksi pasar dalam negeri masih sangat terasa.
Kemudian saham Harley-Davidson masih melanjutkan koreksi, tetapi lebih melandai yaitu hanya 0,6%. Rencana pabrikan moge (motor gede) ini untuk memindahkan fasilitas produksi demi menghindari bea masuk di Eropa membuat Trump geram.
"Harley-Davidson tidak akan pernah dibuat di negara lain, tidak akan! Para karyawan dan konsumen mereka sudah marah (karena rencana pemindahan fasilitas produksi). Kalau mereka pindah, lihat saja. Itu akan menjadi awal dari akhir, mereka akan menyerah. Aura mereka akan hilang dan mereka akan dikenakan pajak!" tegas Trump, seperti biasa, melalui cuitan di Twitter.
Trump tidak menjelaskan pajak seperti apa yang bakal dikenakan kepada Harley-Davidson dan mengapa mereka harus membayarnya. Gedung Putih pun belum memberikan penjelasan lebih lanjut.
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular